video isi surat ibu Kim Sae Ron dari Garosero Institute (youtube.com/Garosero Institute)
Dalam surat tersebut, ibu Kim Sae Ron juga mengenang momen-momennya bersama sang putri. Sang ibu kemudian menutup suratnya dengan berjanji ia tahu apa yang terjadi sebenarnya, walaupun dunia tak tahu apa-apa mengenai apa yang dilalui Kim Sae Ron.
"'Ibu, haruskah kita berjalan di Hangang Park hari ini? Ibu, kita main badminton, yuk? Ibu, haruskah kita kerja sukarela dengan bibi dan Neoguri (kemungkinan nama anjing) hari ini? Ibu, aku melukis gambar yang ceria seperti yang kau inginkan. Ibu, aku ingin makan sup timun dingin. Ibu, bisakah membuat tumis teri untukku? Ibu, tolong nyalakan TV. Ibu, tolong nyalakan lampu. Ibu, nyalakan mesin cucinya. Ibu, aku takut gelap dan sunyi. Ibu, ibu, ibu...' Aku sering tiba-tiba terbangun karena aku masih bisa mendengarkan suara celotehanmu di sampingku, seolah kamu masih di sini.
Aku selalu berkata padamu jangan unggah foto. Hindari orang-orang dan pulanglah. Jangan pergi malam-malam. Jangan minum... Mengingatnya lagi, aku sadar yang aku lakukan hanyalah memintamu tidak melakukan banyak hal dan berhati-hati, tapi kamu ternyata hanya berusaha untuk menjalani hari setiap harinya.
Aku minta maaf, putriku. Aku selalu bilang aku percaya padamu, tapi sebenarnya aku berusaha sembunyi darimu. Aku minta maaf. Dan sekarang orang-orang menyuruhku untuk menjelaskan semuanya. Kenapa? Aku tidak tega membiarkanmu pergi seperti ini. Yang aku mau hanyalah permintaan maaf (dari mereka) yang membuatku terlihat seperti pembohong dan memastikan hal seperti ini tak terjadi lagi. Tapi yang aku dapatkan hanyalah kata-kata yang menyangkal keberadaanku dan permintaan penjelasan.
Sangat sulit, ya? Pasti berat sekali untukmu. Seberapa hancurnya hatimu selama 3 tahun ini? Semua waktu ini terbuang sia-sia padahal seharusnya kita lewati dengan penuh cinta. Jangan khawatir. Meski dunia tidak tahu, ibu tahu. Kami tahu. Teman-temanmu tahu. Dan orang-orang yang benar-benar mengenalmu, semuanya tahu. Dan aku akan baik-baik saja. Kamu mengatakan semua hal ini padaku, ingat?
'Jangan khawatir, Ibu. Walaupun seluruh dunia tidak tahu, aku tahu. Ada banyak kekacauan, ya?'
Aku minta maaf. Aku akan membiarkanmu beristirahat dengan tenang sekarang."