Infografis PNS vs. Swasta (IDN Times/Aditya Pratama)
Menjadi opsi yang paling banyak dipilih gen Z dan milenial (68,3 persen), ada beberapa alasan mengapa dua generasi ini lebih suka jadi karyawan swasta. Sebanyak 45,5 persen responden memilih korporat swasta karena merasa ada peluang peningkatan karier yang lebih luas.
Didukung oleh pandangan gen Z dan milenial terhadap keuntungan menjadi karyawan swasta, di mana sebesar 74,5 persen (82 dari 110 responden yang memilih korporat swasta) beranggapan bahwa karyawan swasta memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri lebih luas. Disusul 61,8 persen (68 dari 110 responden yang memilih korporat swasta) yang beranggapan bahwa karyawan swasta memberi kebebasan untuk mengeluarkan ide yang kreatif dan inovatif.
Dalam penelitian ilmiah oleh Insany Fitri, Iffah, dkk berjudul The Intention of Generation Z to Apply For a Job, disebutkan juga bahwa generasi muda ternyata memang lebih menyukai lingkungan kerja yang bisa memberikan kebebasan untuk pengembangan kariernya. Selain gaji, ternyata peluang atau kesempatan meningkatkan karier pun menjadi motivasi utama gen Z dan milenial dalam bekerja.
Selain itu, gen Z dan milenial juga menganggap bahwa pekerjaan di perusahaan swasta cenderung lebih fleksibel (22,7 persen). Itulah kenapa, sebanyak 52,7 persen gen Z dan milenial merasa lingkungan kerja yang dinamis merupakan salah satu keuntungan menjadi karyawan swasta. Alasan lainnya adalah pekerjaannya lebih menantang (11,8 persen) serta fasilitasnya lebih menunjang dan digaji sesuai hasil kerja di posisi yang sama (10 persen).
Responden inisial SH yang merupakan karyawan perusahaan multinasional berpendapat, "Di swasta, pengembangan karier (bisa lebih luas) dan bisa berekspresi dengan kemampuan diri tanpa dibatasi dengan peraturan-peraturan yang terlalu ketat."
Menanggapi fenomena ini dari sisi psikologi, Nur Anugerah (Ugha) yang merupakan seorang Psikolog Industri Organisasi dan Founder Generasi Cakap, menyampaikan hal yang serupa. "Kalau ngomongin tren kerjaan anak muda sekarang, emang gak melulu PNS. Kalau sekarang mulai bergeser. Anak-anak udah mulai cari kerja yang lebih fleksibel. Fleksibel dalam artian bebas berpikir mengeluarkan imajinasi dan kreativitasnya. Terus juga kerjaan yang gak harus selalu ke kantor gitu ya."
Gak bisa dimungkiri, memang banyak perusahaan swasta menerapkan kebijakan kerja yang fleksibel. Termasuk opsi bekerja dari rumah atau jadwal yang dapat disesuaikan. Mayoritas responden (25,5 persen) yang memilih swasta pun beranggapan bahwa kesempatan remote atau WFH bisa didapatkan di swasta dan belum tentu didapatkan di PNS. Gen Z dan milenial juga berekspektasi bahwa karyawan swasta bisa membentuk seseorang menjadi pribadi yang lebih produktif dan kreatif (38,2 persen).
Di sisi lain, ada 23,6 persen responden yang berekspektasi bahwa karyawan swasta bisa mendapatkan fasilitas kerja yang lebih menguntungkan, seperti cuti haid, nursery room, maternity and paternity leave, dan sebagainya. Sedangkan sisanya, lebih suka swasta karena memiliki ekspektasi jenjang karier lebih luas (21,8 persen) dan bisa melakukan job hopping (16,4 persen).
"Lebih suka di swasta soalnya gak terlalu terikat peraturannya kayak PNS. Contohnya, gak boleh resign dalam waktu tertentu, (peraturan ini) gak cocok sama kepribadian yang suka job hopping," ujar responden berinisial LP (29) yang turut membagikan pendapatnya.