Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Design Talks berjudul Keeping the Vision Alive: The Founder's Mindset in Brand Innovation by ParagonCorp di acara ADGI Design Week 2025, Jumat (21/11/2025). (IDN Times/Febriyanti Revitasari)
Design Talks berjudul Keeping the Vision Alive: The Founder's Mindset in Brand Innovation by ParagonCorp di acara ADGI Design Week 2025, Jumat (21/11/2025). (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Intinya sih...

  • Kepemimpinan Nurhayati Subakat mengajarkan untuk bertumbuh lewat pembelajaran, bermanfaat, dan tidak takut membuat kesalahan.

  • Paragon membawa nilai kebermanfaatan dengan pendekatan kolaboratif dan strategi branding yang mempertimbangkan kebutuhan konsumen.

  • Paragon membuka ruang diskusi antartim dalam membaca kebutuhan konsumen, bahkan memungkinkan anak baru untuk menciptakan brand anyar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nama ParagonCorp sebagai perusahaan induk dari merek Wardah, bisa dikatakan telah menggurita sebagai produk lokal. Bukan hanya Wardah, berbagai merek perawatan di setiap segmen juga telah diisinya. Sebut saja Emina di segmen remaja, Kahf di segmen pria, MAKE OVER di segmen makeup profesional, dan masih banyak lagi.

Tidak mengherankan bila perusahaan tersebut menjadi incaran para pencari kerja, termasuk freshgraduate. Namun, tidak banyak orang yang tahu bagaimana proses kreatif dalam perusahaan tersebut berlangsung. Padahal, mengetahui proses kreatif juga bermanfaat sebagai gambaran kecocokan para pencari kerja.

Melalui sesi Design Talks berjudul Keeping the Vision Alive: The Founder's Mindset in Brand Innovation by ParagonCorp di acara ADGI Design Week 2025, Jumat (21/11/2025) lalu, sejumlah karyawan Paragon atau Paragonian membeberkan proses kreatifnya di kantor. Yang menarik, menjadi anak baru di sini didengar dan didorong untuk belajar serta bertumbuh lho!

1. Meski terkadang killer, kepemimpinan Nurhayati Subakat mengajarkan untuk bertumbuh dulu lewat pembelajaran, lalu bermanfaat

Mario Kristiono, Group Head of Product Innovation ParagonCorp dalam Design Talks berjudul Keeping the Vision Alive: The Founder's Mindset in Brand Innovation by ParagonCorp di acara ADGI Design Week 2025, Jumat (21/11/2025). (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Mario Kristiono, Group Head of Product Innovation ParagonCorp, bisa dibilang beruntung lantaran menjadi Paragonian yang masih sering berinteraksi langsung dengan Founder ParagonCorp tersebut. Ia tak memungkiri, ada masa-masa ia deg-degan setiap harus bertemu dengan Nurhayati setiap rapat Rabu pagi.

"Beliau sangat hands on dan di kita, ketika ketemu beliau itu, ada takut-takutnya ke dosen killer. Aura dosen killer-nya juga ada, wajar karena owner," kata Mario.

Meski begitu, setiap pertemuannya dengan Nurhayati selalu memberikan pelajaran yang berharga, terutama untuk pertumbuhan keterampilannya.

"Bu Nur tegas, tapi beliau memberikan kami ruang untuk mengeksplorasi. Buat saya, ini pedoman beliau dari awal. Saya ingat pas awal saya masuk, belum ngerti apa-apa, harus melakukan banyak skill up, ya silakan eksplor," terusnya.

Menurutnya lagi, founder mentality yang tertanam di benak karyawan adalah yang penting karyawan mau belajar terlebih dahulu dan jangan takut membuat kesalahan. Banyak merek-merek yang tumbuh di bawah ParagonCorp lantaran kedua hal tersebut.

"Kita bertumbuh dulu, baru bisa bermanfaat. Dengan kita bisa bertumbuh, maka ada manfaat yang bisa kita kerjain," sambung dia.

Nurhayati digambarkannya sebagai sosok pemimpin yang jelas visinya, konsisten, dan hands-on. Kesulitan dianggap sebagai kesempatan untuk berkembang dan nilai-nilai perusahaan harus tercermin dalam tindakan sehari-hari.

2. Paragon selalu membawa nilai kebermanfaatan sehingga perlu memahami semakin banyak konsumen lewat framework Brand Ikigai

Reza Hafizh Sukamto, Head of Product Innovation & Development Male Grooming ParagonCorp (kanan) dalam Design Talks berjudul Keeping the Vision Alive: The Founder's Mindset in Brand Innovation by ParagonCorp di acara ADGI Design Week 2025, Jumat (21/11/2025). (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

ParagonCorp membawa kebermanfaatan sebagai nilai inti dalam pengembangan merek. Dengan memiliki banyak merek, Paragon menerapkan pendekatan kolaboratif di mana setiap anggota tim berkontribusi dengan keahliannya. Proses eksplorasi ide dilakukan secara terbuka, memungkinkan setiap individu untuk menyampaikan pendapat.

Strategi branding menggunakan kerangka kerja yang mempertimbangkan kebutuhan konsumen dan kondisi pasar. Oleh karena itu, Paragon berfokus pada produk yang relevan dan bermanfaat bagi berbagai segmen konsumen sembari menjaga konsistensi nilai perusahaan.

"Sekarang kita sudah di era hypersegmented. Artinya, gimana caranya buat bermanfaat di suatu komunitas ini, bagaimana caranya bisa bermanfaat di segmen komunitas dan konsumen yang lainnya itu punya caranya masing-masing. Misalnya, buat orang-orang Kahf. Ggmana caranya menyampaikan kebermanfaatan itu, apa yang dibutuhkan oleh orang-orang Kahf dalam hidupnya, itu akan berbeda dengan apa yang dibutuhkan oleh orang-orang Emina," ujar Reza Hafizh Sukamto, Head of Product Innovation & Development Male Grooming ParagonCorp.

Reza juga menjelaskan jika perusahaannya bekerja menerapkan Brand Ikigai sebagai framework. Brand Ikigai adalah filosofi bisnis untuk membangun merek yang bermakna, yang didasarkan pada konsep Ikigai Jepang. Filosofi ini menggunakan empat elemen, yakni apa yang dicintai, apa yang dikuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang bisa dibayar.

"Kebutuhan konsumen seperti apa, kondisi saat itu seperti apa, pengennya konsumen seperti apa? Kita sebagai brand, mau bereaksi seperti apa? Kita mau kasih produk dan activity seperti apa sih? Kita mau menjangkau mereka di tempat yang seperti apa? Itu juga sebetulnya diturunkan dari Brand Ikigai juga," papar Reza.

3. Paragon membuka ruang diskusi antartim dalam membaca kebutuhan konsumen. Diskusi ini bahkan memungkinkan anak baru untuk menciptakan brand anyar

Ainun Nabiila (Product Experience Innovation Lead, Masstige and Advanced Beauty ParagonCorp) (tengah) dalam Design Talks berjudul Keeping the Vision Alive: The Founder's Mindset in Brand Innovation by ParagonCorp di acara ADGI Design Week 2025, Jumat (21/11/2025). (IDN Times/Febriyanti Revitasari)

Saat ditanya soal kolaborasi, Ainun Nabiila (Product Experience Innovation Lead, Masstige and Advanced Beauty ParagonCorp) mengaku bahwa Paragon percaya setiap orang dalam tim adalah ahli di bidang masing-masing. "Kita ada ngobrol bareng, kita voice of concern. Kita diskusi di situ, kira-kira-kira ada solusi apa yang paling bisa menjawab kebutuhan bisnis pada saat itu. Kebutuhan konsumen apa yang belum terlayani?" papar Ainun.

Menurutnya, dari diskusi itu, mereka bisa menggali ide-ide tajam yang tidak hanya hadir dari tim produk. Masing-masing juga memmbawa data sehingga mengurangi kemungkinan munculnya keputusan yang bersifat subyektif.

"Itu membuka ruang untuk siapa pun untuk menyampaikan ide. Misalnya, dia anak baru, baru freshgraduate, masih MT (Management Trainee), justru mereka mendorong untuk kasih ide. Kadang-kadang, mereka yang masih baru banget, masih fresh, idenya bisa beda sendiri," Ainun menjelaskan dengan antusias.

Ainun mencontohkan bahwa merek perawatan pria Kahf berasal dari proses diskusi tersebut. Kahf sendiri lahir dari ide Reza dan kawannya yang saat itu masih menjadi Paragonian freshgraduate.

Demikian beberapa gambaran proses kreatif di ParagonCorp. Kamu siap belajar, bertumbuh, dan bermanfaat di perusahaan tersebut?

Editorial Team