Inilah 3 Alasan Mengapa "Boss" Selalu Menghancurkan Ide-ide Hebat Kamu

Pasti kamu pernah dengar bos selalu mengatakan." Mana konsep baru kamu?", "Karyawan pintar begini banyak, apa tidak ada inovasi ?" atau "Apa nggak ada ide lagi?". Menyebalkan memang, tapi namanya juga atasan pasti dia juga dituntut oleh "Bos Besar" pemilik perusahaan agar setiap karyawan bisa memberikan kontribusi lebih berarti bagi perusahaan. Padahal kamu ada banyak inovasi, cara cepat, atau apapun itulah yang bisa menjadikan kerja lebih efektif dan malah lebih efisien buat perusahaan. Tapi kenapa ide itu tidak bisa terjadi ya ?
Jika memang kamu yakin bisa, sepertinya kamu jangan terlalu berharap bakal terjadi, karena ide-ide hebat kamu paling cuma sampai di meja bos, tidak sampai ke pemilik perusahaan.
Bukan berarti para bos atau direksi itu tidak suka akan ide baru, tapi mungkin orang-orang disekitarmu, manager, kolega, yang tidak suka akan adanya perubahan, atau ada hal lain?
1. Ide hebat bisa menjadi musuh
Di lansir dari BBC Capital, Lynn Isabella, seorang professor dalam bidang perilaku organisasi, peniliti perilaku manusia dalam sebuah organisasi, di University of Virginia Darden School of Business, mengatakan, "perusahaan-perusahaan dituntut untuk bisa menyatakan bahwa mereka telah berubah. Namun bukan organisasi-nya yang tidak menginginkan perubahan, tapi orang-orangnya yang menolak. Mereka harus mengetahui terlebih dahulu 'apa ada 'sesuatu' bagi mereka." Lynn menjelaskan bahwa ini bukan berarti ide-ide hebat tidak bisa diterima, tapi mungkin tidak penting atau kurang manfaatnya bagi mereka.
Orang-orang yang kamu ajak berdiskusi mengenai sebuah ide akan bertanya pada diri mereka sendiri, apakah akan menjadi sebuah kesempatan untuk naik jabatan, karir yang lebih jelas, atau bahkan apakah gara-gara ide kamu itu mereka bisa di pecat? Nah, Sebelumnya kamu juga harus mempertanyaan ide kepada diri kamu sendiri, "apa artinya ide kamu ini buat pekerjaan kamu?" Cobalah untuk memetakan ide terlebih dahulu untuk disesuaikan dengan situasi dan keadaan tempat kerja. Ini saatnya untuk mendengarkan pendapat orang lain dan harus bisa menerima kritik dari mereka.
Hal lain yang penting untuk di ingat adalah pengalaman akan kegagalan perusahaan saat mencoba suatu ide atau inovasi. Trauma kegagalan itu yang menjadi bahan pertimbangan. Tentang target perusahaan, meskipun mempunyai visi dan rencana jangka panjang, perusahaan pasti mempunyai target jangka pendek. Ini yang kerap kali berbenturan dengan ide kamu, karena kepentingan bos dan perusahaan itu Target...target...target ! Sekarang ! Ide kamu dipaksa untuk bisa menyesuaikan, itu pun seandainya ide kamu didengarkan oleh bos. Pertimbangan bos adalah untuk mencapai target jangka pendek, "kenapa harus coba-coba, sudah lakukan saja sesuai arahan. sekarang bukan waktunya bermain-main". Pegawai memang harus harus bisa membuat ide dan inovasi baru, tapi mungkin yang di maksud bos soal ide baru itu, "kerja..kerja..kerja ! jangan males, tidak usah neko-neko, ikuti petunjuk." Mengenai kapan waktu yang tepat untuk mengungkapakan ide hebat itu, kamu juga harus melihat situasinya.
The moment you focus on short-term profits, and not long-term revenues, you put handcuffs on innovation.