Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
DRA_0305 copy (1).jpg
Willy Saelan, Direktur Human Resources Unilever dan Prof. Yassierli, Menteri Ketenagakerjaan di Sesi “Unlocking Job Opportunities: Strategies for Inclusive and Sustainable Employment in Indonesia” di Indonesia Summit 2025 (dok. IDN Times)

Intinya sih...

  • Unilever Indonesia mencetak pemimpin berkualitas yang menjadi incaran industri lain, memberikan kesempatan melalui berbagai program rekrutmen.

  • Memberikan ruang untuk Gen-Z dalam berkembang bahkan bersama dengan AI, totalitas dalam memastikan karyawan mendapatkan kesempatan dan pembelajaran.

  • Mencari tahu apa yang dicari oleh Millennials dan Gen-Z dalam dunia kerja, seperti feedback jelas, flexibility, empowerment, dan support dari pimpinan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjawab keraguan para Gen-Z yang hidup serba dar der dor, ternyata Unilever Indonesia sebagai salah satu “pabrik” pencetak pemimpin terus berusaha memberikan ruang untuk para generasi muda menjadi pemimpin di dunia kerja. 

Hal ini diungkap langsung oleh Willy Saelan, Director of Human Resources Unilever Indonesia dalam sesi kedua Indonesia Summit 2025 bersama Menteri Ketenagakerjaan Prof. Yassierli dan Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka. Banyak hal yang dilakukan Unilever Indonesia sebagai perusahaan sekaligus brand besar dalam memberi peluang Gen-Z dalam membesarkan karier. Yuk simak apa sih yang udah dilakukan Unilever sejauh ini. 


1. Cetak pemimpin hebat yang jadi incaran industri

Sesi “Unlocking Job Opportunities: Strategies for Inclusive and Sustainable Employment in Indonesia” di Indonesia Summit 2025 (dok. IDN Times)

Dalam kesempatan tersebut, Willy Saelan menjelaskan dengan gamblang bagaimana Unilever membantu Indonesia terutama pemerintah dalam mencetak pemimpin yang berkualitas dalam dunia kerja. 

Terbukti banyak lulusan Unilever Indonesia yang jadi incaran industri lain dan terus berkarya di tempat mereka yang baru. Namun hal itu merupakan kebanggaan bagi perusahaan karena mampu mencetak banyak pemimpin. 

“Nah, Unilever sudah lama dikenal sebagai salah satu pabrik pencetak pemimpin, Pak Menteri. Banyak sekali pemimpin-pemimpin yang berawal dari Unilever Indonesia, kemudian direkrut oleh perusahaan lain, dan akhirnya menjadi pemimpin di berbagai perusahaan besar lainnya,” jelasnya dalam sesi ketiga Indonesia Summit di The Tribrata, Dharmawangsa. 

Ia menambahkan, “Dan menariknya, hal ini menjadi sumber kebanggaan, karena para pemimpin yang lahir dari Unilever, dengan filosofi yang mereka bawa, dapat menyebarkan kebaikan dan memberi kontribusi positif di tempat lain.”

Willy menjelaskan bahwa Unilever membuka kesempatan kerja melalui berbagai program, termasuk Internship, Open Talent Economy, Unilever Future Leaders Program, maupun professional hire

Wah, bisa nih ikutan rekrutmen Unilever Indonesia?

2. Memberikan ruang untuk Gen-Z dalam berkembang bahkan bersama dengan AI

Sesi “Unlocking Job Opportunities: Strategies for Inclusive and Sustainable Employment in Indonesia” di Indonesia Summit 2025 (dok. IDN Times)

Totalitas Unilever Indonesia dalam memastikan Gen-Z mendapatkan kesempatan dan pembelajaran bisa dibilang patut diacungi jempol. Perusahan di balik berbagai banyak brand ternama ini terus berusaha memberikan ruang karyawannya yang lintas generasi untuk berkembang. 

Termasuk dalam mendorong karyawan mendalami AI atau Artificial Intelligence. “Kita perlu menjadikan sesuatu yang kita lakukan lebih memiliki nilai ekonomi. Sering dikatakan, human is not replaceable. Namun, manusia yang menolak atau tidak memanfaatkan AI—justru dialah yang akan bisa tergantikan,” jelasnya. 

Unilever telah mengaplikasikan kapabiltas AI sejak beberapa tahun terakhir, mengadopsi lebih dari 500 AI tools, dan memberikan pelatihan AI pada ribuan karyawan secara global.

3. Mencari tahu apa yang dicari oleh Millennials dan Gen-Z dalam dunia kerja

Sesi “Unlocking Job Opportunities: Strategies for Inclusive and Sustainable Employment in Indonesia” di Indonesia Summit 2025 (dok. IDN Times)

Sebagai HR professional, Willy juga mengaku melakukan research tentang apa yang dicari generasi muda dalam dunia kerja, hingga akhirnya mendapatkan insight tentang hal ini. 

“Gen Z itu sangat mengapresiasi apabila mereka mendapatkan feedback yang jelas. Kalau generasi saya, misalnya, ketika diberi feedback biasanya cenderung defensif dulu. Tetapi berbeda dengan Gen Z: mereka justru membutuhkan feedback yang jelas, karena bisa membantu mendorong performa mereka lebih jauh (stretched performance),” tuturnya. 

Ia menjelaskan Gen Z juga mengapresiasi flexibility, empowerment, dan support dari pimpinan. Support itu dapat diberikan oleh line manager dengan membuka ruang aman dan inklusif untuk bertukar pikiran: ‘Kalau tim kita punya input untuk saya, sampaikan saja terus terang. Jangan takut memberi saran.’

“Inilah yang kemudian menciptakan psychological safety di tempat kerja. Jadi, budaya yang perlu kita bangun adalah budaya psychological safety, flexibilitas, serta komunikasi feedback yang konsisten,” tambahnya lagi.

Well, bener gak nih para Gen-z? Setuju dong? 

4. Salah satu program unggulan dari Unilever Indonesia untuk talenta perempuan

Sesi “Unlocking Job Opportunities: Strategies for Inclusive and Sustainable Employment in Indonesia” di Indonesia Summit 2025 (dok. IDN Times)

Dalam sesi tanya jawab, ada fakta menarik seputar usaha Unilever Indonesia dalam memberikan kesempatan yang setara bagi semua karyawannya, termasuk talenta perempuan. 

“Kita terus mendorong perempuan untuk bekerja di sektor-sektor yang selama ini kurang seimbang dari sisi gender, misalnya di bidang teknologi dan industri. Seringkali kita melihat talenta perempuan lulusan teknik yang dibimbing oleh profesor, seorang engineer, tetapi masuk ke perusahaannya di bidang marketing. Akhirnya, kami menciptakan program Women in Engineering Leadership Fellowship (WULF). Program ini bertujuan agar para perempuan yang berlatar belakang pendidikan teknik bisa terinspirasi melanjutkan karier mereka sebagai engineer,” paparnya di sesi akhir QnA. 

5. Unilever Indonesia serius berinvestasi terhadap Social First

Sesi “Unlocking Job Opportunities: Strategies for Inclusive and Sustainable Employment in Indonesia” di Indonesia Summit 2025 (dok. IDN Times)

Ada pula fakta unik yang diungkap Willy dalam sesi QnA, yang cukup menyentil. Pemberdayaan KOL dalam anggaran iklan oleh Unilever Indonesia ternyata cukup besar. 

“Anggaran komunikasi produk perusahaan terus meningkat dan dari anggaran tersebut, lebih dari 50% dialokasikan untuk sosial dan digital. Unilever Indonesia bekerjasama dengan berbagai KOL (Key Opinion Leader) dan banyak di antaranya telah terlatih untuk mampu menciptakan konten hanya dalam hitungan detik dengan bantuan AI. Ini adalah salah satu upaya kami untuk mendorong kapabilitas AI-based technology dalam hal pemasaran,” jelasnya. 

Wah, salut sih dengan semua langkah konkrit Unilever dalam memberdayakan Gen-Z di dunia kerja dan gak memandang gender. Kamu mau join mungkin? (WEB/TAMA)

Editorial Team