Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi guru sedang mengajar
ilustrasi guru sedang mengajar (freepik.com/gpointstudio)

Intinya sih...

  • Berbagi ilmu dan memberi dampak nyata kepada siswa

  • Tuntutan administratif yang membebani dan mengurangi fokus

  • Interaksi menyenangkan dengan siswa, tetapi juga tantangan menghadapi siswa sulit diatur

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi tenaga pengajar adalah salah satu profesi yang penuh tanggung jawab sekaligus membanggakan. Bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga membentuk karakter, dan menjadi bagian penting dalam perkembangan generasi muda. Namun, seperti profesi lainnya, dunia pendidikan juga punya dua sisi yaitu suka dan duka yang hanya bisa benar-benar dipahami oleh mereka yang menjalaninya.

Di balik semangat mengajar dan senyuman di ruang kelas, ada perjuangan yang sering tidak terlihat. Nah, berikut ini lima suka duka bekerja sebagai pengajar. Oh iya, setelah membaca artikel ini, mulai dari sekarang lebih hargai kerja keras tenaga pengajar, ya!

1. Bisa berbagi Iimu dan memberi dampak nyata

ilustrasi guru mengajari murid-muridnya (freepik.com/pressfoto)

Salah satu hal paling memuaskan dari profesi ini adalah kesempatan untuk membagikan ilmu dan pengalaman kepada orang lain. Tenaga pengajar tidak hanya menjadi penyampai materi, tetapi juga pembuka wawasan, pemberi inspirasi, dan kadang menjadi panutan bagi siswanya. Ketika melihat siswa berkembang, memahami materi, atau bahkan berhasil meraih cita-cita karena bimbingan kita, ada rasa bahagia dan bangga yang sulit dijelaskan. Momen seperti ini jadi pengingat bahwa profesi pengajar adalah pekerjaan mulia yang berdampak besar pada masa depan banyak orang.

2. Tuntutan administratif yang tinggi

ilustrasi wanita sedang bekerja (freepik.com/jcomp)

Di balik aktivitas mengajar, ada tanggung jawab administratif yang cukup membebani. Mulai dari membuat RPP, laporan pembelajaran, nilai, hingga mengisi berbagai dokumen yang kadang terasa terlalu birokratis. Banyak tenaga pengajar merasa waktu mereka lebih banyak tersita oleh pekerjaan administratif dibanding proses mengajar itu sendiri. Hal ini seringkali menyebabkan kelelahan mental dan berkurangnya fokus dalam menyiapkan materi berkualitas. Padahal, esensi utama profesi ini adalah membimbing dan mengajar, bukan sekadar mengisi berkas atau mengejar target dokumen.

3. Interaksi yang menyenangkan dengan siswa

ilustrasi guru sedang mengajar (freepik.com/gpointstudio)

Setiap hari, tenaga pengajar berinteraksi dengan berbagai karakter dan kepribadian siswa. Meskipun kadang menantang, momen-momen ini sering kali justru menjadi sumber energi positif. Ada tawa, cerita lucu, atau kejadian unik yang membuat suasana belajar jadi lebih hidup. Selain itu, banyak pengajar yang merasa hubungan dengan siswa menjadi ikatan emosional yang kuat. Apalagi ketika siswa mulai terbuka, curhat, atau menunjukkan rasa hormat dan sayangnya, membuat guru menyadari apresiasi tulus yang tak ternilai.

4. Tantangan menghadapi siswa yang sulit diatur

ilustrasi anak kecil menutup telinga (freepik.com/artursafronovvvv)

Tidak semua siswa mudah diajak kerja sama. Dalam satu kelas, pasti ada saja yang sulit diatur, tidak fokus, atau bahkan sengaja membuat suasana belajar jadi tidak kondusif. Hal ini bisa menjadi tekanan tersendiri, terutama jika tidak ada dukungan dari pihak lain seperti orang tua atau pihak sekolah. Mengelola kelas bukan perkara mudah. Butuh kesabaran ekstra dan strategi khusus agar semua siswa bisa terlibat aktif dalam pembelajaran. Tenaga pengajar pun sering harus memainkan banyak peran sekaligus yaitu menjadi guru, konselor, bahkan mediator.

5. Gaji tak selalu seimbang

ilustrasi seorang perempuan memegang uang (freepik.com/freepik)

Tak bisa dimungkiri, masih banyak tenaga pengajar di Indonesia yang merasa penghasilannya belum sebanding dengan beban kerja dan tanggung jawab yang diemban. Gaji yang tidak sesuai harapan bisa menjadi salah satu duka yang kerap dirasakan, terutama bagi mereka yang bekerja di instansi swasta atau daerah terpencil. Namun, di sisi lain, banyak pengajar yang tetap bertahan karena kepuasan batin yang dirasakan. Melihat siswa berhasil, dihargai oleh masyarakat, dan merasa berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa menjadi motivasi utama yang membuat pekerjaan ini tetap terasa istimewa, meski tantangannya tidak sedikit.

Walau ada suka duka bekerja sebagai pengajar, tapi bukan berarti ini pekerjaan biasa. Di balik tantangan dan tekanan, ada banyak momen membahagiakan yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang menjalani profesi ini dengan hati. Karena mendidik bukan hanya soal mengajar di depan kelas, tapi juga membentuk karakter siswa dan menyiapkannya meraih impian di masa depan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team