Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi naskah kuno
ilustrasi naskah kuno (unsplash.com/@sakamotomari)

Intinya sih...

  • Meneliti naskah kuno, memeriksa asal, penulis, dan konteks penulisan untuk memahami makna teks.

  • Melakukan transliterasi ke aksara modern dengan hati-hati agar tidak mengubah makna teks.

  • Menerjemahkan dan menafsirkan isi naskah ke bahasa modern dengan pemahaman mendalam terhadap sejarah dan kebudayaan masa teks itu ditulis.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Filologi adalah bidang yang mempelajari naskah kuno untuk memahami sejarah, budaya, dan bahasa di masa lampau. Profesi ini seringkali berhubungan dengan teks-teks tua yang tidak semua orang bisa membacanya. Oleh karena itu, filolog memiliki peran besar dalam menjaga jejak peradaban manusia agar tetap hidup hingga kini.

Seorang filolog bekerja seperti detektif bahasa. Mereka menelusuri naskah, menafsirkan maknanya, dan memastikan informasi di dalamnya tetap akurat. Meski terlihat rumit, pekerjaan ini memadukan ketelitian ilmiah dan kecintaan terhadap warisan budaya. Berikut lima jobdesk utama yang dilakukan seorang filolog.

1. Meneliti naskah kuno

ilustrasi perpustakaan (pexels.com/Joshua Cosquiere)

Filolog memulai pekerjaannya dengan mencari dan meneliti naskah kuno, baik yang tersimpan di museum, perpustakaan, maupun koleksi pribadi. Setiap naskah diperiksa secara detail untuk mengetahui asal, penulis, dan konteks penulisannya. Langkah ini menjadi pondasi awal untuk memahami makna yang terkandung di dalam teks.

Penelitian dilakukan dengan metode ilmiah yang melibatkan perbandingan antar-naskah. Mereka menelaah variasi tulisan dan perbedaan makna yang muncul. Dari sinilah, filolog bisa menentukan teks mana yang paling mendekati bentuk aslinya.

2. Melakukan transliterasi ke aksara modern

ilustrasi filolog (Freepik/freepik)

Transliterasi adalah salah satu tugas penting dalam filologi. Filolog mengubah aksara lama seperti Jawa Kuno, Arab Melayu, atau Kawi menjadi huruf Latin agar mudah dibaca. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan yang mengubah makna teks.

Selain membaca tulisan yang sering rusak atau pudar, filolog juga harus memahami gaya tulisan penulis aslinya. Setelah selesai, hasil transliterasi bisa digunakan oleh peneliti lain atau masyarakat umum untuk memahami isi naskah tanpa harus mempelajari aksara kuno.

3. Menerjemahkan dan menafsirkan isi naskah

ilustrasi naskah kuno (unsplash.com/@towfiqu999999)

Setelah transliterasi selesai, filolog menerjemahkan teks ke bahasa modern. Pekerjaan ini tidak sekadar memindahkan kata, tetapi juga memahami konteks budaya dan makna tersirat di dalamnya. Banyak kata atau ungkapan yang sudah tidak digunakan lagi, sehingga butuh kejelian tinggi untuk menafsirkan artinya.

Filolog harus memastikan terjemahannya tetap akurat dan tidak menimbulkan salah tafsir. Proses ini memerlukan pemahaman mendalam terhadap sejarah dan kebudayaan masa teks itu ditulis. Dengan begitu, makna aslinya tetap terjaga walau dibaca dalam bahasa modern.

4. Mengidentifikasi asal dan umur naskah

Baca di perpustakaan. (pexels.com/Polina Zimmerman)

Menentukan dari mana dan kapan naskah ditulis menjadi bagian penting dalam penelitian filologi. Filolog menganalisis bahan naskah seperti kertas, tinta, dan jenis aksara yang digunakan. Dari situ, mereka bisa memperkirakan periode dan daerah asal naskah tersebut.

Terkadang, proses ini juga melibatkan teknologi seperti digital imaging atau analisis karbon. Namun, pengalaman dan kepekaan seorang filolog tetap menjadi kunci utama. Pengetahuan tentang sejarah tulisan dan konteks budaya sangat membantu dalam menentukan asal-usul naskah dengan akurat.

5. Menyusun edisi akademik atau edisi kritis

ilustrasi manuskrip roman (pexels.com/Min An)

Setelah penelitian selesai, filolog menyusun edisi kritis, versi teks yang sudah diperbaiki dan dilengkapi catatan penjelasan ilmiah. Tujuannya agar teks tersebut bisa digunakan untuk kajian akademik maupun pembelajaran. Edisi ini juga berisi catatan tentang perbedaan antar-naskah dan keputusan filolog dalam memilih versi terbaik.

Hasil akhir ini menjadi rujukan utama bagi peneliti, dosen, dan mahasiswa di bidang sastra dan sejarah. Dengan adanya edisi kritis, naskah lama bisa kembali hidup dan dipelajari tanpa kehilangan makna aslinya.

Menjadi filolog berarti menjadi penjaga warisan pengetahuan yang hampir hilang. Pekerjaan ini membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan kecintaan pada bahasa serta sejarah. Jika kamu suka membaca teks lama dan penasaran dengan kisah di balik tulisan kuno, mungkin profesi ini cocok untuk kamu eksplor lebih jauh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team