Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim
still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Kepribadian Kim Nak Su (Ryu Seung Ryong) dalam drakor The Dream Life of Mr. Kim sering kali terlihat penuh ego, keras kepala, dan terobsesi dengan pencapaian. Namun, di balik sikap arogannya itu, terdapat masa lalu yang kelam dan penuh luka batin. Trauma masa kecil yang tidak pernah ia sembuhkan menjelma menjadi pola perilaku yang terus memengaruhi cara ia menjalani hidup, bekerja, dan mencintai keluarganya. Setiap sikapnya memiliki akar yang jauh lebih dalam daripada sekadar karakter yang keras.

Ketika hidupnya mulai berantakan, barulah penonton diajak melihat bahwa Kim Nak Su hanyalah seseorang yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang, pengakuan, dan dukungan yang semestinya ia terima sejak kecil. Trauma yang ia pendam selama bertahun-tahun inilah yang akhirnya membentuk karakternya sekarang. Berikut lima trauma terbesar yang memengaruhi cara hidup Kim Nak Su dalam drama ini.

1. Kurangnya afeksi membuatnya hidup dengan arogansi

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Sejak kecil, Kim Nak Su jarang menerima pelukan hangat, kalimat apresiatif, atau perhatian emosional dari orangtuanya. Kekurangan afeksi tersebut membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengekspresikan perasaan secara sehat.

Alih-alih menunjukkan kerentanan, ia menutupi kekosongan itu dengan arogansi. Ia ingin terlihat kuat dan tak tersentuh, padahal di balik semuanya ia hanya ingin dicintai. Sikap kerasnya di tempat kerja dan rumah sebenarnya berakar dari rasa takut untuk terlihat lemah.

2. Kurangnya apresiasi membuatnya selalu butuh validasi

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Kim Nak Su tumbuh dalam keluarga yang jarang memuji atau menghargai pencapaian anak-anaknya. Apa pun yang ia lakukan seolah tidak pernah cukup baik. Akibatnya, ia tumbuh dengan kebutuhan obsesif untuk divalidasi.

Setiap keberhasilan harus diakui oleh orang lain, setiap pencapaian harus dilihat sebagai prestasi besar. Dorongan untuk membuktikan diri inilah yang membuatnya bekerja tanpa henti, bahkan sampai ia kehilangan arah dan tujuan hidup.

3. Minimnya dukungan membuatnya memberi dukungan berlebihan pada anaknya

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Karena tidak pernah mendapatkan dukungan emosional dari orang tuanya, Kim Nak Su berusaha memutus rantai itu dengan menjadi ayah yang selalu hadir untuk anaknya, Kim Su Gyeom (Cha Kang Yoon). Ia memberikan dukungan tanpa batas, bahkan terkadang berlebihan.

Ia ingin anaknya merasa dicintai, dihargai, dan ditemani dalam setiap fase hidupnya. Namun, trauma masa kecil itu membuatnya sulit membedakan dukungan yang sehat dan dukungan yang menekan. Ia takut anaknya merasakan kekosongan yang sama seperti dirinya dulu.

4. Tidak pernah dianggap membuatnya butuh eksistensi

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Sejak dulu, keberadaan Kim Nak Su sering diabaikan, baik oleh orangtuanya maupun lingkungan sekitarnya. Rasa tidak dilihat ini tumbuh menjadi kebutuhan kuat untuk diakui keberadaannya. Ia ingin dihormati di kantor, diakui dalam keluarga besar, dan dilihat sebagai seseorang yang penting.

Trauma tidak dianggap ini membuat Kim Nak Su terobsesi dengan citra diri. Ia selalu ingin terlihat mapan, stabil, dan sukses, seolah itu satu-satunya cara agar ia diperhatikan.

5. Selalu dinomorduakan membuatnya memiliki jiwa kompetitif berlebihan

still cut drama Korea The Dream Life of Mr. Kim (dok. JTBC/The Dream Life of Mr. Kim)

Dalam keluarganya, Kim Nak Su tumbuh dalam bayang-bayang kakak yang selalu menjadi anak kebanggaan orang tua. Ia sering dibandingkan dan tidak pernah menjadi pilihan pertama.

Luka ini menumbuhkan jiwa kompetitif yang berlebihan dalam dirinya. Ia tidak hanya ingin sukses, tetapi ingin menang atas siapa pun yang ia anggap sebagai lawan. Kompetisi yang tidak sehat ini akhirnya mendorong Kim Nak Su pada banyak keputusan impulsif, termasuk saat ia mencoba menebus kekalahannya dengan pencapaian instan.

Trauma-trauma yang membentuk Kim Nak Su ini memperlihatkan bahwa dirinya bukan sekadar karakter arogan, tetapi seseorang yang berjuang dengan luka yang belum sembuh. The Dream Life of Mr. Kim berhasil menampilkan perjalanan emosional seorang pria yang mencoba memperbaiki hidupnya sambil melawan bayang-bayang masa lalu. Dari sosok Kim Nak Su, penonton bisa belajar bahwa menyembuhkan diri adalah proses panjang yang membutuhkan keberanian untuk berdamai dengan masa lalu yang penuh luka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team