Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Review Film Pretty Crazy, Rom-Com yang Manis dan Menghibur.jpg
Pretty Crazy (dok. CJ Entertainment/Pretty Crazy)

Setelah sukses lewat Exit (2019), Lee Sang Geun kembali dengan proyek yang lebih ambisius, Pretty Crazy (judul Korea: 2siui deiteu atau 2 O'Clock Date). Hadir dengan konsep yang segar, film ini mengisahkan Gil Goo (Ahn Bo Hyun), seorang pengangguran dengan rutinitas membosankan. Hingga suatu hari, ia berjumpa dengan Seon Ji (Im YoonA), seorang pembuat kue cantik yang menyimpan rahasia gelap: ia akan berubah menjadi iblis setiap pukul 2 dini hari.

Dari situlah kisah unik penuh tawa, ketegangan, sekaligus romansa manis antara Gil Goo dan Seon Ji dimulai. Lalu, apakah film ini berhasil menghadirkan kisah rom-com yang memikat sesuai ekspetasi penonton? Berikut ulasan kelebihan dan kekurangannya!

1. Chemistry Yoona dan Ahn Bo Hyun sukses bikin kesengsem

Pretty Crazy (dok. CJ Entertainment/Pretty Crazy)

Salah satu daya tarik terbesar film ini ada pada dua pemeran utamanya, Im Yoona dan Ahn Bo Hyun. Yoona sukses menampilkan dualitas Seon Ji: ramah dan manis di siang hari, misterius sekaligus menyeramkan di malam hari. Tahun 2025 sepertinya menjadi ladang dual performance di kancah perfilman. Setelah Theo James di The Monkey, Robert Pattinson di Mickey 17, Michael B. Jordan di Sinners, kini ada Yoona di Pretty Crazy.

Di sisi lain, Bo Hyun tampil meyakinkan lewat debutnya sebagai lead actor di layar lebar. Tingkah hingga ekspresi mukanya selalu membuat penonton tertawa. Bisa dibilang kalau chemistry keduanya juga terasa organik. Obrolan canggung di siang hari maupun momen tegang di malam hari berhasil menghadirkan dinamika yang bikin penonton senyum-senyum sendiri

Singkatnya, pasangan ini menjadi alasan kuat mengapa Pretty Crazy tetap enak diikuti selama 1 jam 55 menit.

2. Memadukan banyak genre, apakah berhasil?

Pretty Crazy (dok. CJ Entertainment/Pretty Crazy)

Ambisi besar sang sutradara untuk menggabungkan romansa, drama, komedi, fantasi, hingga okultisme memang patut diapresiasi. Hasilnya adalah film yang terasa segar, berbeda dari rom-com Korea kebanyakan. Banyak adegan lucu yang gong, momen horor saat Seon Ji berkeliaran di malam hari hingga drama emosional yang menyentuh hati di babak ketiga film.

Sayangnya, proses pencampuran genre alias genre bending ini tidak selalu mulus. Beberapa penonton mungkin merasa film kehilangan arah karena transisi nadanya tidak konsisten. Meski begitu, keberanian film ini untuk bermain di banyak lapisan tetap membuatnya menarik. Pretty Crazy bukan sekadar rom-com, melainkan tontonan segar dengan kejutan di akhir.

3. Apakah Pretty Crazy recommended untuk ditonton?

Pretty Crazy (dok. CJ Entertainment/Pretty Crazy)

Jawabannya iya, terutama bagi penggemar film rom-com yang ringan. Awalnya mungkin terasa agak membosankan, sampai pertengahan film menghadirkan twist yang menggugah. Barulah babak ketiga yang emosional. Yoona dan Ahn Bo Hyun berhasil menutupi banyak celah. Penampilan mereka membuat kisah cinta aneh ini terasa hidup dan menyenangkan untuk diikuti.

Bagi kamu yang mencari film thriller penuh darah atau drama keluarga yang serius, film ini mungkin bukan untukmu. Namun jika yang dicari adalah hiburan manis, lucu, sekaligus menyentuh hati dengan sedikit bumbu horor, Pretty Crazy jelas layak masuk daftar tontonanmu.

Editorial Team