5 Alasan Kenapa Tidak Boleh Bekerja Terlalu Lama, Kurang Produktif?

Akhir- akhir ini bekerja selama 24/7 telah menjadi hal yang biasa dalam budaya kerja saat ini. Hasil penelitian yang dilansir laman BetterUp menunjukkan 92 persen responden mengakui bahwa mereka secara teratur bekerja di malam hari dan akhir pekan. Sebanyak 40 persen lainnya mengatakan bahwa jam kerja mereka telah meningkat selama tiga hingga lima tahun terakhir.
Namun, selalu bekerja berjam-jam sebenarnya sangat jauh dari kata normal atau sehat. Berikut adalah lima alasan mengapa bekerja terlalu lama justru tidak baik untuk dilakukan.
1. Risiko kesehatan mental dan fisik
Jam kerja atau lamanya waktu bekerja di Indonesia telah diatur secara pasti melalui peraturan perundang- undangan, seperti UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUK 13/2003) dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 35 Tahun 2021, bagian dari UU Cipta Kerja.
Berdasarkan kedua aturan ini, batas waktu kerja maksimal adalah 40 jam seminggu. Aturan seperti ini dibuat bukan tanpa alasan, tujuannya untuk menjaga kualitas sumber daya manusia yang bekerja di setiap perusahaan atau instansi.
Kualitas yang dimaksud adalah kesehatan fisik dan psikologis karyawan. Hasil penelitian dari WHO dan ILO tahun 2016 menunjukkan bahwa ratusan ribu orang meninggal dengan stroke dan serangan jantung yang disebabkan karena bekerja selama setidaknya 55 jam dalam seminggu.
Mungkin dampak seperti ini masih bisa diabaikan oleh anak muda yang merasa kondisi fisiknya masih sangat prima. Namun, sebenarnya bukan hanya kesehatan fisik saja yang bisa terganggu, melainkan kesehatan mental juga.
Bekerja melebihi waktu yang dianjurkan bisa menyebabkan stres, kelelahan emosional, burnout, hingga meningkatkan risiko depresi. Jika tidak ditangani dengan baik, pada akhirnya juga bisa jadi penyebab kesehatan fisik kamu semakin menurun.
2. Menurunkan tingkat kepuasan kerja
Bekerja terlalu lama berarti mengambil waktu istirahat yang seharusnya bisa digunakan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, atau sekadar me time. Jika waktu libur pun harus dihabiskan untuk bekerja, lalu bagaimana kamu bisa bersenang- senang? Ini pastinya akan membuat kamu semakin mudah stres, sebab yang paling sering kamu temui adalah pekerjaan, bukan sesuatu atau seseorang yang kamu sukai.
Kadar stres dan burnout yang semakin tinggi juga akan menurunkan tingkat kepuasan kerja. Lama kelamaan kamu justru bisa menjadi tidak nyaman dengan perusahaan tempat kamu bekerja. Bisa jadi kamu juga akan memandang buruk kepada atasan atau petinggi instansi yang menyebabkan kamu harus bekerja terlalu lama. Pada akhirnya, hal ini bisa mendorong peningkatan turnover dan disfungsi di tempat kerja.
3. Hidup jadi tidak seimbang
Para profesional yang bekerja berjam-jam hingga malam hari dan bahkan di akhir pekan tidak memiliki cukup waktu untuk kehidupan pribadi mereka. Mengabaikan kehidupan pribadi seperti itu bisa dengan cepat menyebabkan kelelahan dan hubungan personal dengan orang- orang terdekat menjadi bermasalah.
Maka, sangat penting untuk menemukan keselarasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Membagi waktu yang merata antara bekerja, istirahat dan olahraga adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang seimbang.
Ketika kamu berkembang, semua orang di sekitar kamu (termasuk rekan-rekan dan orang yang kamu cintai) juga ikut berkembang. Sehingga bukan hanya karier kamu saja yang naik, tapi kualitas hidup pribadi juga jadi lebih baik.
4. Tubuh jadi sulit beristirahat
Kapan terakhir kali kamu merasa cukup beristirahat? Apakah kamu sudah berada di situasi seperti bertahan hidup dengan memejamkan mata selama beberapa jam saja? Bekerja terlalu lama dan sedikit istirahat tidak selalu berarti kamu berkembang dengan baik. Para peneliti mengatakan bahwa tubuh kamu memang bisa mengatasinya, namun dengan konsekuensi jangka panjang yang serius.
Sebaliknya, saat kamu sudah terlalu lama memakai pola kerja yang berlebihan, efek negatifnya adalah tubuh kamu akan menjadi terbiasa dengan jam kerja yang panjang.
Tubuh akan sulit menjadi relaks, dan mengalami insomnia. Sehingga jika suatu saat kamu mulai memutuskan untuk berhenti dan kembali ke pola kerja yang normal, tubuh kamu justru akan sulit untuk beristirahat karena memerlukan waktu lagi untuk menyesuaikan dengan pola hidup yang baru.
5. Produktivitas justru akan menurun
Akankah bekerja berjam-jam selalu dihargai dengan pengakuan profesional? Penelitian justru menunjukkan bahwa hal ini tidak akan terjadi. Sebab, ada hubungan khusus antara beristirahat dengan kemampuan memecahkan masalah. Terus-menerus memaksakan diri terlalu keras akan mengurangi kemampuan kamu berpikir kreatif. Meskipun kamu bekerja dalam jangka waktu yang lama, kamu mungkin tidak mendapatkan hasil maksimal.
Tentu saja, semakin lama kamu bekerja, semakin besar kemungkinan kamu melakukan kesalahan. Kelelahan dan stres berdampak negatif pada perhatian dan konsentrasi, sehingga membuat kamu lebih mungkin melakukan kesalahan di tempat kerja. Bukannya meningkatkan karier, jam kerja yang panjang justru bisa berdampak buruk pada karier kamu.
Dari kelima alasan di atas, bisa disimpulkan bahwa sering bekerja tidak selalu menjamin kamu menjadi karyawan yang lebih baik. Bahkan, yang terjadi justru sebaliknya. Jadi, mulai sekarang perhatikan lagi bagaimana cara bekerjamu. Bekerja terlalu lama tentu bukan solusi di saat kamu merasa kurang produktif. Semoga bermanfaat.