Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Unsplash/Glenn Carstens-Peters

Semenjak adanya mesin dan teknologi komputer dalam kehidupan manusia, manusia telah terobsesi dengan konsep bahwa suatu saat mesin dapat berinteraksi, merespon dan berpikir sebagaimana halnya mesin-mesin tersebut hidup, melansir penjelasan kdnuggets.com.

Itulah ide yang mewujudkan keberadaan Artificial Intelligence (AI). Setiap tahun kemungkinan terwujudnya 'teknologi intelegensi' atau penerapan sistem kerja otak pada komputer terus berkembang dan dikembangkan sebagaimana meningkatnya algoritma dan pembelajaran mesin pada tingkat kecepatan yang seperti kilat.

Terdapat 4 fase perkembangan teknologi menuju terwujudnya AI sebagaimana dijelaskan dalam artikel bersambung kdnuggets.com, yakni fase asal usul AI (1950-1983) "Genesis of AI & The first Hype Cycle", fase kebangkitan AI (1983-2010) "Resurgence of AI", fase AI terkini (2010-2018) "Current AI" dan fase AI di masa depan (2018-2035) "Future of Brains, Minds & Machines".

Pada fase pertama asal-usul AI ini menandai kesuksesan terbentuknya pola dasar untuk algoritma pembelajaran mesin yang digunakan saat ini. Saat mesin komputer dikembangkan pertama kalinya di sepanjang PD II, Alan Turing mempertanyakan perihal "Can a machine imitate human intelligence?" dan tulisannya yang berjudul "Computing Machinery and Intelligence" serta memformulasikan permainan imitasi antara interogator, komputer dan manusia. 

Selain Alan Turing, ada pula Marvin Minsky yang mengawali penelitian neuroscience. Sejak saat itu area-area sub AI pun berkembang antara 1956 hingga 1982, yang mengarah pada prototipe awal untuk teori modern AI, yaitu Rules Based Systems, Machine Learning, Single and Multilayer Perceptron Networks, Natural Language Processing (NLP), Speaker Recognition and Speech to Text Processing, Image processing and Computer Vision. Kemajuan teoretis tersebut mengarah pada beberapa terapan seperti chatterbots atau Chat-Bots dan Robotics.

Fase kedua AI menandakan kebangkitan AI, yang mana sepanjang tahun 80an dan 90an beberapa peneliti menyadari bahwa banyak solusi-solusi untuk meningkatkan AI dengan menggunakan teknik-teknik dari matematika dan ekonomi seperti game theory, stochastic modeling, classical numerical methods, operations research dan optimisasi.

Penjelasan-penjelasan matematis dikembangkan untuk jaringan-jaringan neural sebagaimana halnya algoritma evolusioner dan algoritma. Semua hal tersebut mengarah kepada beberapa sub-domain yang baru dan produk-produk komersial untuk AI yang sedang diciptakan. 

Terdapat teknik-teknik pembelajaran mesin secara substansial seperti supervised machine learning, unsupervised learning algorithm, reinforcement learning, mix learning. Selain itu, parallel & distributed computing serta big data membantu meningkatkan kapabilitas AI dan sistem AI itu sendiri.

Beberapa kemajuan dalam penerapan komersial di sub-sub area AI diantaranya adalah 1) mesin mengalahkan manusia dalam permainan catur (1997), 2) robotics (1994), 3) penggunaan algoritma NLP yang telah ditingkatkan pada chat-bots, 4) peningkatan NLP dengan menggunakan teknik supervised, semi-supervised dan data yang dilabeli sebagian, 5) recommender system, serta 6) pengenalan digit-digit tulisan tangan.

Fase ketiga merupakan fase keberadaan AI saat ini, yakni di sepanjang tahun 2010-20118, yang mana sistem-sistem AI saat ini sedang menyaingi manusia. Pertumbuhan AI amat hiper dengan kualitas yang menyamai hingga lebih baik daripada manusia dalam beberapa domain, seperti permainan, perawatan kesehatan, computer vision & object recognition, speech to text conversion, speaker recognition, robot-robot yang canggih serta chat-bots yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan spesifik.

Berdasarkan perkembangan dan peningkatan atas penerapan sistem-sistem AI di beberapa sub-domain tersebut, diperkirakan perkembangan dan peningkatan sistem-sistem AI fase selanjutnya di masa depan diramalkan dengan era future of Brains, Minds and Machines yakni sepanjang 2018-2035.

Berkenaan dengan perkembangan mesin penerapan sistem AI yang semakin menyamai dan menandingi manusia itulah beberapa pekerjaan manusia saat ini diprediksikan hilang 20 tahun ke depan.

Penelitian Universitas Oxford yang dipublikasikan tahun 2013 berjudul "the future employment: how suspectible are jobs to computerization?" menyatakan bahwa 47 persen pekerjaan yang eksis saat ini di AS berisiko tinggi teralihkan dengan potensi automatisasi oleh mesin dalam beberapa dekade ke depan. 

Beberapa perusahaan saat ini pun tengah dan telah gencar mengembangkan produk-produk berbasis AI. Kita yang tinggal di negara berkembang khususnya generasi milenial dan gen z berpotensi besar melihat dan mengalami perubahan-perubahan tersebut. Berikut ini 10 pekerjaan yang diperkirakan hilang 20 tahun ke depan berkenaan dengan AI sebagaimana dilansir digitaltrends.com.

1. Supir

wonderfulengineering.com

Pekerjaan pengendara mobil seperti pengemudi taksi, bus, truk dan pengemudi yang mengantarkan barang-barang akan teralihkan. Kendaraan-kendaraan otomatis yang dapat berkendara sendiri mengambil alih tugas para supir yang akan terus bekerja dan tidak akan berhenti untuk beristirahat. Saat ini pun telah ada teknologi kendaraan yang berkendara sendiri secara otomatis.

Kendaraan tersebut dikeluarkan oleh pemerintahan Jerman. Pemerintah Jerman amat bertaruh pada kendaraan jenis truk yang dapat berkendara sendiri secara otomatis. Bahkan produk mobil-mobil keluaran Tesla, perusahaan milik Elon Musk akan 100% otomatis pada generasi selanjutnya.

Elon Musk sendiri menyatakan bahwa sekitar satu atau dua tahun saja teknologi yang tepat untuk kendaraan otomatis tersebut terwujud dan sekitar tiga tahun untuk mendapatkan persetujuan pemerintah.

Seluruh manufaktur kendaraan utama sedang menuju ke arah teknologi elektrik dan berkendara otomatis. Berkendara di masa depan nampaknya seperti halnya menaiki elevator.

2. Petani

Editorial Team

Tonton lebih seru di