Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
poster KDrama My Troublesome Star (instagram.com/channel.ena.d) | poster KDrama Aema (instagram.com/netflixkr)
poster KDrama My Troublesome Star (instagram.com/channel.ena.d) | poster KDrama Aema (instagram.com/netflixkr)

Industri hiburan Korea Selatan kembali menjadi sorotan, bukan hanya melalui konser KPop atau film layar lebar, tetapi juga lewat drama Korea yang mengambil latar belakang dunia hiburan itu sendiri. Tahun 2025 tampaknya menjadi era baru di mana kisah tentang selebriti, idol, reporter hiburan, hingga industri perfilman diproduksi dalam jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Beberapa judul pun sudah mencuri perhatian, seperti My Lovely Journey (2025) yang menggambarkan perjalanan seorang idol KPop yang gagal meraih ketenaran lalu banting setir menjadi reporter perjalanan. Ada juga My Troublesome Star (2025) yang mengisahkan misteri hilangnya seorang selebriti populer selama puluhan tahun, hingga Aema (2025) yang membawa penonton menjelajahi kerasnya industri perfilman Korea Selatan di era 1980-an.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa dunia hiburan menjadi tema utama dalam begitu banyak drama Korea tahun 2025? Dari sisi industri, ada dorongan untuk menampilkan kisah yang relevan dengan realitas sosial, terutama dengan meningkatnya minat publik pada kehidupan di balik layar para selebriti. Sementara dari sisi kreator, kisah yang berakar pada industri hiburan dianggap lebih dekat dengan penonton, sebab hampir semua orang memiliki pengalaman mengonsumsi produk hiburan, entah itu musik, film, atau drama. Dengan tema yang makin beragam, drakor bertema dunia hiburan bukan hanya menawarkan kisah glamor, tetapi juga konflik personal, kritik sosial, hingga pesan inspiratif. Mari kita bahas bersama alasan mengapa genre ini begitu marak diproduksi pada tahun 2025.

1. Relevansi dengan kehidupan nyata penonton

Gong Seung Yeon di KDrama My Lovely Journey (instagram.com/channela_insta)

Drama Korea bertema dunia hiburan menawarkan sesuatu yang terasa dekat dengan kehidupan penonton. Saat masyarakat global terus mengonsumsi musik KPop, film Korea, hingga variety show, wajar bila mereka juga tertarik menyaksikan kisah fiksi yang bersumber dari industri hiburan itu sendiri. My Lovely Journey (2025) misalnya, menggambarkan dilema seorang idol yang gagal mencapai popularitas meski sudah berusaha keras. Konflik semacam ini tidak asing lagi di dunia nyata, sebab banyak idol dan aktor menghadapi tekanan yang sama, meski jarang benar-benar terekspos di depan publik. Penonton akhirnya merasa bisa lebih memahami realitas yang dialami para selebriti melalui jalan cerita yang ditampilkan.

Selain itu, tema dunia hiburan juga menciptakan rasa keterhubungan emosional yang kuat. Penonton bisa melihat sisi manusiawi para selebriti fiksi, mulai dari perjuangan melawan rasa takut gagal, tekanan ekspektasi publik, hingga pencarian arti kebahagiaan sejati. Dengan cara ini, drama Korea tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi jendela untuk memahami kehidupan para tokoh publik yang selama ini terlihat penuh gemerlap. Elemen inilah yang membuat penonton makin penasaran dan drama bertema dunia hiburan semakin relevan untuk diproduksi.

2. Menawarkan kritik sosial yang tajam

cuplikan KDrama Aema (instagram.com/netflixkr)

Kehidupan selebriti kerap dianggap penuh dengan kemewahan, padahal di balik layar ada begitu banyak masalah yang jarang terungkap. Drama bertema dunia hiburan hadir sebagai medium untuk menyuarakan kritik sosial. Misalnya dalam Aema (2025), penonton diajak menyaksikan bagaimana industri perfilman Korea Selatan di era 1980-an penuh dengan intrik, ketidakadilan, hingga perebutan kekuasaan antara aktor, produser, dan rumah produksi. Cerita seperti ini menunjukkan sisi gelap dunia hiburan yang selama ini hanya menjadi rumor, tetapi kini divisualisasikan dengan lebih nyata dan dramatis.

Kritik sosial dalam drama semacam ini juga bisa membuka diskusi publik yang lebih luas. Isu seperti eksploitasi artis muda, standar kecantikan yang tidak realistis, hingga tekanan mental akibat popularitas menjadi sorotan penting. Penonton pun tidak hanya menikmati cerita, tetapi juga diajak merenung dan menilai kembali bagaimana dunia hiburan memengaruhi kehidupan nyata. Hal ini menunjukkan bahwa drama tidak sekadar menghibur, melainkan juga mendidik melalui pesan moral yang kuat.

3. Popularitas tema meta-drama yang kian meningkat

Jang Da A di KDrama My Troublesome Star (instagram.com/channel.ena.d)

Belakangan, konsep meta-drama atau drama yang bercerita tentang pembuatan hiburan itu sendiri semakin digemari. Penonton tampaknya memiliki rasa penasaran tinggi mengenai apa yang terjadi di balik layar sebuah produksi hiburan. Drama seperti My Troublesome Star (2025) menghadirkan kisah seorang selebriti yang menghilang selama puluhan tahun, lalu kembali dengan misteri besar yang mengguncang industri hiburan. Kisah seperti ini menambah daya tarik karena memadukan unsur glamor dunia hiburan dengan ketegangan ala thriller atau misteri.

Meta-drama juga memberikan variasi cerita yang lebih segar dibanding drama konvensional. Penonton bisa melihat proses audisi, dinamika antara agensi dan artis, hingga perjuangan seorang trainee sebelum debut. Semua itu terasa seperti mengintip dapur dunia hiburan yang selama ini hanya terlihat dari permukaannya saja. Tidak heran bila produser drama semakin tertarik mengangkat tema semacam ini, sebab respon penonton yang selalu antusias membuat rating dan popularitas drama bisa meningkat pesat.

4. Karakter dengan dimensi emosional yang kompleks

Gong Seung Yeon di KDrama My Lovely Journey (instagram.com/channela_insta)

Tokoh dalam drama bertema hiburan biasanya digambarkan dengan lapisan emosional yang lebih dalam. Seorang selebriti di layar kaca mungkin terlihat penuh percaya diri, namun di balik itu ada kerentanan, rasa kesepian, dan trauma masa lalu yang kerap jadi konflik utama. My Lovely Journey (2025) mencontohkan hal ini lewat karakter Kang Yeo Reum yang terlihat ceria, tetapi menyimpan kekhawatiran tentang masa depan setelah gagal mencapai popularitas. Hal ini membuat penonton lebih mudah merasakan empati.

Dengan menghadirkan karakter yang tidak sekadar glamor, drama semacam ini justru menciptakan daya tarik emosional yang kuat. Penonton bisa melihat bahwa para tokoh publik juga manusia biasa dengan perjuangan yang tidak jauh berbeda dari orang kebanyakan. Kompleksitas karakter inilah yang membuat cerita terasa realistis dan berlapis, sehingga drama tidak hanya menghibur tetapi juga menyentuh hati.

5. Pasar global yang semakin luas

cuplikan KDrama Aema (instagram.com/netflixkr)

Salah satu alasan utama mengapa drama bertema dunia hiburan semakin marak adalah karena pasar global yang terus berkembang. Popularitas KPop dan film Korea membuat penonton internasional ingin tahu lebih banyak tentang industri hiburan di baliknya. Produser drama pun menangkap peluang ini dengan menghadirkan cerita yang bisa dinikmati baik penonton lokal maupun internasional. Aema (2025) misalnya, bukan hanya relevan bagi penonton Korea Selatan, tetapi juga menarik bagi penonton luar negeri yang ingin memahami sejarah perfilman Korea Selatan.

Selain itu, drama bertema dunia hiburan lebih mudah dipasarkan secara global. Dengan memanfaatkan nama besar selebriti, tema universal tentang mimpi, kegagalan, dan kebahagiaan bisa diterima oleh audiens di berbagai negara. Inilah sebabnya platform OTT (Over-The-Top) hingga saluran TV besar Korea Selatan tak ragu untuk berinvestasi pada genre ini di tahun 2025. Kehadiran drama semacam ini menjadi bukti bahwa hallyu tidak hanya menyebarkan budaya pop Korea Selatan, tetapi juga memperkuat posisinya di kancah hiburan dunia.

Fenomena maraknya drama bertema dunia hiburan di tahun 2025 bukanlah kebetulan. Ada kombinasi relevansi sosial, kritik tajam, hingga peluang pasar global yang membuat genre ini semakin diminati. Bagi penonton, drama semacam ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membuka wawasan baru tentang kehidupan di balik gemerlap panggung hiburan Korea Selatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team