Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bergunjing (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)
ilustrasi bergunjing (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Pasti kamu pernah diajak teman membicarakan kejelekan-kejelekan bos. Apa yang biasanya kamu lakukan? Di awal barangkali kamu tertarik mendengarkan karena sepertinya dia punya banyak informasi tentang atasan kalian.

Namun jika ia sering sekali berbicara negatif soal bos, lama-lama dirimu pasti gak nyaman. Rasanya jahat sekali terus membahas keburukan seseorang yang memberi kesempatan kalian untuk mencari nafkah. Apalagi menurutmu, sifat dan kelakuan bos gak seburuk itu.

Lalu bagaimana cara terbaik untuk menghadapi teman yang gemar ngomong negatif soal bos? Tetaplah bersikap netral agar tak terjadi konflik. Juga terapkan lima tips di bawah ini biar dia berhenti bicara.

1. Akui saja bahwa kamu gak mau kena masalah jika ketahuan oleh bos

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Di dunia kerja, cari aman untuk diri sendiri sangatlah boleh. Apalagi kamu bukan sedang berusaha lari dari tanggung jawab. Namun semata-mata ogah terkena getah dari mengikuti ajakan teman membicarakan sisi-sisi negatif bos.

Bos kalian memang tidak sempurna. Akan tetapi bila dia tahu dirinya kerap digunjingkan oleh anak buah sendiri, pastinya ia malu dan marah. Jangan sampai kamu terbawa-bawa dan bos menjadi membencimu.

2. Tanyakan apakah dia punya pengalaman negatif yang nyata dengan bos atau cuma berprasangka

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Thirdman)

Karena temanmu sering membahas kejelekan bos, ada baiknya kamu mulai menyelidiki. Ada apa sebenarnya antara dia dengan bos? Apakah ia punya pengalaman nyata yang mengesalkan dengan atasan atau ia hanya berpikiran negatif?

Kalaupun teman punya satu pengalaman buruk dengan bos dan sebenarnya itu tidak terlalu parah, ajak dia agar tak menyimpulkan atasan sebagai orang jahat. Bos juga bisa berbuat salah atau malah tidak menyadari sikapnya yang kurang dapat diterima oleh anak buah.

Namun apabila temanmu cuma berprasangka, mintalah ia untuk melihat atasan kalian murni dari apa yang dilakukannya saja. Jangan berpikir terlalu jauh sampai yang ada di benaknya hanyalah dugaan-dugaan buruk. Itu bukan sikap yang baik dan bisa jadi amat salah.

3. Tunjukkan sisi-sisi positif dari atasan

ilustrasi membicarakan bos (pexels.com/Yan Krukov)

Apabila teman masih mau mendengarkanmu, cobalah menyeimbangkan pandangannya tentang bos. Ingatkan dia bahwa atasan juga punya sejumlah sifat baik yang belum tentu dipunyai bos-bos lain. Misalnya, dia memang galak.

Akan tetapi, sejauh ini kemarahannya selalu punya alasan yang cukup kuat. Bos juga tak pernah terlambat membayarkan gaji dan bonus kalian. Dengan menyebutkan sisi positif bos, semoga perasaan negatif kawanmu terhadap atasan bisa berkurang.

4. Pura-pura sibuk saja

ilustrasi pura-pura sibuk (pexels.com/Kampus Production)

Setelah tiga cara di atas dilakukan tetapi temanmu tak juga berhenti, cobalah berpura-pura sibuk. Curahkan perhatianmu terhadap tugas-tugas bahkan jika sebetulnya hampir semuanya telah selesai. Kamu juga dapat mengatakan secara langsung tentang banyaknya pekerjaanmu hari ini.

Bila dia tetap bertahan di mejamu, kamu saja yang bangkit. Dirimu dapat berpura-pura harus menemui rekan kerja yang lain untuk membahas beberapa hal. Dia auto diam deh.

5. Alihkan topik

ilustrasi membicarakan bos (pexels.com/Karolina Grabowska)

Topik tentang keburukan bos sedang sangat menarik baginya. Maka memang tidak mudah mengalihkan perhatiannya ke topik lain. Pastikan kamu tahu topik berbeda yang tak kalah menarik untuknya.

Contohnya, kamu menanyakan bagaimana liburannya kemarin atau seputar tugas yang sedang kalian kerjakan bersama. Tetap ada kemungkinan temanmu akan kembali lagi pada topik sisi negatif bos setelah menjawab pertanyaan itu. Namun kamu jangan mau malah. Teruslah menghadirkan topik yang berbeda sampai dia bosan dan tahu kamu gak ingin diajak ngobrolin kejelekan bos.

Diajak membicarakan kejelekan bos di kantor jelas bikin kamu gak nyaman. Terlalu banyak telinga yang bisa ikut mendengar, tak terkecuali telinga bos kalian. Utamakan keselamatanmu sendiri daripada sekadar rasa tidak enak pada teman apabila dirimu gak menggubrisnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team