Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penulis (pexels.com/SHVETS production)

Kalau kamu menulis cuma buat mengejar rasa kagum orang lain, sepertinya dirimu akan kecewa. Walaupun ada orang yang menaruh respek terhadap pilihan hidup dan karya-karyamu, yang meremehkannya juga tidak sedikit. Mereka biasanya jarang bersinggungan dengan bacaan.

Atau, mereka hanya akrab dengan jenis tulisan tertentu dan karyamu tidak termasuk dalam seleranya. Oleh karena itu, kamu perlu menyiapkan mental agar tidak berhenti menulis gara-gara pandangan miring seperti di bawah ini. Tetap fokus di jalanmu sebagai penulis, ya.

1. Penulis fiksi dan puisi sering dianggap cuma main-main

ilustrasi penulis (pexels.com/Vlada Karpovich)

Pikir mereka, menulis keduanya gak perlu riset dan bisa dilakukan oleh semua orang. Apa pun latar belakang pendidikannya tidak berpengaruh sehingga penulis fiksi dan puisi kerap dikira tak memerlukan keahlian apa pun.

Kenyataannya, untuk dapat menghasilkan karya fiksi atau puisi yang baik gak bisa asal-asalan. Meski latar belakang pendidikan bukan penentunya, penulis fiksi dan puisi tetap harus belajar dan terus menambah pengalamannya dalam menulis. Bukan sekali menulis langsung jadi serta hasilnya bagus.

2. Penghasilannya sangat kecil

Editorial Team

Tonton lebih seru di