Desy Ratnasari, Dok. IDN Media/Herka Pangaribowo
Kebingungan akan apa-apa saja yang bisa dimasukkan ke CV, selalu ditemukan ketika pertama kali berusaha menyusun lampiran tersebut. Beberapa menilai bahwa CV yang baik adalah yang berisi informasi secara rinci, ada pula yang berpendapat bahwa lebih baik ringkas dan padat.
Menurut Desy, saat membuat CV, kita perlu membaginya menjadi dua kategori, yaitu professional dan fresh graduate. Ada beberapa aspek yang membedakan keduanya, sehingga tampilan informasi di dalam CV masing-masing akan berbeda. “Bagi profesional level, pertama kali yang dilihat adalah background kesesuaian pekerjaan yang sedang dijalani. Selain itu, tentu saja kecocokan relevant skill dengan requirement dan pengalaman kerja sebelumnya. Jangka waktu bekerja di perusahaan sebelumnya juga turut dipertimbangkan,” jelas Desy.
Sedangkan untuk fresh graduate, Desy menjelaskan, “Pertama pasti yang dilihat adalah pengalaman organisasi atau internship, lalu online footprint seperti sosial media, LinkedIn, maupun portofolionya, lalu terakhir adalah informasi personal, seperti alamat, nomor telepon, dan surel.”
Perbedaan kategori tersebut dipengaruhi dengan jam terbang seseorang. Bagi para fresh graduate, tidak semua memiliki pengalaman bekerja yang bisa dilampirkan, sehingga pengalaman berorganisasi dan internship yang dipertimbangkan. Sedangkan bagi professional, pertimbangan dari pengalaman kerja sebelumnya lah yang menjadi poin pentingnya.