Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lokakarya
ilustrasi lokakarya (unsplash.com/ASIA CULTURECENTER)

Intinya sih...

  • Melatih jiwa entrepreneurship penting untuk menghadapi dunia kerja yang kompetitif.

  • Ikuti organisasi atau UKM kewirausahaan untuk pelatihan bisnis hingga belajar kerja sama tim.

  • Magang, jadi pekerja paruh waktu, ikut kompetisi bisnis, buka bisnis kecil-kecilan, dan ikut webinar serta lokakarya bisnis sebagai latihan nyata.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Masa kuliah kerap dianggap sebagai waktu emas untuk bereksperimen dan mencoba banyak hal baru. Selain sibuk kuliah, mengerjakan tugas-tugas atau nongkrong bareng teman, ada banyak kegiatan seru yang bisa membuatmu lebih berkembang. Sebagai contoh, kamu bisa melatih jiwa entrepreneurship alias wirausaha. Gak harus langsung buka bisnis besar, tapi kamu bisa mulai dari hal-hal kecil. Anggaplah ini sebagai latihan berharga.

Kenapa penting? Itu karena dunia kerja sekarang sudah makin kompetitif. Adapun, mental entrepreneur membuatmu lebih siap menghadapi tantangan hidup. Kamu jadi lebih kreatif, mandiri, tahu cara mengatur uang, sampai pintar membaca peluang. Nah, kabar baiknya, ada banyak kegiatan mahasiswa yang bisa kamu manfaatkan untuk melatih kemampuan ini. Yuk, kita bahas satu per satu!

1. Ikut organisasi atau UKM kewirausahaan

ilustrasi pengurus organisasi kampus (unsplash.com/Mochammad Hafidz)

Kalau kampusmu punya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau organisasi yang fokus di bidang kewirausahaan, jangan ragu untuk ikut. Di sana, biasanya ada pelatihan bisnis, pendampingan (mentoring) dari alumni, sampai acara bazar yang bisa jadi tempat latihan jualan. Selain itu, kamu juga bisa belajar kerja sama tim, kepemimpinan, dan cara menghadapi tantangan.

Daripada hanya jadi anggota pasif, coba ambil peran aktif, deh. Kamu bisa ikut jadi panitia acara wirausaha kampus. Dari situ, kamu bisa belajar bagaimana cara cari sponsor, mengelola keuangan acara, sampai bikin strategi promosi. Semua pengalaman itu bisa jadi modal berharga untuk bisnis pada masa mendatang.

2. Magang atau jadi pekerja paruh waktu (freelancer)

ilustrasi freelancer sedang bekerja (pexels.com/Canva Studio)

Magang biasanya identik dengan pengalaman kerja sebelum lulus. Namun, untuk calon entrepreneur, magang bisa jadi ajang belajar dari “dapur” perusahaan. Kamu bisa lihat langsung bagaimana bisnis dijalankan, cara mereka menghadapi klien, dan trik pemasaran (marketing) yang dipakai.

Kalau magang dirasa ribet, kamu bisa coba kerja paruh waktu. Kalau jago desain, misalnya, coba buka jasa desain logo atau poster. Kalau suka menulis, coba jadi penulis konten (content writer). Dengan kerja paruh waktu, kamu belajar cara menawar dengan klien, mengatur waktu, dan menghargai nilai karya sendiri. Intinya, kerja paruh waktu bikin kamu terbiasa cari peluang dan mandiri.

3. Ikut kompetisi bisnis atau start-up challenge

ilustrasi mahasiswa sedang ikut lomba (pexels.com/Henri Mathieu-Saint-Laurent )

Banyak kampus dan lembaga yang sering mengadakan kompetisi rencana bisnis (business plan) atau start-up challenge. Ini momen paling pas untuk melatih ide gila kamu jadi sesuatu yang lebih terstruktur. Biasanya, kamu ditantang bikin proposal bisnis, presentasi di depan juri, bahkan ada yang memberikan modal untuk pemenangnya.

Walau gak menang, pengalaman ikut kompetisi itu sangat berharga. Kamu belajar riset pasar, bikin model bisnis, sampai mengajukan ide di depan orang lain. Kemampuan ini gak hanya berguna untuk dunia bisnis, tapi juga untuk karier apa pun yang kamu pilih nanti.

4. Buka bisnis kecil-kecilan

ilustrasi bisnis kuliner (pexels.com/Gary Barnes)

Belajar entrepreneurship kurang afdal kalau gak praktik. Jadi, coba buka bisnis kecil-kecilan sesuai passion, deh. Sebagai contoh, kamu bisa jualan makanan ringan di kampus, buka online thrift shop, atau bikin produk digital seperti templat desain.

Bisnis kecil ini bukan hanya soal cuan, tapi juga jadi tempat latihan nyata. Kamu bakal tahu rasanya menghadapi pelanggan rewel, stok barang yang tiba-tiba habis, sampai gimana caranya mengatur arus kas. Dari situ, kamu bisa belajar mental tahan banting dan terus berinovasi.

5. Ikut webinar dan lokakarya (workshop) bisnis

ilustrasi lokakarya (unsplash.com/ASIA CULTURECENTER)

Jangan remehkan kegiatan ini. Webinar dan lokakarya bisnis bisa memberikan banyak masukan dan pengalaman dari orang-orang yang sudah lebih dulu berkiprah di dunia wirausaha. Kamu bisa belajar tren bisnis terbaru, strategi pemasaran digital, sampai cara mengatur pola pikir biar tetap konsisten.

Biasanya, ada sesi berjejaring (networking) juga. Jangan hanya jadi peserta pasif, coba berani kenalan dengan pembicara atau peserta lain. Siapa tahu kamu ketemu rekan bisnis masa depan. Berjejaring itu salah satu kunci penting dalam dunia entrepreneurship, lho.

Jadi mahasiswa itu bukan hanya soal skripsi dan IPK, tapi juga soal gimana kamu memanfaatkan waktu untuk mengembangkan diri. Dengan ikut organisasi, magang, kerja paruh waktu, sampai buka bisnis kecil-kecilan, kamu bisa melatih jiwa entrepreneurship sejak dini. Ingat, entrepreneur sejati itu terbentuk dari pengalaman, keberanian mencoba, dan konsistensi. Jadi, mulai sekarang, jangan ragu untuk keluar dari zona nyaman dan asah kemampuan bisnis kamu selagi masih kuliah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎