Tak sedikit yang melakukan marathon kerja selama hampir seminggu penuh bahkan ketika seharusnya beristirahat atau menghabiskan waktu dengan keluarga. Mereka tak ingin kelihatan mengeluh di depan teman-teman kerja, apalagi atasan. Rupanya, ini justru punya dampak buruk bagi kesehatan dan produktivitas itu sendiri.
Dikutip dari BBC, pakar manajemen waktu sekaligus penulis buku 168 Hours, Laura Vanderkam, menjelaskan bahwa "Otakmu punya keterbatasan dalam bekerja". Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa bekerja melebihi batas itu sangat buruk untuk kita.
Ia mencontohkan bahwa pekerja yang terlalu sering lembur punya kecenderungan lebih banyak melakukan kesalahan dibandingkan mereka yang bekerja tepat waktu. Pangkalnya adalah kelelahan. Jika sudah kelelahan, maka pekerja tak bisa memberikan ide dan energi terbaiknya untuk menyelesaikan persoalan.
Selain itu, kerja lebih dari 40 jam per minggu berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti insomnia, depresi, diabetes, melemahnya daya ingat, bahkan gangguan jantung. Harvard Business Review juga menjelaskan perusahaan pun akhirnya menanggung dampak buruk juga. Contohnya, semakin banyak jumlah karyawan absen, mengundurkan diri, serta meningkatnya asuransi kesehatan yang harus dibayar.