Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sekelompok orang melaksanakan rapat (pexels.com/Rebrand Cities)

Bagi karyawan, meeting jadi agenda tak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari. Entah harian, mingguan, atau bulanan, bersama rekan-rekan sedivisi atau antar fungsi, ada saja rapat yang harus dihadiri. Sayangnya, kegiatan satu ini kerap menyita waktu. Tak jarang, untuk mendiskusikan satu topik saja menghabiskan berjam-jam.

Tentunya, ini bisa menghambat produktivitas setiap anggota rapat. Waktu yang semestinya bisa digunakan untuk menyelesaikan tugas, malah terbuang karena membahas hal yang tak kunjung usai. Karena itu, dibutuhkan metode efektif agar meeting bisa berjalan efisien. Coba terapkan metode-metode berikut agar kegiatan rutin ini selesai tepat waktu.

1. Metode six thinking hats

ilustrasi sekelompok orang melakukan rapat (pexels.com/Christina Morillo)

Meeting biasanya dihadiri beberapa orang. Di sinilah letak permasalahannya. Setiap orang memiliki pendapat yang harus dipertimbangkan. Namun di beberapa kesempatan, mereka tak satu suara. Opininya saling berlawanan, bahkan tak jarang saling beradu argumen dan berakhir buntu.

Hal ini kerap tak terhindarkan. Namun jika dibiarkan, polanya akan terus berulang dan membuat meeting berakhir tanpa keputusan gemilang. Perbedaan pandangan dalam rapat sebenarnya adalah kekuatan. Ini membantu setiap orang melihat permasalahan dengan gambaran utuh dan menyadari adanya blind spot dalam point of view masing-masing.

Dengan demikian, satu kelompok rapat bisa mengambil keputusan yang efektif, inovatif, dan kreatif. Akan tetapi, ini hanya bisa dicapai dengan metode yang tepat. Metode six thinking hats misalnya. Ini adalah teknik berpikir yang dikembangkan oleh Edward de Bono untuk membantu kelompok dalam mengambil keputusan.

Metode ini membagi cara berpikir menjadi enam peran atau "topi" yang masing-masing mewakili sudut pandang atau perspektif yang unik. Setiap topi dapat “dipakai” secara individual maupun bersama-sama. Dilansir laman Debonogroup, ini penjelasan untuk masing-masing warna:

  1. White hat (topi putih): Ini melambangkan kesucian dan kemurnian. Saat "mengenakan" ini, peserta meeting menganalisis data, informasi, dan fakta yang ada, murni tanpa melibatkan emosi atau pendapat pribadi.
  2. Red hat (topi merah): Ini merepresentasikan emosi, perasaan, dan intuisi. Ketika mengenakannya, peserta meeting diperbolehkan mengekspresikan perasaan mereka tentang suatu masalah tanpa perlu membenarkan atau memberikan alasan.
  3. Black hat (topi hitam): Ini berfokus pada identifikasi potensi masalah atau risiko. Peserta berfokus pada apa yang mungkin salah, tantangan yang dihadapi, dan hambatan yang ada.
  4. Yellow hat (topi kuning): Ini mewakili optimisme dan berpikir positif. Peserta mencari manfaat, nilai positif, dan peluang yang terkait dengan suatu ide atau keputusan. 
  5. Green hat (topi hijau): Hijau biasanya identik dengan alam, yang biasanya melahirkan kreativitas, inovasi. Dengan mengenakan topi ini, peserta didorong untuk mengembangkan ide-ide baru, mencari solusi kreatif, dan berpikir out-of-the-box
  6. Blue hat (topi biru): Ini fokus pada pengendalian proses berpikir dan mengatur jalannya meeting. Peserta yang mengenakan topi ini akan memandu diskusi, memastikan bahwa setiap topi digunakan secara efektif, dan membantu dalam membuat kesimpulan. 

2. Metode the 10-minute rule

Editorial Team

Tonton lebih seru di