2009 adalah tahun yang paling bersejarah buat keluargaku. Konon katanya, setiap keluarga pasti punya hal atau kejadian yang dapat jadi turning point kehidupan rumah tangga tersebut. Begitu pun keluargaku.
Umar, adikku, lahir secara normal. Namun keadaannya di luar dugaan. Umar mulai menunjukkan tanda-tanda spesial dalam dirinya. Ia dinyatakan seorang penyadang autisme sejak usianya mencapai 3 tahun.
Sejatinya, perasaan kami kala itu bagai ditimpa bangunan roboh. Kami sangat terpukul. Lalu suatu hari, aku melihat sebuah rumah yang direnovasi. Aku bertanya-tanya dalam hatiku,
Kalau sebuah rumah saja bisa dibuat jadi lebih baik, apalagi keaadaan keluargaku?
Kemudian kami pun sadar bahwa sudah saatnya untuk bangkit. Kami bangkit atas dorongan semangat dari bidadari rumah kami, yaitu ibuku. Sebuah yayasan pun kami rintis demi masa depan Umar yang gemilang.
Hari ini, hampir tahun sejak Yayasan Cinta Sahabat Spesial lahir. Setelah mengalami asam garam dan lika-liku dalam memperjuangkan apa yag kami bangun dari fondasinya, aku sadar suatu hal. Ternyata, bukan super power, atau sihir, atau hal lain lah yang membuat kami bisa bertahan sejauh ini.
Melainkan cinta.