8 Alasan Orang Sukses Mengadakan Kelas Berbayar, Ilmunya Valid?

Apakah kalian sering merasa aneh kenapa orang yang mengaku sukses dalam artian berhasil mendapatkan keuntungan besar di suatu bidang justru membuka kelas berbayar?
Kenapa rahasia suksesnya tidak disembunyikan saja untuk diri sendiri? Apakah uang yang mereka hasilkan masih belum cukup atau justru kesuksesannya hanyalah sebuah kebohongan?
Artikel ini akan membedah beberapa alasan orang sukses mengadakan kelas berbayar. Semoga informasi yang tercantum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Selamat membaca!
1. Permintaan pasar
Percaya atau tidak, banyak orang yang bertanya kepada orang sukses mengenai rahasia kesuksesan mereka. Jika dijawab semua tentu bisa membuang waktu, tetapi jika tak dijawab bisa dikira sombong. Jalan tengahnya ya membuat kelas berbayar.
Si pemilik kelas tak merasa rugi telah menyisihkan waktunya menjawab pertanyaan karena peserta telah ‘membeli pengetahuan dan waktunya’. Jumlah pertanyaan pun jadi lebih terkontrol karena terseleksi biaya pendaftaran.
Pertanyaan yang muncul juga biasanya lebih layak dijawab karena penanya biasanya orang yang benar-benar serius belajar serta sudah melakukan riset awal terlebih dahulu.
2. Ilmunya bisa basi
Ilmu bisa basi? Mungkin kalian merasa cukup asing dengan konsep tersebut. Namun, sebenarnya ilmu yang basi atau tak relevan lagi sudah banyak contohnya. Dalam bidang sains, konsep bumi datar akhirnya terpatahkan oleh konsep bumi bulat setelah muncul penemuan baru lainnya.
Dalam bidang teknologi, bisnis, serta ilmu terkait kreativitas, basinya suatu informasi lebih cepat terasa. Padahal proses pengumpulan informasi tersebut juga tak mudah dilakukan. Sehingga untuk memaksimalkan kebermanfaatannya, sharing ilmu lewat kelas bisa dijadikan caranya.
3. Kurangnya sumber daya untuk mengolah seorang diri
Memang tidak bisa ilmunya dimanfaatkan sendiri atau tim? Mungkin itu adalah pertanyaan yang selanjutnya muncul. Hanya saja energi seseorang terbatas dan mengelola tim solid tidaklah mudah.
Contoh simpelnya kamu punya resep masakan super enak. Jika kamu jadi satu-satunya koki, pelanggan yang bisa kamu tangani jumlahnya terbatas. Jika kamu merekrut secara terbatas orang lain untuk membantu, tentu kamu juga harus menyisihkan waktu untuk mengajari.
Itu pun belum tentu orang yang direkrut akan bertahan lama bekerja di bawahmu. Bisa saja ia merasa sudah cukup belajar dan justru keluar untuk beralih peran sebagai pesaing. Kalau tak hati-hati membuat aturan atau kesepakatan, kamu bisa sangat dirugikan.
Sebenarnya pengadaan kelas berbayar pun punya risiko serupa. Akan tetapi setidaknya kamu memiliki kompensasi dari biaya kelas yang telah dibayarkan peserta di awal. Info kelas yang terbuka pun akan memperkuat posisimu sebagai memilik awal ‘materi’.
4. Effort risetnya terlalu tinggi
Sempat disinggung sebelumnya, bahwa usaha mengumpulkan informasi atau menyusun suatu formula kesuksesan tidaklah mudah. Ditambah risiko ilmu yang bisa basi sewaktu-waktu serta terbatasnya energi untuk mengolah seorang diri secara maksimal. Pengadaan kelas berbayar jadi opsi yang paling logis agar tak merugi.
Dana dari kelas berbayar bisa digunakan lagi untuk mengembangkan riset. Kadang kelas itu sendiri juga bisa jadi bagian dari riset. Tak mustahil bagi pemilik kelas mendapatkan informasi baru secara langsung maupun tak langsung dari banyaknya peserta yang berkumpul.
5. Bagian dari branding
Kelas berbayar bisa dijadikan salah satu alat branding. Jumlah serta kesuksesan peserta kelas akan ikut menyumbang penilaian positif terhadap kemampuan si pembuat kelas. Efeknya, skill atau kemampuan si pembuat kelas makin diakui hingga profesi utamanya pun ikut terangkat.
6. Bagian dari promosi
Selain branding, keberadaan kelas juga bisa dijadikan ajang promosi. Orang-orang yang tadinya hanya ingin belajar ilmu tertentu barangkali jadi ikut tertarik dengan produk atau jasa si pemilik kelas. Hal tersebut sering terjadi pada kelas kepenulisan atau editorial. Tentu tak menutup kemungkinan juga terjadi pada bidang kelas lainnya.
7. Memperluas relasi
Massa yang terkumpul lewat kelas biasanya bisa menjalin relasi yang lebih terukur. Sebab si pemilik kelas bisa meraba-raba kepribadian peserta melalui interaksi selama kelas berlangsung. Tak jarang kadang pemilik kelas juga lebih senang merekrut orang untuk ditawari kerja sama. Berbeda dengan pembahasan poin ketiga, cara ini kadang lebih aman daripada merekrut orang asal-asalan.
Peserta kelas juga tak selamanya memiliki ilmu lebih rendah. Kadang ada juga seorang profesional di bidang lain yang tengah mencoba memperluas ilmunya. Oleh sebab itu mengadakan kelas berbayar kadang bisa menciptakan relasi-relasi tak terduga yang sama bergunanya dengan relasi profesional lain.
8. Memanfaatkan momentum (legitimasi)
Label ‘kesuksesan’ sendiri sebenarnya merupakan sebuah momen yang belum tentu bisa bertahan lama. Sisi positifnya, label tersebut memberikan semacam legitimasi bagi orang yang dimaksud. Itu sebabnya apa yang mereka katakan atau lakukan lebih mudah diterima.
Hal tersebut bisa sangat membantu sebagai fondasi mengadakan kelas. Pengikut yang belum tentu tahu bagaimana berlangsungnya kelas berbayar yang diadakan pun kadang tak ragu membahas atau mempromosikannya.
Jika memang si orang sukses tersebut memiliki kapasitas yang memadai dalam pengajarannya, maka kelas berbayar yang dimilikinya pun akan lebih mudah kebanjiran peserta.
Faktor-faktor yang menjadi alasan orang sukses mengadakan kelas berbayar sebenarnya punya satu benang merah. Mereka lahir dari sudut pandang otak bisnis yang biasanya dimiliki para orang sukses.
Jadi bukan karena sukses mereka bohongan. Hanya saja mereka tak rela menyia-nyiakan kesempatan dan ingin memanfaatkan secara maksimal segala sumber daya.