Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cut drama Korea Queen Mantis
still cut drama Korea Queen Mantis (instagram.com/sbsdrama.official)

Dua kasus pembunuhan yang terjadi di yuridiksi Kepolisian Nambu, mengingatkan sang kepala investigasi akan pembunuhan berantai yang terjadi di tahun 2001 dalam penayangan perdana drakor Queen Mantis. Pola dan metode dua pembunuhan yang digunakan pelaku di tahun 2025 memiliki beberapa kesamaan dan disimpulkan sebagai tiruan dari pembunuhan berantai di tahun 2001.

Kepolisian Nambu akhirnya bekerja sama dengan pelaku pembunuhan tahun 2021, Jeong I Shin (Ko Hyun Jung) yang saat itu masih menunggu hukuman berupa eksekusi mati. Kerja sama ini berdampak pada ditemukannya beberapa perbedaan dari pembunuhan tahun 2001 dengan yang terjadi di tahun 2025 dalam Queen Mantis. Berikut ini rangkuman empat perbedaan tersebut.

1. Jumlah dan identitas korban

still cut drama Korea Queen Mantis (instagram.com/sbsdrama.official)

Pada pembunuhan berantai tahun 2001, jumlah korban mencapai lima orang, semuanya adalah laki-laki yang memiliki catatan kekerasan terhadap istri mereka, wanita lain, dan anak-anak. Namun, pada pembunuhan tahun 2025, jumlah korban hanya dua orang.

Meskipun kedua korban di tahun 2025 juga laki-laki, hanya korban pertama yang memiliki catatan kekerasan terhadap wanita. Perbedaan dalam jumlah dan latar belakang korban ini memberikan kesan bahwa meskipun ada pola serupa, motivasi di balik pembunuhan 2025 sedikit berbeda, dan lebih terbatas pada kekerasan yang dilakukan terhadap wanita.

2. Cara membunuh

still cut drama Korea Queen Mantis (instagram.com/sbsdrama.official)

Jeong I Shin menggunakan gergaji untuk memenggal kepala korbannya pada pembunuhan berantai tahun 2001. Cara ini menimbulkan rasa kenikmatan bagi pelaku dengan memenggal secara perlahan, yang secara jelas terlihat dari metode pembunuhan yang lebih terperinci dan penuh perencanaan.

Di sisi lain, pelaku pembunuhan tahun 2025 menggunakan kapak untuk memenggal kepala korban kedua dalam sekali tebas. Teknik yang digunakan di tahun 2025 lebih kasar dan langsung, menunjukkan bahwa pelaku mencari kesenangan bukan kenikmatan dari proses pembunuhan. Pelaku 2025 bertindak dengan lebih impulsif dan efektif.

3. TKP pembunuhan

still cut drama Korea Queen Mantis (instagram.com/sbsdrama.official)

Lokasi pembunuhan yang terjadi pada tahun 2025 lebih seadanya dan berantakan. Gudang tempat pembunuhan tersebut dilakukan tampaknya dipilih secara tergesa-gesa tanpa banyak persiapan. Pelaku tampaknya menggunakan alat yang ada di sekitarnya untuk melakukan pembunuhan tersebut.

Sebaliknya, pada pembunuhan tahun 2001, Jeong I Shin dengan cermat mempersiapkan lokasi pembunuhan dan menggunakan alat-alat yang dipilih dengan teliti, menunjukkan bahwa pembunuhan tersebut dilakukan dengan perencanaan yang matang dan bukan hasil dari tindakan spontan.

4. Profil pelaku

still cut drama Korea Queen Mantis (instagram.com/sbsdrama.official)

Profil pelaku dalam kedua kasus ini juga sangat berbeda. Berdasarkan analisis Jeong I Shin, pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku pada tahun 2025 tidak didorong oleh motif yang sama. Pelaku tahun 2025 membunuh semata-mata untuk kesenangan, seperti yang terlihat dari bagaimana ia memenggal kepala korban kedua dengan sekali tebas yang sangat bersih dan cepat. Pelaku ingin menunjukkan bahwa ia lebih unggul dari Jeong I Shin.

Pelaku 2025 tampaknya lebih mengutamakan efisiensi dan kepuasan pribadi, tanpa ada motivasi sosial atau pembalasan yang mendalam seperti yang dimiliki oleh Jeong I Shin, yang lebih memikirkan tentang “keadilan” atau balas dendam terhadap korban yang dianggapnya bersalah.

Meskipun terdapat kesamaan antara pembunuhan tahun 2001 dan 2025 dalam Queen Mantis, perbedaan-perbedaan tersebut memberikan gambaran tentang perubahan dalam pola tindak kejahatan yang dilakukan oleh pelaku. Dari jumlah korban, cara pembunuhan, TKP, hingga profil pelaku, semua ini menunjukkan bahwa meskipun ada tiruan yang jelas, pembunuhan tahun 2025 didorong oleh faktor yang lebih emosional dan impulsif, dibandingkan dengan perhitungan yang lebih matang pada tahun 2001. Perbedaan ini memperkaya plot cerita dan memberikan wawasan tentang psikologi pelaku kejahatan yang terus berkembang dalam drama ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team