cuplikan video musik "I ≠ DOLL" (dok. HYBE Labels/LE SSERAFIM)
“I ≠ DOLL” memiliki gaya penamaan yang unik, karena dapat bermakna tiga kata, I yang berarti ‘saya’, DOLL atau ‘boneka’, dan IDOL yang artinya ‘idola’. Tanda ≠ 'tidak sama dengan' yang memisahkan huruf I dengan kata DOLL, bermakna 'bukan' yang mengartikan bahwa 'saya bukanlah boneka'.
"Saya" di sini bermakna ganda, yaitu Yunjin dan idol. Di lagu ini secara tidak langsung, Yunjin juga mewakili perasaan para idol KPop. Makna yang terkandung dari judul sejalan dengan lirik Idol doesn’t mean your doll to f**k with yang artinya ‘idol bukanlah boneka yang dapat kaumainkan’.
Boneka memiliki arti benda yang dapat dimainkan. Perumpamaan boneka yang disamakan dengan idol, bermakna seolah-olah mereka adalah objek pasif yang harus menerima segala perlakuan publik. Berbeda dari boneka yang tidak memiliki emosi, idol adalah manusia biasa yang memiliki perasaan. Sewaktu-waktu mereka dapat terluka secara fisik dan mental.
Banyak berita tentang idol yang menerima ujaran kebencian hanya karena perilaku mereka yang dianggap berlebihan atau tidak sopan. Semua itu tidak sesuai dengan figur idol dengan image sempurna yang berkembang di masyarakat. Tuntutan ini yang menjadi beban bagi para idol karena mereka dianggap sebagai sosok "panutan" yang harus memberikan contoh baik bagi masyarakat.
Perilaku toksik juga tak hanya diperlihatkan oleh haters, fans sering kali mengatur kehidupan pribadi para idol. Contoh yang paling umum, banyak fans yang tidak menerima jika idola mereka berkencan atau sekadar terlihat berinteraksi dengan lawan jenis dari grup lain. Secara disadari atau tidak, karena tidak ingin memunculkan skandal dan rumor, para idol terlihat membatasi ruang interaksi dengan member grup lain.