Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi konsultasi (pexels.com/Alex Green)

Gak semua orang bisa menjalin hubungan yang baik, bukan hanya dengan pasangan tetapi juga orang lain. Pada dasarnya karakter manusia berbeda-beda, sehingga kamu gak bisa mengatakan bila menjalani hubungan asmara adalah hal mudah yang dapat dilakukan siapa pun.

Kondisi ini akhirnya menyulut hadirnya sebuah profesi yang sebenarnya sudah lama ada, namun masih terbilang cukup asing di Indonesia, yakni Relationship Coach. Salah satu sosok yang sudah lama menjalani profesi ini adalah Satria Utama. 

Dirinya telah menjadi kanal konsultasi bagi para kliennya selama lebih dari 15 tahun. Lantas, seperti apa pekerjaan dari seorang Relationship Coach dan bagaimana perjalanan karier di dunia coaching? Yuk, simak cerita dari Satria di bawah ini!

1. Untuk menjadi seorang Relationship Coach, kamu harus mengikuti pelajaran khusus terlebih dahulu

Satria Utama, salah seorang Coach yang menangani hubungan asmara di Indonesia (dok. Pribadi Satria Utama)

Sama seperti pekerjaan lain, untuk bisa jadi seorang Relationship Coach, kamu harus melewati beberapa pelajaran terlebih dahulu. Dalam hal ini, Satria bercerita mengenai awal dirinya terjun sebagai seorang coach, yaitu lantaran bergabung dengan komunitas PUA (Pickup Artist) Indonesia.

"Merasa cocok dengan konsep bad boys are good boys dari PUA, saya akhirnya bergabung dengan PUA Indonesia sekitar tahun 2005 silam dan menjadi instruktur sampai akhirnya membuka kelas seminar setahun berikutnya," terang Satria.

Hal ini lantas menjadi batu loncatan baginya yang mulai berani tampil sebagai dating coach kala itu. Setelah merasa cukup, ia pun lanjut berguru dengan relationship coach dari Amerika di Malaysia.

Dari sini, ia belajar banyak terkait teknik mencari solusi atas hubungan asmara antara dua manusia. Mulai dari mendengarkan klien, gambaran nanti hubungan tersebut akan ke mana, sampai kebutuhan seseorang akan gaya berkomunikasi dalam menjalin relationship.

2. Seorang coach bukan membenahi, tapi lebih mengarahkan

Editorial Team

Tonton lebih seru di