4 Lagu KPop tentang Dampak Buruk Obsesi pada Uang, Kenyataan Pahit!

Uang telah dianggap sebagai sumber kebahagiaan utama bagi kebanyakan orang. Tanpa sadar, tekanan ekonomi hingga sistem kapitalisme membuat kita terjebak dalam obsesi untuk mengejar materi. Kita jadi dituntut untuk memilikinya agar bisa menikmati hidup.
Nah, berikut deretan lagu KPop yang menggambarkan realitas pahit tersebut. Liriknya mengekspresikan dampak buruk dari obsesi pada uang yang membuat kita melupakan banyak hal berharga lainnya. Sebab, kita jadi menganggap kebahagiaan bisa diukur berdasarkan jumlah kekayaan. Yuk, simak!
1. "Dirty Cash" - BIGBANG
“Dirty Cash” menyindir realitas sosial yang menganggap uang sebagai segalanya. Pasalnya, banyak orang telah kehilangan jati dirinya dan kepolosan dari kebahagiaan sederhana di masa lalu karena terjebak tekanan ekonomi. Lagu ini menyiratkan rasa rindu ketika hidup dulu lebih sederhana, ketika bahagia tak diukur oleh materi.
Lagu ini juga menggunakan frasa dirty cash untuk mendeskripsikan uang sebagai hal yang merusak kedamaian dalam hidup. Sebab, banyak orang yang jadi terobsesi pada materi dan diperbudak oleh uang hingga melupakan teman dan keluarga. Selain itu, liriknya mengungkap kenyataan pahit ketika orang yang memiliki impian tertentu dianggap tidak realistis karena kebahagiaan diukur berdasarkan jumlah kekayaan.
2. "Strange" - SUGA dan RM BTS
“Strange” berisi kritik sosial terhadap masyarakat yang telah dikendalikan oleh sistem kapitalisme. Mereka mulai dikendalikan hawa nafsu, hingga mengejar kekayaan materi sebagai ilusi. Parahnya lagi, sistem ini membuat banyak orang dipaksa mengejar mimpi yang sebenarnya hanyalah umpan untuk terus bekerja keras dan mengonsumsi segala hal yang ditawarkan oleh kapitalisme.
Sebab, kapitalisme dalam liriknya digambarkan menyuntikkan morfin bernama harapan dengan mimpi sebagai jaminan. Mimpi jadi kata yang membuat segalanya terlihat indah dan seolah memotivasi, tetapi sebenarnya menciptakan morfin atau perasaan ketagihan yang membuat seseorang lupa bahwa dia dikendalikan. Alhasil, pihak yang kaya semakin rakus. Sementara itu, mereka yang miskin hanya terjebak dalam buaian mimpi, hingga mereka bekerja keras dan jadi lebih konsumtif yang hanya menguntungkan pihak rakus.
Selain itu, lagu ini menyoroti bagaimana kapitalisme terus-menciptakan tren yang membuat banyak orang tak menyadari bahwa seleranya justru dikendalikan oleh pasar. Mereka jadi dipaksa menginginkan hal-hal yang tidak dibutuhkan, sampai saling membanding-bandingkan hal paling berkilau yang mereka miliki. Ironisnya, orang yang menyadari betapa buruknya sistem yang memprioritaskan keuntungan, kemewahan, dan uang ini justru sering dianggap aneh hingga ketinggalan tren.
3. "Money" - Dawn
“Money” membahas tentang rasa cinta dan benci terhadap uang. Liriknya menyoroti konflik batin antara kebutuhan dan dampak negatif dari uang yang memberi tekanan. Di satu sisi, uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan. Namun, tak bisa dimungkiri, uang jadi syarat untuk bisa bertahan hidup di dunia ini.
Selain itu, lagu ini menggambarkan kenyataan pahit, bahwa kita pada dasarnya diajarkan untuk mengejar kemewahan dan kenyamanan. Tanpa kedua hal itu, kita akan dianggap menjalani hidup dengan hina maupun pelit. Alhasil, kita terjebak dalam sistem yang membuat kita terus-menerus mengejar materi. Uang pun digambarkan bak matahari yang bersinar dengan menggoda, tapi juga membuat seseorang yang hidup dalam bayangan jadi takut akan cahaya atau tekanannya.
4. "Happiness" - Red Velvet
“Happiness” membuat pendengarnya tersadar, bahwa terkadang kita yang telah dewasa ini lupa, bahwa kebahagiaan bisa saja berasal dari hal-hal sederhana dari kegiatan keseharian. Lagu ini menyindir orang-orang yang terlalu fokus mengejar uang dan kekuasaan, sampai justru berakhir kesulitan karenanya.
Maka dari itu, liriknya mengajak mereka yang masih remaja untuk fokus bersenang-senang sebelum terperangkap dalam definisi kebahagiaan orang dewasa. Liriknya pun berpesan, betapa berbagai rutinitas sederhana pun dapat membawa pada kesenangan. Contohnya, dengan mengucapkan kasih sayang pada ibu begitu bangun pada pagi hari dan bersantai bersama teman. Hal-hal sederhana itu kadang sudah dilupakan karena kita terpaku akan materi.
Tak bisa dimungkiri, uang memang dibutuhkan untuk bertahan dan menikmati hidup di dunia ini. Meskipun demikian, terpaku untuk mengejarnya tidak selalu memberi dampak positif. Seperti yang dibahas dalam lagu di atas, kita bisa saja jadi semakin konsumtif untuk hal yang tak dibutuhkan hingga menganggap remeh hal berharga lainnya. Ada baiknya, jika kita tetap mampu mengendalikan diri.