ilustrasi berkebun (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Tanaman kapulaga dapat ditanam atau diperbanyakan secara vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif, ia dibudidayakan dengan pembagian anakan atau rimpang, sedangkan secara generatif, melalui biji. Inilah langkah-langkah setiap metode perbanyakan yang bisa kamu praktikkan:
Menanam kapulaga dari pembagian rimpang
- Pilihlah rimpang anakan yang sehat, berusia remaja (memiliki daun 2-4 helai dan berwarna hijau muda), memiliki banyak akar rizoma, dan mata tunas. Lalu pisahkan dari induknya.
- Tanam rimpang di media tanam baru. Bisa dalam pot besar atau tanah di lahan kebun rumah.
- Tanam bibit dengan sistem tanam dangkal (kedalaman sekitar 10—15 cm). Usahakan akar dan tunas menyebar. Hati-hati jangan sampai merusak akar tanaman.
- Tambahkan ajir untuk menopang bibit supaya tidak mudah roboh.
- Beri jarak antar lubang tanam sekitar 2 meter untuk memaksimalkan nutrisi tanaman
- Lakukan perawatan seperti penyiraman rutin (tapi jangan terlalu basah) dan pemupukan sekitar 6 bulan sekali.
Menanam kapulaga melalui biji
- Biji kapulaga dapat diperoleh dari polong yang sudah mengering di tanaman, atau kamu bisa mendapatkannya di toko benih.
- Taburkan benih di atas media semai dalam polybag. Kamu bisa menggunakan media semai dari campuran tanah subur dan kompos
- Setelah tumbuh sekitar 2 jengkal, bibit siap dipindahkan ke media tanam yang lebih besar. Pindahkan secara hati-hati.
- Proses penanaman dan perawatan sama seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Rempah kapulaga biasanya dapat dipanen setelah usia 2 hingga 3 tahun setelah tanam. Ini biasanya ditandai dengan polong yang pecah atau terbelah. Menariknya, tanaman kapulaga bisa tetap produktif hingga usia 10—15 tahun, lho.
Bagaimana, tertarik untuk membudidayakan kapulaga? Kamu bisa langsung praktikkan cara menanam kapulaga di atas, ya! Semoga berhasil!