Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi diskusi di kantor
ilustrasi diskusi di kantor (pexels.com/canvastudio)

Intinya sih...

  • Penggunaan AI dalam pembelajaran semakin merata dan menjadi fondasi utama dalam pengembangan skill modern.

  • Soft skills seperti komunikasi, empati, dan leadership diprioritaskan sebagai aset besar untuk menghadapi dinamika kerja.

  • Microlearning menjadi solusi efisien bagi karyawan yang ingin belajar cepat tanpa mengganggu produktivitas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia kerja terus berubah dan tren pengembangan skill menjadi semakin relevan di tahun 2025. Perusahaan kini menuntut karyawan yang agile serta mampu beradaptasi dengan teknologi baru. Karena itu, memahami arah tren skill development akan membantu kamu tetap unggul di pasar kerja.

Perubahan ini juga berdampak pada cara individu merencanakan karier. Karyawan harus lebih proaktif menggali kemampuan baru demi menghadapi tantangan industri yang semakin kompetitif. Yuk, simak tren skill development di tahun 2025!

1. AI powered learning

ilustrasi perempuan berada depan laptop (pexels.com/artempodrez)

Penggunaan AI dalam pembelajaran semakin merata dan menjadi fondasi utama dalam pengembangan skill modern. Teknologi ini membantu memetakan kebutuhan kompetensi secara akurat sehingga proses belajar terasa lebih efisien. AI juga memungkinkan karyawan mendapatkan rekomendasi pembelajaran yang relevan dan personal.

Di tahun 2025, perusahaan makin banyak mengadopsi platform AI untuk mengoptimalkan pelatihan internal. Pendekatan ini membuat pengembangan skill berlangsung lebih cepat dan tepat sasaran. Alhasil, karyawan dapat meningkatkan kemampuan sesuai kebutuhan pasar kerja.

“Data kami mengungkap bahwa 68 persen responden gen Z telah menggunakan alat pelatihan berbasis AI,” kata Irina Soriano, VP of Strategic Enablement Services di Seismic, dikutip dari Forbes.

2. Soft skills menjadi prioritas utama

ilustrasi diskusi di kantor (pexels.com/canvastudio)

Meskipun teknologi semakin mendominasi, kemampuan manusia tetap memegang peran penting. Perusahaan kini melihat soft skills seperti komunikasi, empati, dan leadership sebagai aset besar untuk menghadapi dinamika kerja. Tren ini diprediksi semakin kuat seiring meningkatnya kolaborasi lintas tim.

Soft skills juga menjadi pembeda utama di tengah otomatisasi. Ketika AI mengambil alih tugas teknis, kemampuan interpersonal justru berfungsi sebagai nilai tambah. Karena itu, investasi pada soft skills terus meningkat di tahun 2025.

3. Microlearning untuk efisiensi waktu

ilustrasi perempuan mengecek tablet di kantor (pexels.com/mikhailnilov)

Irina Soriano mendefinisikan microlearning sebagai konten pelatihan singkat yang dapat diakses kapan saja dalam format yang disukai karyawan. Model ini menjadi solusi bagi mereka yang ingin belajar cepat tanpa mengganggu produktivitas. Materinya ringkas, mudah dicerna, dan ideal untuk karyawan dengan jadwal padat.

“Bayangkan, seorang sales yang akan masuk ke pertemuan penting. Dengan microlearning, ia cukup membuka platform belajar dan coaching, memilih video singkat berdurasi 5 menit untuk menyegarkan pengetahuan produk dan industri, lalu memproses informasi itu tepat saat dibutuhkan untuk membantu menuntaskan deal,” jelas Irina Soriano.

Tren microlearning diprediksi naik karena fleksibilitasnya tinggi. Banyak perusahaan mulai menyediakan modul singkat untuk meningkatkan retensi pengetahuan. Dengan format ringkas, proses belajar terasa lebih ringan dan relevan.

“Dengan membuat potongan konten kecil yang mudah dipahami, karyawan dapat memilih materi yang mereka perlukan persis pada saat itu,” kata Soriano.

4. Belajar sambil bekerja

ilustrasi bekerja di depan laptop (pexels.com/shkrabaanthony)

Pembelajaran tidak lagi terpisah dari pekerjaan, melainkan berjalan bersamaan. Konsep learning in the flow of work membantu karyawan belajar sambil menjalankan tugas sehari-hari. Cara ini membuat proses belajar terasa lebih natural dan mudah diaplikasikan.

Tren ini juga mendukung budaya belajar berkelanjutan di dalam perusahaan. Ketika akses pembelajaran tersedia langsung di lingkungan kerja, karyawan lebih termotivasi untuk terus berkembang. Hasilnya, produktivitas meningkat sekaligus memperkuat skill baru secara konsisten.

5. Pengembangan keterampilan berbasis data

ilustrasi berkomunikasi dengan rekan kerja (pexels.com/fauxels)

Data menjadi fondasi dalam merancang strategi pelatihan yang lebih akurat. Perusahaan kini menggunakan analitik untuk mengetahui skill gap dan kebutuhan tim secara real-time. Dengan begitu, proses pengembangan karyawan menjadi lebih terukur.

Tren ini membuat keputusan terkait pelatihan semakin objektif dan tepat sasaran. Data yang dikumpulkan juga membantu perusahaan memprediksi kebutuhan skill di masa depan. Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi bisnis untuk memaksimalkan pengembangan talenta berbasis data.

6. Pembelajaran personal dalam skala besar

ilustrasi kerja sama team (pexels.com/hillaryfox)

Personalisasi pembelajaran kini menjadi kebutuhan, bukan lagi tren semata. Karyawan ingin materi belajar yang sesuai minat, tujuan karier, dan gaya belajar mereka. Hal ini membuat pengalaman belajar lebih meaningful dan berdampak jangka panjang.

Dengan bantuan teknologi, perusahaan mampu menyediakan personalisasi dalam skala besar. Setiap karyawan bisa mendapatkan jalur pembelajaran yang berbeda sesuai kebutuhan. Ini membuat pembelajaran terasa lebih relevan dan efektif untuk karier jangka panjang.

Skill development di tahun 2025 menuntut karyawan untuk terus adaptif dan proaktif. Tren seperti AI powered learning, microlearning, hingga personalized learning menjadi kunci untuk tetap kompetitif. Yuk, siapkan diri menghadapi tren ini agar kariermu makin melesat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team