Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret FIFTY FIFTY (instagram.com/we_fiftyfifty)
potret FIFTY FIFTY (instagram.com/we_fiftyfifty)

Topik seputar kontroversi FIFTY FIFTY hingga kini masih terus menyita perhatian dan hangat diperbincangkan. Bukan hanya karena berbagai fakta yang terungkap, tetapi juga latar belakang karier mereka yang dianggap memiliki potensi sangat baik. Yup, sebelum kontroversi mencuat, FIFTY FIFTY cukup diantisipasi oleh para penggemar KPop dan publik.

Hal ini tak terlepas dari lagu "Cupid" yang mereka bawakan berhasil meraih popularitas gemilang. Tetapi sayangnya, grup beranggotakan 4 orang ini justru dianggap melewatkan 'kesempatan sekali seumur hidup'. Mengapa demikian? Simak penjelasannya berikut ini!

1. Pandangan pelatih idol profesional soal kontroversi FIFTY FIFTY

potret FIFTY FIFTY (instagram.com/we_fiftyfifty)

Dirangkum melalui Allkpop, seorang pelatih idol KPop profesional bernama In Ji Woong muncul di News1 Entertainment TV untuk menjelaskan kontroversi FIFTY FIFTY berdasarkan pengalamannya di industri musik Korea Selatan. Dirinya mengungkap jika grup ini terlena akan pengaruh yang diberikan oleh produser mereka, alih-alih tetap bersama dengan agensi yang menaungi.

In Ji Woong menjelaskan jika tak banyak idol yang dapat menjadi besar. Selain itu, sulit juga bagi agensi kecil menerima investasi dari pihak luar, padahal mereka butuh biaya yang besar untuk membuat sebuah grup idol. Hal inilah yang membuat CEO ATTRAKT merasa jika kesuksesan FIFTY FIFTY merupakan 'kesempatan sekali seumur hidup', sayangnya ia justru 'ditusuk' dari belakang oleh orang-orang yang dipercayainya.

2. Gugatan para anggota dianggap belum patut dilakukan

potret FIFTY FIFTY (instagram.com/we_fiftyfifty)

Selain merangkum kontroversi yang dialami oleh pelantun lagu "Cupid" itu, In Ji Woong juga memberikan pandangannya tentang gugatan para anggota terhadap agensi mereka. Diketahui jika seluruh anggota FIFTY FIFTY mengajukan penangguhan kontrak dengan alasan karena kurangnya transparansi data dan mereka mengklaim belum menerima pembayaran yang layak.

Padahal menurut pelatih idol KPop profesional ini, grup tersebut baru memiliki satu lagu yang sukses besar yaitu "Cupid". Mereka juga baru debut sekitar 200 hari, sehingga dapat dikatakan jika belum mencapai titik dalam karier mereka untuk menerima pembayaran. Hal ini karena mereka harus membayar label untuk semua uang yang awalnya diinvestasikan selama pelatihan dan pengasuhan mereka.

3. Sebuah lagu yang viral tak menjamin keuntungan

potret poster lagu Cupid milik FIFTY FIFTY (instagram.com/we_fiftyfifty)

Ada fakta menarik lain yang juga diungkap oleh pelatih idol KPop profesional, In Jin Woong. Masih dirangkum melalui sumber yang sama terungkap jika lagu digital yang viral tak menjamin membuat penyanyinya akan mendapatkan banyak keuntungan.

Sebaliknya ia menjelaskan jika konser, merchandise, dan album menjadi hal yang paling menguntungkan bagi mereka. Meskipun sebuah lagu berhasil mencapai tangga lagu Billboard sekali pun, keuntungannya akan dibagi ke sejumlah pihak seperti produser, penulis lagu, band musik, hingga komposer.

4. CEO mereka menghabiskan biaya seperti label besar melakukannya

potret FIFTY FIFTY (instagram.com/we_fiftyfifty)

Lebih lanjut In Jin Woong juga membagikan wawasannya tentang produksi musik yang telah dikeluarkan untuk FIFTY FIFTY. Berdasarkan pernyataan CEO ATTRAKT tentang biaya fantastis yang telah dihabiskannya, In Jin Woong justru menyoroti jika jumlah yang dikeluarkan sang CEO sama seperti label besar memberikannya untuk artis mereka.

Bahkan jumlah 1 milyar won atau Rp11,5 miliar yang dikeluarkan ATTRAKT untuk biaya MV FIFTY FIFTY dianggap setara uang yang dihabiskan untuk grup idol yang sudah mapan. Pelajaran individu di beberapa bidang yang diberikan oleh ATTRAKT bagi para trainee juga dianggap sangat langka terjadi di Korea Selatan. 

5. FIFTY FIFTY dianggap punya potensi menyusul kesuksesan BTS

potret FIFTY FIFTY (instagram.com/we_fiftyfifty)

Jauh sebelum kontroversi mencuat, sejumlah pihak menyebut jika FIFTY FIFTY dapat menyusul kesuksesan BTS. Hal ini pun juga disoroti oleh In Jin Woong mengingat latar belakang mereka yang sama-sama berasal dari perusahaan kecil-menengah. 

Tetapi jika BTS dengan perusahaan kecil mereka tetap bersama memulai di masa-masa sulit, hal ini tak terjadi pada FIFTY FIFTY. Padahal jika mereka tetap bersama dengan perusahaan, maka FIFTY FIFTY pun dapat melakukannya dengan lebih baik.

Situasi yang dialami oleh FIFTY FIFTY ini memang cukup rumit dan mungkin menjadi hal baru di industri musik Korea Selatan. Semoga apa yang terjadi bisa memberikan pengalaman bagi mereka yang terlibat sekaligus pihak-pihak lain yang berada di industri yang sama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team