ilustrasi interview kerja (vecteezy.com/Анатолий Черкас)
Seseorang yang pernah gagal interview berkali-kali cenderung lebih memahami bahwa di balik setiap proses seleksi, ada sisi emosional yang nyata. Mereka tahu bagaimana rasanya menunggu kabar, berharap, lalu kecewa. Dari pengalaman itu, tumbuh empati terhadap orang lain yang sedang berjuang di tahap yang sama.
Empati ini sering kali menjadi bekal penting ketika mereka akhirnya bekerja. Mereka tahu bagaimana memperlakukan rekan kerja dengan lebih manusiawi, tanpa merasa lebih unggul. Sebab mereka pernah ada di titik bawah, dan memahami betul rasanya berjuang tanpa kepastian.
Pada akhirnya, setiap kegagalan interview bukan sekadar catatan buruk di perjalanan karier, tapi ruang belajar yang tak tergantikan. Banyak tips interview yang bisa membantu seseorang tampil meyakinkan, namun tidak ada yang bisa menggantikan pelajaran dari pengalaman nyata. Karena itu, ketika hasilnya belum sesuai harapan, mungkin pertanyaannya bukan “kenapa gagal?”, melainkan “apa yang bisa kupahami kali ini?”