Print on Demand adalah sistem di mana buku yang kita tulis, hanya akan dicetak kalau sudah ada permintaan. Jenis penerbitan ini melibatkan pihak ketiga. Ada yang bisa memproses editing sampai distribusi sendiri. Ada juga mini publisher yang menawarkan paket jasa tersebut.
Keunggulan metode penerbitan ini adalah alur dari menulis sampai terbit, terbilang cukup teratur. Apalagi kalau kamu menggunakan paket jasa dari mini publisher. Kamu tidak perlu susah mencari orang untuk mengedit, membuat ilustrasi, sampai layout karena sudah ada di dalam paketnya.
Kamu bisa bikin teaser menarik untuk promosi buku dan modelnya juga menyesuaikan kantong. Cari saja paket yang termurah.
Namun kekurangan dari Print on Demand adalah distribusi dan pemasaran bisa jadi tidak seluas konvensional. Ini karena karyamu tidak terpampang di toko buku. Karena melibatkan pihak ketiga, kamu juga perlu berbagi profit dengan penyalur.
Kemudian, memilih paket dari mini publisher berarti mengeluarkan dana dan ada potensi tidak impas meskipun kecil jumlahnya. Persaingan dengan penulis lain, apalagi yang sudah punya nama, bisa membuatmu dianggap remeh.
Itu dia cara menerbitkan buku sendiri tanpa langkah konvensional. Menarik dicoba, bukan? Sekali lagi, perhatikan kekuatan dan kelebihan masing-masing cara penerbitan, ya! Sesuaikan dengan modal yang kamu miliki dan seberapa kuat tenagamu untuk menerbitkan secara lebih independen.
Yakinkan juga dirimu, apakah kamu ingin menerbitkan buku hanya untuk memiliki bukti fisik, diapresiasi, atau menjadikannya profesi sekaligus menceruk keuntungan?