Merokok menjadi aktivitas yang lekat dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh sebagian besar pria. Hasil survei global, GATS (Global Adult Tobacco Survey), menunjukkan terjadi peningkatan jumlah perokok usia dewasa sebesar 8,8 juta jiwa selama 10 tahun terakhir (2011-2021).
Rokok memang membawa efek candu yang berasal dari kandungan nikotinnya. Beberapa orang akan bilang bahwa apabila tidak merokok maka akan merasa pusing. Lalu, beberapa orang yang lain mengatakan dengan merokok kepercayaan diri mereka meningkat. Dan yang lainnya, mengaku mengonsumsi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pergaulan.
Indonesia, memiliki jumlah perokok aktif terbesar ke 3 di dunia setelah India dan China. Melarang merokok bisa saja menjadi hal yang sia-sia, tetapi tetap perlu dan harus dilakukan. Terbukti, kita sering menemukan himbauan perintah larangan merokok disertai berbagai ragam ilustrasi dampak buruk merokok.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah baru-baru ini adalah menaikkan cukai rokok dengan rata-rata 10 persen pada tahun 2023 dan 2024. Namun, fakta menariknya adalah pembayaran dari cukai rokok memberikan kontribusi terbesar pada penerimaan cukai di Indonesia.
Aktivitas merokok nyatanya masih membawa rentetan masalah lain. Saat merokok, seseorang akan menyisakan bagian ujung yang tidak bisa lagi dikonsumsi, yang biasa dinamakan puntung rokok.
Puntung rokok menjadi salah satu sampah yang mudah dijumpai di sekitar kita. Padahal puntung rokok mengandung mikro plastik yang berbahaya, terutama bagi kehidupan di bawah laut. Oleh karenanya, beberapa negara melakukan penelitian untuk mendaur ulang puntung rokok. Yuk simak apa saja hasil dari daur ulang puntung rokok!