cover album D-2 (youtube.com/SUGA - Topik)
“Strange” berisi kritik sosial terhadap masyarakat yang telah dikendalikan oleh sistem kapitalisme. Mereka mulai dikendalikan hawa nafsu, hingga mengejar kekayaan materi sebagai ilusi. Parahnya lagi, sistem ini membuat banyak orang dipaksa mengejar mimpi yang sebenarnya hanyalah umpan untuk terus bekerja keras dan mengonsumsi segala hal yang ditawarkan oleh kapitalisme.
Sebab, kapitalisme dalam liriknya digambarkan menyuntikkan morfin bernama harapan dengan mimpi sebagai jaminan. Mimpi jadi kata yang membuat segalanya terlihat indah dan seolah memotivasi, tetapi sebenarnya menciptakan morfin atau perasaan ketagihan yang membuat seseorang lupa bahwa dia dikendalikan. Alhasil, pihak yang kaya semakin rakus. Sementara itu, mereka yang miskin hanya terjebak dalam buaian mimpi, hingga mereka bekerja keras dan jadi lebih konsumtif yang hanya menguntungkan pihak rakus.
Selain itu, lagu ini menyoroti bagaimana kapitalisme terus-menciptakan tren yang membuat banyak orang tak menyadari bahwa seleranya justru dikendalikan oleh pasar. Mereka jadi dipaksa menginginkan hal-hal yang tidak dibutuhkan, sampai saling membanding-bandingkan hal paling berkilau yang mereka miliki. Ironisnya, orang yang menyadari betapa buruknya sistem yang memprioritaskan keuntungan, kemewahan, dan uang ini justru sering dianggap aneh hingga ketinggalan tren.