Crime Scene Zero (dok. Netflix/Crime Scene Zero)
Episode pertama dibuka dengan dua pria berlari terburu-buru, senter di tangan, malam yang pekat, dan latar bekas rumah sakit jiwa. Saat mereka menemukan mayat tergantung di kabel listrik, suasana mencekam lalu potongan kamera berpindah ke studio. Para anggota mulai masuk satu per satu, memakai peran masing-masing. Sangat menjadi ciri khas dari Crime Scene.
Salah satu momen paling mencolok ketika Kim Ji Hoon yang langsung menangis begitu masuk ke ruang syuting. Seluruh pemain yang lain langsung melihat heran aksi sang aktor. Drama banget, saya sampai ikut tertawa geli melihat member baru ini tampak sudah beradaptasi dengan acara tersebut.
Meskipun bernama Zero, skalanya sama sekali tidak kecil. Adanya campur tangan Netflix langsung terlihat. Ada lift sungguhan dalam sebuah gedung yang dibangun, bukan lagi hanya petak-petak yang dituliskan 'lantai 1' dan 'lantai 2'. Gak ketinggalan, di ujung studio terdapat gundukan tanah yang menjadi gambaran longsor buatan. Lalu, ada mobil mewah asli yang ada di dalam studio! Rasanya seperti menonton gabungan antara teater interaktif dan drama investigasi.
Studio pun dibuat lebih luas, ruangan bertambah, dan setiap sudut bisa jadi tempat kejutan. Salah satunya adalah momen ketika Jang Jin menggeser rak pintu biru tua, dan ternyata itu menyembunyikan tempat voting borgol.
Tapi walau skala teknis naik, sisi nostalgia tetap dijaga. Salah satu contohnya adalah editan foto karakter yang sengaja dibuat kasar. Kepala Park Ji Yoon dan Kim Ji Hoon tampak lebih besar dibandingkan badan mereka, terlihat lucu dan janggal. Mungkin secara teknis bisa dibuat lebih rapi, mengingat persiapan tim produksi di elemen lain. Tapi justru itu bagian dari menawannya Crime Scene. Humor kecil yang menjaga agar tetap bersenang-senang di tengah pembunuhan fiktif.