Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cut drama When Life Gives You Tangerines (instagram.com/netflixkr)
still cut drama When Life Gives You Tangerines (instagram.com/netflixkr)

Intinya sih...

  • Ae Sun menjadi pemimpin anti suap dan korupsi, memecahkan stereotip bahwa perempuan tidak bisa jadi pemimpin.
  • Gwang Rye berjuang mati-matian agar Ae Sun tidak hidup dalam budaya patriarki yang menghambat kebebasan perempuan.
  • Upaya Gwang Rye dan Ae Sun untuk memutus rantai patriarki dengan memberikan pendidikan terbaik dan melawan ketidakadilan sosial.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

When Life Gives You Tangerines telah menayangkan 4 episode terbaru pada Jumat (14/3/2025). Bergenre slice of life, drama ini menghadirkan banyak isu sosial yang kerap terjadi di masyarakat. Mulai dari diskriminasi kelompok menengah ke bawah, praktik suap, penganiayaan pekerja, hingga budaya patriarki antargenerasi.

Gwang Rye yang berusaha memutus rantai patriarki anaknya, Ae Sun, nyatanya belum berhasil hingga ia menghembuskan napas terakhir. Meski Ae Sun masih hidup dengan budaya patriarki, ia berusaha untuk mengedukasi anaknya agar tidak hidup seperti dirinya. Lantas, bagaimana upaya memutus patriarki di When Life Gives You Tangerines? Berikut adalah penjelasannya.

1. Gwang Rye melarang Ae Sun jadi haenyeo (penyelam perempuan) sejak kecil

still cut drama When Life Gives You Tangerines (instagram.com/netflixkr)

Gwang Rye yang diperankan oleh aktris senior, Yeom Hye Ran, banyak menarik perhatian penonton di episode pertama When Life Gives You Tangerines. Di balik sifatnya yang ketus dan pemarah, ia selalu ingin melakukan yang terbaik untuk anaknya. 

Melihat dirinya jadi tulang punggung keluarga dan hidup dengan penuh keterbatasan, ia tidak ingin Ae Sun menjadi seperti dirinya. Ia pun berjuang mati-matian mencari nafkah dengan menyelam tanpa henti. Meski pandai menyelam, ia tidak pernah sekalipun mengajarkan kemampuan itu kepada Ae Sun.

Di Jeju, haenyeo adalah pekerjaan lumrah bagi perempuan, terutama anak sulung. Mereka akan diajari menyelam sejak kecil agar kelak bisa membantu keluarga mencari nafkah. Gwang Rye tidak menginginkan hal itu terjadi kepada Ae Sun. Sebaliknya, ia justru berpesan kepada Ae Sun untuk meninggalkan Pulau Jeju agar ia tidak jadi babu keluarga Yeom.

2. Ae Sun mengajarkan Geum Myeong naik sepeda agar kelak ia tidak hanya berkutat di dapur

still cut drama When Life Gives You Tangerines (dok.Netflix/When Life Gives You Tangerines)

Ae Sun sangat senang saat Na Min Ok, ibu tiri Ae Sun memberikan sepeda bekas kepada Ae Sun. Ia tidak sabar ingin mengajari putrinya naik sepeda. Namun, keinginan itu dibantah oleh nenek Gwan Sik, menurutnya perempuan tidak perlu naik sepeda, toh pada akhirnya akan lebih sering mengurus rumah.

Beruntungya, Ae Sun memiliki suami yang selalu berpihak padanya. Ae Sun meminta Gwan Sik untuk tidak menjual sepeda itu. Jika naik sepeda pun tidak bisa, ia takut nantinya Geum Myeong akan menghabiskan hidupnya di dapur. Ia ingin Geum Myeong bebas melakukan apa pun, tidak hanya berkutat dalam pekerjaan domestik seperti dirinya.

3. Gwan Sik memilih pisah dan membawa keluarga kecilnya tinggal jauh dari orang tua

still cut drama When Life Gives You Tangerines (instagram.com/netflixkr)

Saat nenek Gwan Sik akan menjadikan Geum Myeong haenyeo, di situlah Ae Sun naik pitam. Luka lama Ae Sun belum sembuh, mengingat ibunya dulu meninggal muda karena penyakit pernapasan setelah bertahun-tahun jadi haenyeo, membuat ia menolak keras permintaan nenek Gwan Sik.

Gwan Sik yang baru pulang melaut menyaksikan pertengkaran hebat antara istri, ibu, dan neneknya. Ibu Gwan Sik mengaku kalau hari itu adalah pertama kalinya ia menampar Ae Sun. Tanpa pikir panjang, Gwan Sik memutuskan untuk pergi dari rumah ibunya. Ia berpikir kalau Ae Sun menikahinya karena ingin hidup bersama dirinya, bukan untuk menjadi menantu ibunya.

Andai saat itu Gwan Sik tidak berpihak pada Ae Sun hingga memutusukan untuk meninggalkan keluarganya, mungkin Geum Myeong tidak akan memiliki kebebasan menjalani hidup sebagai perempuan.

4. Ae Sun meniti karier jadi wakil hingga ketua komunitas nelayan di Jeju

still cut drama When Life Gives You Tangerines (instagram.com/netflixkr)

Saat rapat pemilihan ketua komunitas nelayan, Ae Sun terpilih jadi wakil ketua. Meski awalnya ia tidak tertarik dengan hal berbau politik, pada akhirnya ia menerima jabatan itu. Sebagai wakil ketua komunitas nelayan, Ae Sun sangat berintegritas, ia menjadi pemimpin yang anti suap dan korupsi. Sedangkan rekan kerjanya, Sang Gil (Choi Dae Hoon) yang saat itu menjabat sebagai ketua, justru merusak kepercayaan warga karena tidak mengutamakan kemakmuran nelayan Jeju.

Setelah melihat kebobrokan San Gil, Ae Sun yang awalnya tidak memiliki ambisi jadi ketua komunitas nelayan, akhirnya mencalonkan diri setelah mendapat dukungan penuh oleh ibu-ibu haenyeo. Ia pun berhasil menjadi perempuan pertama yang berhasil jadi ketua komunitas nelayan di Jeju. Keberanian, ambisi, integritas, dan rasa tanggung jawab yang dimiliki Ae Sun, perlahan mematahkan skeptis bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin.

5. Ae Sun dan Gwan Sik mendukung Geum Myeong menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi

still cut drama When Life Gives You Tangerines (instagram.com/netflixkr)

Meski Ae Sun gagal menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi, ia selalu berusaha memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Gwan Sik juga bekerja keras banting tulang agar kebutuhan keluarganya terpenuhi. Bahkan, mereka rela menjual rumah mereka di Jeju untuk membiayai kuliah Geum Myeong.

Berkat pola asuh Ae Sun dan Gwan Sik, Geum Myeong tumbuh menjadi perempuan yang pintar, berani, berambisi, dan jujur. Bahkan, Geum Myeong berani menolak permintaan ibu pacarnya saat ia diminta berhenti bekerja andai nanti menikah dengan anaknya. Geum Myeong sadar kalau ia berhak atas dirinya dan enggan hidup atas kehendak orang lain.

Itulah upaya yang dilakukan Gwang Rye dan Ae Sun untuk memutus patriarki. Memutus patriarki nyatanya tidak mudah karena patriarki sudah menjadi budaya lintas generasi yang melekat. Meski begitu, Gwang Rye dan Ae Sun berusaha keras untuk melawan agar generasi setelah mereka tidak merasakan hal yang sama. Hebat banget, ya! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team