Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mencuci (pexels.com/rdne)
ilustrasi mencuci (pexels.com/rdne)

Mesin cuci memang bukan barang yang gampang rusak, tapi beberapa kebiasaan kecil bisa bikin usianya jauh lebih pendek dari yang seharusnya. Salah satu biang masalah kerusakan adalah pemilihan deterjen. Banyak orang fokus sama hasil cucinya saja, padahal gak semua deterjen cocok buat mesin cuci.

Ada yang busanya terlalu banyak, ada yang formulanya terlalu keras, bahkan ada yang bisa ninggalin residu dan bikin komponen mesin cepat aus. Intinya, apa yang kamu masukin ke tabung mesin cuci itu punya dampak besar buat kesehatan mesin cuci di rumah. Nah, beirkut lima ciri deterjen yang aman buat mesin cuci!

1. Low suds, busa lebih sedikit tapi kerja tetap maksimal

ilustrasi produk kebersihan (pexels.com/Ron Lach)

Ciri pertama deterjen yang aman untuk mesin cuci adalah low suds alias busa rendah. Mesin cuci, gak butuh busa banyak buat bekerja. Justru, busa berlebih bisa mengganggu perputaran tabung dan bikin sensor mesin jadi error. Kalau busanya terlalu banyak, mesin cuci bisa berhenti tiba-tiba atau gagal membilas dengan benar.

Alhasil ini bikin mesin lebih cepat aus. Makanya, cari deterjen yang khusus diformulasikan buat mesin cuci dengan label low suds, HE (High Efficiency), atau machine wash. Deterjen low suds bisa menghemat waktu dan air. Karena busanya sedikit, proses pembilasan jauh lebih cepat dan gak butuh bilasan berkali-kali.

2. Cepat larut dan tidak mudah menggumpal

ilustrasi mencuci pakaian (pexels.com/rdne)

Deterjen yang aman buat mesin cuci harus gampang larut, baik dalam air dingin maupun hangat. Kalau deterjen lama larut atau menggumpal, sirkulasi air di dalam mesin bisa terhambat dan meninggalkan endapan di beberapa bagian mesin. Gumpalan deterjen ini lama-lama bisa nyangkut di filter, nempel di tabung, atau bahkan bikin pipa saluran mampet.

Perlu diketahui bahwa air di beberapa daerah bisa memiliki kandungan mineral tinggi. Air seperti ini bikin deterjen lebih sulit larut dan sering meninggalkan kerak. Kalau kondisi air rumahmu kayak gini, pilih deterjen yang mengklaim “mudah larut” atau “suitable for hard water”. Alternatif lain, kamu bisa pakai bentuk cair karena lebih cepat menyatu dengan air.

3. Tidak mengandung bahan pemutih berlebih

ilustrasi deterjen pakaian (unsplash.com/jmarjes)

Bahan pemutih seperti klorin memang efektif buat noda yang membandel, tapi kalau dipakai sebagai deterjen harian, efeknya bisa bikin mesin cuci cepat rusak. Klorin yang terlalu kuat bisa mengikis logam dan plastik di dalam mesin. Selain itu, residunya juga bisa nempel di tabung yang akhirnya bikin warna pakaian cepat pudar atau berubah.

Kamu tetap boleh pakai pemutih, tapi sebaiknya pisahkan dengan deterjen utama. Gunakan pemutih hanya ketika benar-benar butuh, dan jangan dituang langsung ke pakaian atau tabung kecuali memang ada slot khusus di mesin. Untuk pemakaian harian, pilih deterjen yang lembut, tanpa klorin atau punya formula yang lembut.

4. Mengandung enzim pembersih yang efektif di suhu rendah

ilustrasi mencuci (pexels.com/rdne)

Buat yang sering nyuci pakaian harian, memilih deterjen dengan kandungan enzim adalah keputusan bijak. Enzim seperti protease, amylase, dan lipase bisa memecah noda makanan, minyak, atau keringat tanpa harus pakai air panas. Ini bukan cuma hemat energi, tapi juga bikin mesin cuci bekerja lebih ringan.

Mesin cuci yang dipaksa bekerja dengan air panas setiap hari cenderung lebih cepat aus, terutama bagian seal dan karetnya. Dengan deterjen berenzim, pakaian bersih maksimal meskipun dicuci di suhu rendah. Selain itu, deterjen dengan enzim biasanya gak butuh takaran banyak, jadi kamu bisa lebih hemat.

5. Tidak menimbulkan residu dan aman untuk tabung mesin

ilustrasi mesin cuci (unsplash.com/planetcare)

Deterjen yang aman untuk mesin cuci harus bisa dibilas tanpa meninggalkan residu. Residu ini sering jadi penyebab tabung mesin bau, pakaian beraroma apek, atau muncul jamur di bagian karet pintu front load. Lebih parah lagi, residu yang menumpuk bisa membuat mesin bekerja lebih berat dan gampang rusak.

Kamu bisa cek apakah deterjen meninggalkan residu dengan melihat pakaian setelah proses bilas. Kalau masih terasa licin atau ada butiran-butiran menempel, berarti deterjen itu kurang cocok buat mesin cucimu. Pilih yang punya klaim “no residue”, “clean rinse”, atau “suitable for front load”, karena biasanya formulasi deterjen jenis ini lebih ringan dan bersih.

Salah satu cara menjaga mesin cuci tahan lama adalah memilih deterjen yang tepat. Dengan memperhatikan lima ciri di atas, kamu bisa memastikan mesin cuci tetap bekerja optimal dengan deterjen yang tepat. Pakaian bersih, wangi, dan nyaman dipakai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team