Lulusan perguruan tinggi menghadapi tantangan baru di pasar tenaga kerja pada awal tahun 2025. Data yang dihimpun oleh Federal Reserve Bank of New York 2025 menunjukkan, angka pengangguran melonjak hingga 5,8 persen, menjadi presentase tertinggi sejak 2021. Kondisi ini terjadi pada lulusan perguruan tinggi di Amerika Serikat.
Namun, lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan, juga menjadi isu yang tengah ramai diperbincangkan. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), individu yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan D4, S1, S2, bahkan S3 dan belum memiliki pekerjaan, ada sebesar 6,2 persen atau 1,01 juta orang. Tren ini juga terjadi pada 4,84 persen atau sekitar 177.399 orang lulusan Diploma I/II/III yang juga masih menganggur.
Mengutip laman Federal Reserve bank of New York, hal ini terjadi karena adanya ketimpangan antara jumlah lulusan dengan ketersediaan lapangan kerja. Fenomena ini pada akhirnya mendorong lulusan perguruan tinggi untuk bekerja di sektor informal, tak sesuai dengan ekspektasi selama masa studi. Berdasarkan data Federal Reserve bank of New York 2025, inilah jurusan sarjana dengan tingkat pengangguran tertinggi dan terendah.