Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi freelancer (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi freelancer (pexels.com/Gustavo Fring)

Intinya sih...

  • Freelancer sulit menetapkan batasan antara waktu kerja dan waktu luang
  • Tekanan untuk menghasilkan pendapatan konsisten bisa menyebabkan stres dan ketidakseimbangan dalam pekerjaan
  • Kurangnya dukungan dan struktur membuat freelancer kesulitan menjaga motivasi dan fokus
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gak bisa dimungkiri, bekerja sebagai freelancer menawarkan fleksibilitas dan kebebasan yang luar biasa dalam mengatur waktu dan gaya hidup. Kamu bahkan gak perlu berangkat ke kantor atau bertemu rekan kerja yang menyebalkan. Ditambah lagi, kamu gak punya atasan otoriter yang membuat pekerjaan jadi membosankan, kan?

Namun perlu diakui, tantangan terbesar yang dihadapi freelancer adalah menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Beberapa faktor bisa mengganggu work-life balance seorang freelancer dan memahami hal-hal tersebut adalah langkah pertama untuk mengatasi masalah itu. Yuk, selami lima hal diantaranya.

1. Gak punya batasan antara waktu kerja dan waktu luang

ilustrasi seorang freelancer (freepik.com/yanalya)

Nah, salah satu tantangan utama bagi seorang freelancer adalah kesulitan menetapkan batasan antara waktu kerja dan waktu luang. Tanpa jam kerja yang jelas seperti karyawan kantor, freelancer cenderung bekerja terlalu lama atau gak cukup memperhatikan waktu istirahat.

Memang, hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tekanan untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, keinginan untuk mendapatkan lebih banyak uang dengan bekerja lebih banyak, atau kecenderungan untuk terus-menerus memeriksa email atau media sosial bahkan di luar jam kerja.

2. Tekanan untuk menghasilkan pendapatan yang konsisten

ilustrasi freelancer (freepik.com/DCatudio)

Gak bisa disangkal, freelancer seringkali menghadapi tekanan untuk menghasilkan pendapatan yang konsisten demi memenuhi kebutuhan hidup. Tanpa jaminan gaji tetap, kamu mungkin harus terus mencari proyek baru, menegosiasikan tarif, dan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan efisien.

Alhasil, tekanan ini bisa menyebabkan freelancer terpaksa menerima proyek yang mungkin gak sesuai dengan minat atau keahlian, atau bahkan bekerja lebih lama dari yang seharusnya. Akibatnya, kamu bisa merasa terjebak dalam siklus kerja yang gak seimbang. Pernah merasakannya?

3. Kurangnya support dan struktur dari lingkungan kerja

ilustrasi penulis freelance (pexels.com/Charlotte May)

Bisa dibilang, salah satu keuntungan dari bekerja di kantor adalah adanya dukungan dan struktur yang diberikan oleh lingkungan kerja. Karyawan kantor punya atasan, rekan kerja, dan kegiatan sosial yang membantu untuk fokus dan termotivasi dalam pekerjaan.

Sementara itu, sebagai freelancer, seringkali kurangnya dukungan dan struktur ini bisa bikin kamu merasa kesepian dan kesulitan menjaga motivasi. Tanpa rekan kerja untuk berkolaborasi atau atasan untuk memberikan umpan balik, seorang freelancer mungkin akan sulit untuk tetap fokus dan termotivasi, terutama saat menghadapi masalah dan atau kesulitan dalam pekerjaan.

4. Gak adanya keseimbangan antara proyek pekerjaan dan proyek pribadi

ilustrasi freelance (freepik.com/benzoix)

Sebagai freelancer, perlu diakui bahwa terkadang sulit untuk menemukan keseimbangan antara proyek pekerjaan dan proyek pribadi. Seringkali kamu mungkin merasa tergoda untuk terus bekerja demi mengejar deadline atau memenuhi kebutuhan klien, bahkan jika itu berarti mengorbankan waktu yang seharusnya dihabiskan untuk istirahat, bersantai, atau menekuni hobi dan kegiatan pribadi lainnya.

Alhasil, ini bisa bikin kamu merasa terus-menerus dalam mode kerja dan sulit untuk benar-benar memisahkan diri dari pekerjaan, bahkan saat beristirahat atau berlibur. Hati-hati, ini bisa berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, bahkan hubunganmu dengan orang lain.

5. Terbatasnya waktu dan kapasitas untuk menerima proyek baru

ilustrasi kerja kantoran (pexels.com/Vlada Karpovich)

Lebih jauh lagi, seorang freelancer juga sering berada di situasi dimana waktu dan kapasitas untuk menerima proyek baru sangat terbatas. Meskipun terkadang kamu tergoda untuk menerima semua proyek yang ditawarkan demi meningkatkan pendapatan, tapi kamu juga harus memperhatikan batas waktu dan energimu.

Saat kamu mengambil terlalu banyak proyek, maka kamu bisa merasa terjebak dalam siklus kerja yang gak seimbang dan terpaksa mengorbankan waktu istirahat dan waktu luang. Di sisi lain, jika kamu gak menerima cukup proyek, kamu mungkin merasa khawatir tentang kestabilan keuangan dan terpaksa untuk bekerja lebih keras untuk mencari proyek baru.

Memang, mengatur work-life balance sebagai seorang freelancer adalah tantangan yang cukup sulit dan butuh usaha ekstra. Jadi, gak ada salahnya jika kamu memahami faktor-faktor yang bisa mengganggu keseimbangan tersebut demi bisa mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang ada. Dengan langkah yang tepat, maka kamu bisa menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan seimbang  untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadimu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team