Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi quality control di pabrik
ilustrasi quality control di pabrik (pexels.com/Jonathan Borba)

Intinya sih...

  • Menjadi quality control harus super teliti, karena salah sedikit bisa berakibat fatal. Mata harus teliti, pikiran dituntut fokus, dan setiap langkah harus terukur.

  • Dituntut untuk bisa kerjasama dengan semua bagian. Seorang QC juga harus mampu bekerja sama dengan tim secara solid agar kualitas tidak terjaga.

  • Menjadi quality control harus belajar tentang standar dan kualitas produk yang bagus. Mereka harus mampu menganalisis secara teliti bahan baku, ukuran, tekstur, hingga visual yang dihasilkan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi quality control di sebuah pabrik sering kali dituntut untuk menjadi garda terakhir dalam menjaga kualitas. Meskipun terlihat sepele karena jobdesk-nya terlihat monoton, tapi ternyata memiliki tanggung jawab besar. Di sisi lain mereka juga sering kali mendapat tekanan serta dibutuhkan ketelitian tinggi.

Quality control bekerja di balik layar untuk memastikan setiap detail sesuai dengan standar produksi. Mereka dituntut untuk menjaga mutu produksi serta mencegah barang cacat lolos ke pasaran. Berikut adalah empat jobdesk quality control yang tidak banyak diketahui orang lain.

1. Menjadi quality control harus super teliti, karena salah sedikit bisa berakibat fatal

ilustrasi quality control di pabrik (pexels.com/Jonathan Borba)

Jobdesk quality control (QC) di pabrik tidak hanya sekadar mengecek barang, di samping itu seorang QC selalu dituntut untuk memiliki ketelitian tinggi dalam mengecek produk. Sebab, kesalahan kecil saja bisa berakibat fatal yang berdampak pada perusahaan. Inilah pentingnya memeriksa setiap detail dengan seksama mulai dari bahan baku proses produksi hingga hasil akhirnya.

Mata harus teliti, pikiran dituntut fokus, dan setiap langkah harus terukur. Pekerjaan ini memang cukup melelahkan tapi di sisi lain dapat membentuk kesabaran serta sikap disiplin. Seorang QC juga harus mampu menganalisis setiap komponen dalam proses produksi untuk memastikan produk tersebut sempurna.

2. Dituntut untuk bisa kerjasama dengan semua bagian

ilustrasi quality control di pabrik (pexels.com/Anna Shevts)

Seorang QC juga harus mampu bekerja sama dengan tim secara solid. Bagian ini biasanya meliputi operator produksi, bagian gudang, atau manajemen agar jika tidak terdapat masalah dapat dikomunikasikan dengan baik. Kerjasama yang tidak lancar akan membuat pekerjaan menjadi berantakan dan kualitas tidak terjaga.

Bisa dikatakan QC menjadi jembatan antara produksi dengan manajemen. Seorang QC harus bisa memberi masukan, mengingatkan, bahkan menolak produk yang tidak sesuai standar. Hal inilah yang dapat membantu seluruh tim bekerja lebih efisien dengan tetap menjaga kualitas produk.

3. Menjadi quality control harus belajar tentang standar dan kualitas produk yang bagus

ilustrasi quality control di pabrik (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Terkadang produk sempurna bukan hanya sekadar yang terlihat bagus di mata, melainkan apakah setiap detail sudah sesuai standar perusahaan atau belum. Oleh karena itu setiap QC harus belajar serta memahami standar kualitas produk secara mendalam. Mereka harus mampu menganalisis secara teliti bahan baku, ukuran, tekstur, hingga visual yang dihasilkan.

Selain itu seorang QC juga harus membedakan produk yang sempurna dan reject meskipun perbedaannya begitu tipis. Mempelajari standar dan kualitas produk akan membuat seorang QC mampu lebih kritis serta objektif. Sebab mereka tidak hanya bekerja berdasarkan insting melainkan ada data serta prosedur yang harus dijaga.

4. Selalu dikejar target setiap harinya tapi tetap harus presisi

ilustrasi quality control di pabrik (pexels.com/Anna Shvets)

Siapa bilang menjadi QC tidak dituntut target tinggi? Justru seorang QC diharuskan untuk bekerja cepat tanpa mengorbankan ketelitian, namun tetap menjaga presisi tinggi dalam pengecekan produk. Kemampuan ini tentunya menuntut multitasking agar bisa memeriksa serta mencatat untuk kemudian dikoordinasikan dengan tim lainnya. Jadi dapat dikatakan bahwa seorang QC harus tetap fokus dan sigap untuk mencapai target.

Seorang QC harus mampu menggabungkan efisiensi serta akurasi demi memastikan produk tersebut layak kirim. Ketika mencatat temuan atau mendapati barang reject, seorang QC harus mampu memberi masukan pada tim produksi. Kendati demikian, pengalaman tersebut tidak hanya mengasah keterampilan kerja, namun dapat membentuk karakter untuk tetap disiplin serta siap menghadapi tantangan di masa depan.

Tekanan serta target seorang QC memang dapat dikatakan berat karena harus memastikan produk lolos tanpa cacat. Profesi ini tentunya membutuhkan fokus dan ketelitian yang tinggi. Namun komitmen terhadap kualitas serta dedikasi terhadap tim yang tinggi dapat membuat seorang QC mampu melewati semua tantangan kerja lebih percaya diri. Jadi, apakah kamu tertarik menjadi quality control di pabrik?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team