5 Kesalahan Ojol yang Bisa Bikin Dapat Bintang 1, Apa Saja?

Intinya sih...
Driver ojol harus menggunakan aplikasi dengan benar, karena kesalahan teknis bisa menciptakan kesan bahwa driver tidak profesional.
Keselamatan dan sikap sopan santun dalam berkendara menjadi penilaian penting bagi pelanggan.
Bersikap sopan, tidak mengganggu privasi pelanggan, dan menjaga penampilan yang rapi serta terawat adalah hal-hal yang sangat diharapkan oleh pelanggan.
Profesi ojek online (ojol) saat ini tidak hanya menjadi andalan banyak orang dalam mencari nafkah, tetapi juga memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat. Baik layanan antar penumpang maupun makanan, para driver ojol menjadi bagian dari ritme kota yang dinamis. Seperti pekerjaan jasa lainnya, kualitas pelayanan sangat menentukan reputasi dan keberlangsungan karier sebagai ojol.
Sistem rating bintang dari pelanggan adalah salah satu indikator kepuasan layanan. Jika seorang driver kerap mendapat bintang rendah, apalagi bintang 1, hal itu bisa memengaruhi performa akun dan bahkan berisiko terkena suspend. Nah, berikut ini lima kesalahan yang sering dilakukan oleh driver ojol yang bisa bikin pelanggan kecewa dan memberikan rating rendah.
1. Tidak menggunakan aplikasi dengan benar
Salah satu kesalahan fatal yang membuat pelanggan kecewa adalah driver yang lambat dalam merespons orderan. Ketika pesanan sudah masuk tapi driver tidak segera mengkonfirmasi atau bergerak menuju lokasi, pelanggan bisa merasa tidak dihargai. Apalagi jika sampai aplikasi menunjukkan "driver diam di tempat" terlalu lama tanpa alasan yang jelas.
Ketidaktepatan dalam menggunakan aplikasi juga bisa bikin pelanggan bingung, misalnya salah pencet tombol, salah lokasi penjemputan, atau tidak memahami rute. Meski terlihat sepele, kesalahan teknis seperti ini menciptakan kesan bahwa driver tidak profesional. Jadi penting bagi ojol untuk memahami sepenuhnya fitur dalam aplikasi dan menggunakannya dengan tanggap serta tepat.
2. Mengendarai motor secara ugal-ugalan
Keselamatan adalah prioritas utama dalam layanan transportasi. Namun, masih banyak pelanggan yang mengeluh tentang driver ojol yang mengemudi secara ugal-ugalan. Berkendara zig-zag, mengebut, atau menerobos lampu merah bukan hanya membahayakan nyawa, tetapi juga menimbulkan rasa takut dan tidak nyaman bagi penumpang.
Tak hanya soal kecepatan, sikap sopan santun di jalan juga jadi penilaian. Jika driver suka membunyikan klakson tanpa alasan, memaki pengendara lain, atau tidak membantu penumpang saat naik dan turun, hal ini bisa memberikan pengalaman buruk bagi pelanggan. Berkendara dengan tenang dan santun tak hanya menjaga keselamatan, tapi juga mencerminkan profesionalitas.
3. Bersikap tidak sopan dan banyak bertanya soal privasi
Pelanggan ingin merasa aman dan dihargai, bukan merasa diinterogasi atau tidak nyaman. Kesalahan umum yang sering terjadi adalah driver terlalu banyak bertanya soal pribadi, seperti "Mau ke mana?", "Kerja di mana?", atau bahkan komentar yang bernuansa menggoda. Hal ini bisa dianggap mengganggu, apalagi jika penumpang perempuan yang sedang sendiri.
Sikap tidak sopan seperti tidak memberi salam, cemberut, atau bicara dengan nada tinggi bisa memberikan kesan negatif. Padahal, keramahan sederhana seperti menyapa dan mengucapkan "terima kasih" sudah cukup untuk membuat pelanggan merasa dihargai. Bersikap sopan adalah modal dasar yang wajib dimiliki setiap penyedia jasa.
4. Penampilan yang tidak terawat dan rapi
Meskipun pelanggan tidak selalu menuntut driver tampil seperti di iklan, penampilan tetap menjadi penilaian awal. Motor yang kotor, bau, atau bahkan berisik bisa memberikan pengalaman tidak nyaman. Apalagi jika jok motor sobek, helm berbau, atau tidak ada masker cadangan — hal-hal kecil ini bisa jadi alasan rating rendah.
Penampilan driver juga penting. Pakaian yang rapi, bersih, dan mengenakan atribut ojol menunjukkan bahwa driver menghargai pekerjaannya. Jika seorang driver terlihat acak-acakan, berkeringat berlebihan tanpa usaha menjaga kebersihan diri, pelanggan bisa merasa enggan untuk menggunakan jasanya lagi.
5. Tidak tepat waktu
Bagi pelanggan layanan antar makanan, kualitas pelayanan driver sangat memengaruhi kepuasan. Kesalahan seperti pesanan yang tumpah, salah alamat pengantaran, atau telat sampai bisa membuat pelanggan kecewa berat. Beberapa bahkan merasa dirugikan karena makanan jadi tidak bisa dikonsumsi lagi.
Ojol harus memastikan bahwa makanan yang diantar sudah sesuai dan dikemas aman. Gunakan tas delivery dengan baik, pastikan makanan tidak tertindih, dan cek ulang sebelum menyerahkan pesanan. Memberi kabar apabila terjadi kendala juga sangat dihargai. Profesionalisme dalam mengantarkan makanan bisa membuat pelanggan merasa dihargai dan memberi bintang lima tanpa ragu.
Profesi ojol bukan hanya tentang mengantar orang atau barang dari titik A ke titik B. Ia adalah profesi yang mengandalkan kepercayaan, keramahan, dan tanggung jawab. Satu kesalahan kecil bisa berdampak besar pada kepuasan pelanggan dan reputasi jangka panjang. Maka dari itu, menjadi ojol yang disiplin, sopan, dan perhatian terhadap detail sangat penting.