KG eks VCHA (instagram.com/iamkgcrown)
Adapun detail laporan KG tersedia untuk umum dan dapat diakses secara daring, karena gugatan diajukan di Amerika. Dalam dokumen berisi 77 halaman tersebut, KG menyinggung masalah jadwal yang padat, pembayaran yang tak adil, hingga mengalami pelecehan selama latihan.
KG melaporkan jadwal yang yang padat sejak pagi hingg tengah malam lewat. Bahkan, waktu luang yang diberikan perusahaan hanya saat para member tidur.
Dengan status trainee, JYP Entertainment hanya membayar KG sebesar 500 dolar AS (Rp 7,9 juta). Padahal, dorm dan fasilitas lain yang dibuat agensi menimbulkan utang trainee. Dikatakan juga kalau terkadang, kontrak, beberapa bahkan dalam bahasa Korea, diberikan kepada grup tanpa ada waktu untuk mempelajarinya. KG dinyatakan tidak menghasilkan uang apa pun dan diberi tahu bahwa ia berutang 504,3 ribu dolar AS (Rp7,9 miliar).
- Pengawasan diet yang ketat
Para member pun dipaksa menjaga berat badan secara ketat. Tak jarang, staf memerintahkan para member untuk tidak makan. Lebih ekstrem lagi, terdapat kamera pengawas yang dipasang untuk memantau konsumsi makanan mereka. Menjadi catatan, kamera ini awalnya tidak diketahui oleh grup tersebut. JYP lalu berjanji bahwa tidak akan ada kamera di dalam tempat tinggal grup tersebut.
Selama latihan menari, KG diseleksi dan dipaksa melakukan gerakan tari ratusan kali hingga tidak diberi air sampai ia melakukannya dengan benar. Hal ini menyebabkan tendon bahunya robek, tetapi tetap dipaksa bekerja.
Semua anggota dilaporkan mengalami beberapa cedera beruntun saat berlatih, termasuk pergelangan kaki terkilir. Mereka dipaksa untuk terus menari selama dua belas jam sehari, dan staf tidak mengizinkan anggota untuk bersantai. KG juga sempat menderita radang tenggorokan, tapi berakhir dimarahi karena sakit.
Kondisi dengan banyak tekanan ini membuat salah satu member mulai melukai diri sendiri. Di sisi lain, ada juga yang mengalami gangguan makan yang parah serta mencoab mengakhiri hidupnya dengan mengonsumsi pil.
Terakhir, KG dan para anggota disebut sering menjadi sasaran pelecehan verbal dari para staf. Seorang instruktur tari disebutkan sempat memarahi KG di depan seluruh anggota dan mengakibatkan salah satu anggota berlari keluar ruangan sambil menangis.