Menjalani kehidupan tentu tak jauh dari adanya stigma. Bisa dibilang, stigma menjadi hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Berkat adanya stigma, sudut pandang manusia terhadap suatu hal jadi lebih bervariasi.
Sayangnya, stigma selalu mengarah pada hal-hal yang buruk. Bukan tanpa alasan, stigma yang cenderung berkonotasi negatif sebenarnya bersumber dari konstruksi lingkungan dan masyarakat. Dampak yang diberikan pun tak main-main, bisa berpengaruh pada fisik atau nonfisik manusia.
Penyandang autis menjadi salah satu individu yang masih mendapatkan stigma buruk di Indonesia. Dilansir Simons Powering Autism Research, stigma negatif membuat penyandang autis dijauhi dari pertemanan, dirundung, bahkan dikucilkan oleh keluarga.
Hal tersebut ternyata dirasakan oleh Alvinia Christiany, co-founder komunitas Teman Autis. Melalui Teman Autis, Alvinia ingin mengenalkan autisme lebih dalam lagi bagi masyarakat Indonesia. Alvinia bermimpi menciptakan Indonesia yang lebih baik lagi untuk penyandang autis dan keluarga.