Apakah kamu sedang berada di titik terendah sebagai seorang penulis? Dirimu mengalami patah semangat yang hebat dalam berkarya sehabis tulisanmu kena kritik atau ditolak editor. Kamu mengambek dengan gak mau lagi mengirimkan tulisan.
Jangankan mengirimkan lagi tulisan-tulisanmu yang lain. Kamu hendak membuka laptop saja rasanya malas sekali. Ketika dirimu membukanya malah cuma buat main gim atau menonton film. Mau sampai kapan kamu mengambek begini?
Yuk, sudahi masa-masa keterpurukan mentalmu sebagai seorang penulis. Pekerjaan ini memang gak cuma butuh kemampuan menulis, melainkan juga mental yang tangguh. Gak mau nulis lagi setelah dikritik atau ditolak lebih banyak kerugiannya dibandingkan rasa lega sesaat karena dirimu tak melakukannya lagi. Ini lima risiko yang akan kamu alami.