Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Crime Scene Zero (dok. Netflix/Crime Scene Zero)
Crime Scene Zero (dok. Netflix/Crime Scene Zero)

Ada rasa yang tak tergantikan dari menyimak para selebriti memerankan karakter fiktif, lalu saling tuduh, saling diam-diam mencurigai, sambil berusaha memecahkan misteri kematian. Crime Scene bukan sekadar variety show, tetapi simulasi dunia kriminal yang absurd sekaligus adiktif. Dan ketika seri terakhirnya, Crime Scene Returns (2024) berakhir, saya kira itu adalah program penutup. Apalagi, mereka sempat berhenti dibuat pada 2017 lalu.

Namun, tahun ini Crime Scene Zero muncul sebagai bentuk comeback yang tak sekadar memuaskan kerinduan, tapi juga membawa napas baru setelah diambil alih oleh Netflix. Mengganti panggung, memperbesar skala, tapi tetap menyisakan unsur-unsur lama yang membuat saya terhanyut. Siapa pelakunya? Dan siapa yang akan ditangkap hari ini?

1. Walau Zero, Masih Tetap Crime Scene Banget

Crime Scene Zero (dok. Netflix/Crime Scene Zero)

Episode pertama dibuka dengan dua pria berlari terburu-buru, senter di tangan, malam yang pekat, dan latar bekas rumah sakit jiwa. Saat mereka menemukan mayat tergantung di kabel listrik, suasana mencekam lalu potongan kamera berpindah ke studio. Para anggota mulai masuk satu per satu, memakai peran masing-masing. Sangat menjadi ciri khas dari Crime Scene.

Salah satu momen paling mencolok ketika Kim Ji Hoon yang langsung menangis begitu masuk ke ruang syuting. Seluruh pemain yang lain langsung melihat heran aksi sang aktor. Drama banget, saya sampai ikut tertawa geli melihat member baru ini tampak sudah beradaptasi dengan acara tersebut.

Meskipun bernama Zero, skalanya sama sekali tidak kecil. Adanya campur tangan Netflix langsung terlihat. Ada lift sungguhan dalam sebuah gedung yang dibangun, bukan lagi hanya petak-petak yang dituliskan 'lantai 1' dan 'lantai 2'. Gak ketinggalan, di ujung studio terdapat gundukan tanah yang menjadi gambaran longsor buatan. Lalu, ada mobil mewah asli yang ada di dalam studio! Rasanya seperti menonton gabungan antara teater interaktif dan drama investigasi.

Studio pun dibuat lebih luas, ruangan bertambah, dan setiap sudut bisa jadi tempat kejutan. Salah satunya adalah momen ketika Jang Jin menggeser rak pintu biru tua, dan ternyata itu menyembunyikan tempat voting borgol.

Tapi walau skala teknis naik, sisi nostalgia tetap dijaga. Salah satu contohnya adalah editan foto karakter yang sengaja dibuat kasar. Kepala Park Ji Yoon dan Kim Ji Hoon tampak lebih besar dibandingkan badan mereka, terlihat lucu dan janggal. Mungkin secara teknis bisa dibuat lebih rapi, mengingat persiapan tim produksi di elemen lain. Tapi justru itu bagian dari menawannya Crime Scene. Humor kecil yang menjaga agar tetap bersenang-senang di tengah pembunuhan fiktif.

2. Kasusnya semakin bervariasi dan menarik

cuplikan Crime Scene Zero (dok. Netflix/Crime Scene Zero)

Empat episode yang sudah tayang rasanya belum cukup. Setiap kasus seolah dibuat untuk bikin saya duduk lebih tegak dan mulai ikut menganalisis. Kematian dokter Jang Jae In yang menggantung terbalik di kabel listrik di episode pertama sukses membuat suasana jadi creepy. Tapi belum usai, kasus kedua langsung hadir dengan penemuan mayat yang bikin menganga.

Alur kasusnya gak monoton dan malah semakin rumit. Saya sampai beberapa kali berubah pikiran soal siapa pelakunya. Awalnya curiga A, di tengah-tengah berpindah ke B. Saya gak bisa spoiler siapa tersangka paling mencurigakan supaya kamu bisa merasakan keseruannya menjadi detektif menembus layar gadget.

Hal yang paling membedakan musim ini adalah drama dan storyline benar-benar ditingkatkan. Di kasus kedua, bahkan ada banyak extras yang muncul sebagai pelayat di ruang duka studio. Detail seperti ini jarang kita temui di musim sebelumnya, yang biasanya mengandalkan footage pengganti. Ini memberikan atmosfer baru, lebih realistis dan sinematik.

3. Di tengah upgrade, ada satu hal yang kurang

Crime Scene Zero (dok. Netflix/Crime Scene Zero)

Meski banyak hal meningkat, satu hal kecil terasa hilang. Bagi penggemar lama, proses pemilihan karakter adalah bagian yang paling dinantikan. Biasanya, ada momen pemain memilih kartu karakter secara acak, lalu bereaksi kaget, senang, atau kecewa saat tahu peran mereka. Itu adalah bagian kecil tapi penting yang membuat kita merasa akrab dengan dinamika para pemain di episode berikutnya.

Di Crime Scene Zero, bagian ini seolah di-skip. Pemilihan karakter terjadi di luar layar. Dan buat penonton yang tidak mengikuti dari awal, bisa jadi ini membingungkan. Siapa memerankan siapa? Kenapa tiba-tiba Jang Dong Min berpakaian perempuan, lengkap dengan wig danriasan wajah, lalu diceritakan berpacaran dengan Kim Ji Hoon? Momen transisi ini seolah kurang dipedulikan.

Meski begitu, Crime Scene Zero tetap berhasil mengisi kerinduan. Ini adalah comeback yang ditunggu-tunggu, dengan rasa lama yang dibungkus dalam tampilan baru. Acara ini bukan cuma berhasil menjaga identitasnya, tapi juga tumbuh menjadi versi yang lebih megah. Jika kamu pencinta misteri, drama, dan komedi, ini tontonan wajib. Dan jika kamu penonton lama? Selamat datang kembali di TKP!

Editorial Team