Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Still cut drama Korea A Hundred Memories
Still cut drama Korea A Hundred Memories (Instagram.com/jtbcdrama)

Perempuan berambut pendek dalam balutan baju kondektur berwarna biru tua dan topi merah mengarahkan orang-orang untuk masuk ke dalam bus. Satat bus berhenti dan orang-orang hendak turun, perempuan itu menanti mereka di pinggir kereta sambil menerima tiket hingga uang recehan.

A Hundred Memories (2025) bukan hanya menyoroti kehidupan Go Young Rye sebagai kondukter bus nomor 100 dari Cheona Transportation. Namun, drakor ini akan menyajikan kisah dua sahabat yang menciptakan memori bersama di kala suka dan duka.

Desain produksi era 1980-an dipadukan dengan warna cokelat kekuningan tidak terlihat ketinggalan zaman, tapi justru sedap dipandang. Jangan nilai hanya dari tampak luarnya, simak review IDN Times tentang drakor A Hundred Memories (2025) berikut.

Peringatan: Artikel ini mengandung spoiler, ya.

1. Chemistry Kim Da Mi dan Shin Ye Eun yang manis, tapi bikin khawatir

Still cut drama Korea A Hundred Memories (Instagram.com/jtbcdrama)

Chemistry Kim Da Mi dan Shin Ye Eun sebagai bestie berhasil bikin penonton tersenyum. Pertemuan pertama mereka yang dipenuhi kekacauan, justru membuat keduanya semakin akrab dan saling melengkapi.

Namun, persahabatan yang karakter Go Young Rye (Kim Da Mi) dan Seo Jong Hee (Shin Ye Eun) sajikan justru membuat saya khawatir. Apakah persahabatan itu akan tetap terjalin, ketika masalah menerpa mereka? Terlebih lagi, potensi alur cinta segitiga kemungkinan besar akan penonton temui di episode-episode mendatang.

Mungkinkah A Hundred Memories (2025) akan seperti drama atau film lainnya yang berlaku tidak adil kepada salah satu karakter utamanya? Atau justru setiap karakter akan menjalin memori indah bersama-sama sampai akhir?

2. Desain produksi hingga sinematografi A Hundred Memories bikin visualnya semakin cantik

Still cut drama Korea A Hundred Memories (Instagram.com/jtbcdrama)

Visualnya cantik!

Dua kata tersebut sangat pas mendeskripsikan visual yang disajikan drakor A Hundred Memories (2025). Desain produksinya sangat sesuai menggambarkan tahun 1980-an, mulai dari bangunan, kendaraan, cara berpakaian, model rambut, gestur, hingga cara berbicara para karakternya.

Meski visualnya terlihat indah dengan paduan warna cokelat kekuningan, tapi kamu harus menaikkan kecerahan layar ke angka maksimal agar bisa melihat adegan demi adegan di drakor ini dengan jelas. Selain itu, pergerakan kamera hingga sudut pengambilan gambar menambah kesan indah sinematografi drakor ini.

3. Alurnya gak terlalu cepat, tapi tidak membosankan

Still cut drama Korea A Hundred Memories (Instagram.com/jtbcdrama)

Premis yang disajikan drakor ini sebenarnya sudah sering penonton temui. Namun, dengan kolaborasi para pemain utama, desain produksi dan sinematografi memanjakan mata, hingga latar pekerjaan para kondektur di tahun 1980-an, drakor ini justru memberikan nuansa baru yang menyegarkan.

Tempo cerita yang disajikan tidak terlalu cepat dengan durasi masing-masing episode sekitar 60 sampai 80 menit. Akan tetapi, penonton tidak akan dibuat bosan, karena setiap adegan yang muncul memang dibutuhkan dan tidak bertele-tele.

A Hundred Memories (2025) cocok bagi kamu penyuka drakor berlatar 1980-an tentang persahabatan, percintaan, persaingan, dan usaha mengejar impian. Kamu bisa menonton drakor ini secara legal di VIU dan Vidio, ya!

Editorial Team