Kerja remote memberi kebebasan yang dulu rasanya sulit didapat. Tidak harus bermacet-macetan menuju kantor, bisa bekerja dari rumah atau kafe favorit, dan waktu yang lebih fleksibel menjadi daya tariknya. Namun, di balik kenyamanan itu, banyak orang justru merasa kewalahan karena batas antara urusan kerja dan kehidupan pribadi semakin tipis. Rasanya seperti terus “on” setiap saat, bahkan saat seharusnya sudah berhenti bekerja.
Hal ini membuat banyak orang cepat lelah secara mental karena ruang yang mestinya untuk beristirahat ikut diisi urusan kerja. Jika tidak diatur, kerja remote justru memicu stres, menurunkan kualitas istirahat, dan mengganggu hubungan dengan orang di sekitar. Untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan agar dua dunia ini tetap punya batas yang jelas. Berikut cara memisahkan waktu kerja remote dari kehidupan pribadi.