7 Pedoman Hidup agar Kamu Tak jadi 'Budak Korporasi'

Tuntutan pekerjaan yang tiada henti memang kerap membuat kita kewalahan. Tekanan dari tugas, persoalan dengan kolega atau bahkan atasan kerap kali harus kita hadapi. Meskipun begitu, pekerjaan tetap menuntut kita untuk selalu profesional dalam setiap kondisi. Hal tersebut tentu sangat menguras energi fisik dan mental kita. Kekelahan yang konstan dirasakan para pekerja tersebut diekspresikan dengan istilah Burn-out.
Burn-out atau sindrom kelelahan dalam bekerja ini tidak hanya mempengaruhi profesionalitas kita di kantor, tetapi juga kualitas hidup di luar kerja. Tak jarang orang-orang menghiraukan kebutuhan sehari-hari, kehidupan sosial, bahkan kesehatan mereka karena terlalu mendedikasikan hidup untuk bekerja.
Orang-orang seperti itu lah yang kerap disandingkan dengan istilah “budak korporasi”. Hidup mereka seakan-akan diperbudak oleh pekerjaan mereka hingga tidak punya waktu untuk diri sendiri.
Lelah terus–terusan jadi “budak korporat”? Pahami 7 motto hidup ini untuk mengatur balance antara hidup dan pekerjaanmu!
1. Kerja untuk hidup, bukan hidup untuk kerja
Saat ditanya apa tujuan kita bekerja? Pasti jawabannya akan bermacam - macam. Mungkin untuk menghidupi keluarga, meraih mimpi, bekal di hari tua, dan sebagainya.
Garis besarnya, kita bekerja karena kita hidup. Tetapi bukan berarti kita harus melupakan kehidupan di luar pekerjaan kita. Sekali lagi, kita bekerja untuk meneruskan hidup bukan hidup untuk bekerja. Walaupun pekerjaan kita penting, kita tetap harus memprioritaskan alasan kita bekerja yaitu kebahagiaan kita.