Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan menunda pekerjaan
ilustrasi perempuan menunda pekerjaan (freepik.com/KamranAydinov)

Intinya sih...

  • Takut gagal (fear of failure) membuatmu menunda pekerjaan untuk menghindari kekecewaan.

  • Perfeksionisme yang berlebihan membuat sulit merasa puas dan terus menunda pekerjaan.

  • Rasa stres yang berlebihan bisa membuat otak kehilangan fokus dan menolak aktivitas berat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu mungkin sering merasa bersalah karena kebiasaan menunda pekerjaan, padahal tahu deadline sudah dekat. Banyak orang langsung mengaitkannya dengan rasa malas, padahal faktornya bisa jauh lebih kompleks. Dalam dunia psikologi, menunda pekerjaan justru bisa jadi tanda kamu sedang menghadapi tekanan emosional tertentu, bukan sekadar kurang motivasi.

Prokrastinasi alias menunda-nunda pekerjaan sering kali berakar dari kondisi mental yang belum tertata dengan baik. Ada emosi, ketakutan, dan pola pikir yang tidak disadari mendorong seseorang untuk menunda tugasnya. Yuk simak lima alasan psikologis kenapa kamu sering menunda pekerjaan dan bagaimana cara mengatasinya supaya bisa lebih produktif setiap hari.

1. Takut gagal (fear of failure)

ilustrasi perempuan melamun (freepik.com/benzoix)

Banyak orang menunda pekerjaan karena takut hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Ketakutan ini membuat otak menolak memulai pekerjaan agar terhindar dari kemungkinan kecewa. Akibatnya, kamu malah bersembunyi di balik aktivitas lain yang terlihat produktif tapi sebenarnya menghindar.

Untuk mengatasinya, ubah pola pikir bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Setiap proses punya nilai pembelajaran yang penting untuk perkembangan diri. Fokuslah pada progres kecil setiap hari agar rasa takut gagal perlahan berkurang.

2. Perfeksionisme yang berlebihan

ilustrasi perempuan menelepon (freepik.com/freepik)

Kamu mungkin menunggu waktu yang “sempurna” untuk memulai pekerjaan, padahal waktu itu gak akan pernah datang. Perfeksionisme membuatmu sulit merasa puas dan terus menunda karena ingin semuanya berjalan sempurna. Akhirnya, pekerjaan justru tak kunjung selesai karena kamu sibuk memperbaiki hal-hal kecil.

Cobalah menurunkan standar sedikit demi sedikit dan mulai dengan konsep good enough. Terkadang, langkah pertama yang sederhana jauh lebih berharga daripada rencana sempurna yang tak pernah dijalankan. Dengan begitu, kamu bisa belajar menikmati proses tanpa terbebani hasil akhir.

3. Terlalu banyak tekanan dan stres

ilustrasi pekerjaan kantor menumpuk (freepik.com/KamranAydinov)

Rasa stres yang berlebihan bisa membuat otak kehilangan fokus dan menolak aktivitas berat. Saat kamu merasa kewalahan, otak cenderung memilih hal yang memberi rasa nyaman sementara, seperti menonton video atau membuka media sosial. Ini cara tubuhmu melindungi diri dari kelelahan mental, meski dampaknya malah memperburuk produktivitas.

Untuk mengatasinya, atur waktu istirahat secara terjadwal agar energi mentalmu tetap stabil. Teknik time blocking bisa membantu memecah pekerjaan besar menjadi bagian kecil yang lebih mudah dikelola. Saat stres menurun, dorongan untuk menunda juga akan berkurang secara alami.

4. Kurangnya tujuan dan makna dalam pekerjaan

ilustrasi perempuan bosan (freepik.com/lookstudio)

Menunda pekerjaan bisa jadi tanda kamu kehilangan koneksi dengan makna di balik apa yang kamu kerjakan. Jika tugas terasa monoton atau tidak memberi kepuasan batin, wajar kalau motivasi ikut menurun. Kamu akhirnya menunda bukan karena malas, tapi karena gak tahu untuk siapa atau untuk apa kamu melakukannya.

Cobalah refleksi singkat tentang nilai dari setiap pekerjaan yang kamu lakukan. Mungkin ada manfaat kecil yang belum kamu sadari, seperti membantu rekan kerja atau meningkatkan kemampuan diri. Menemukan makna baru bisa menjadi bahan bakar motivasi yang membuatmu lebih bersemangat menyelesaikan tugas.

5. Kebiasaan manajemen waktu yang buruk

ilustrasi perempuan bekerja (freepik.com/cookie_studio)

Sering kali, menunda pekerjaan bukan karena tidak mau, tapi karena tidak tahu cara mengatur prioritas. Ketika semua tugas terlihat penting, kamu kebingungan harus mulai dari mana. Akhirnya, pilihan paling mudah adalah menunda dan berharap mood akan membaik nanti.

Untuk memperbaikinya, gunakan teknik sederhana seperti to-do list harian atau metode Pomodoro. Atur pekerjaan berdasarkan tingkat urgensi dan waktu penyelesaian realistis. Dengan manajemen waktu yang baik, kamu bisa mengontrol jadwal dan mengurangi kebiasaan menunda.

Menunda pekerjaan bukan tanda kamu malas, tapi sinyal bahwa ada hal yang perlu dibereskan di dalam diri. Dengan memahami penyebab psikologisnya, kamu bisa menemukan cara efektif untuk kembali produktif. Yuk, mulai atur langkah kecil dari sekarang agar setiap pekerjaan terasa lebih ringan dan bermakna!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team