9 Desain Toilet Estetik yang Muncul di Film Perfect Days

Melansir laman resmi Tokyo Toilet, desain toilet ini dibuat oleh Fumihiko Maki dan terletak di dalam komplek taman bermain anak-anak. Menariknya, taman itu dikenal luas karena keberadaan perosotan gurita merah yang mencolok. Maki kemudian membuat tema serupa untuk toilet umumnya, tetapi dengan pendekatan yang lebih minimalis dengan dominasi warna putih dan kaca. Toilet ini adalah desain yang muncul pertama kali dalam film Perfect Days. 

Dua toilet transparan juga jadi highlight di film Perfect Days. Tak hanya karena pilihan warnanya yang memukau, tetapi juga fiturnya yang unik. Dua toilet kaca ini terletak di Haru-no-Ogawa Community Park dan Yoyogi Fukamachi Mini Park. Walau unik dan estetik, tak sedikit pengguna yang bingung cara menggunakan toilet ini agar tak transparan saat sedang dipakai. Berani coba?

Toilet Jingumae atau yang dikenal pula dengan nama The House memang terinspirasi dari bentuk fasad rumah mungil nan sederhana. Apalagi kalau bukan bangunan berbentuk balok dengan atap segitiga, dilengkapi jendela dan pintu. Bangunan karya seniman bernama Nigo ini ternyata terinspirasi dari bangunan perumahan Tokyo yang dibuat tentara Amerika Serikat setelah Perang Dunia II. 

Desainnya yang serba kayu memang bikin toilet umum di Nabeshima Shoto Park ini menarik mata. Tak hanya fasadnya, bagian dalamnya pun tak kalah unik. Beberapa sisa kayu cedar bangunan ditempel di dinding sekalian sebagai dekorasi. Sosok di balik desain estetik ini adalah arsitek Kengo Kuma. 

Toilet ini juga salah satu yang menarik perhatian. Bentuknya saja tak biasa, yakni tiga tabung yang ditata sedemikian rupa dengan atap kerucut, membuatnya tampak seperti jamur. Meski warnanya cenderung netral dan earthy alias ambil aman, tata letak dan pencahayaannya tergolong inovatif. Toilet Yoyogi-Hachiman ini dibuat oleh Toyo Ito. 

Toilet estetik lain yang nampang di Perfect Days terletak di Pintu Keluar Barat Stasiun Ebisu. Fasadnya amat unik, yakni aluminium yang berbentuk kubus tanpa alas dan tutup yang mengapung di udara. Bangunan toiletnya sendiri pun hanya kubus putih dengan atap rata dan interior yang tak kalah minimalis. Sosok di balik landmark modern-minimalis ini adalah desainer bernama Kashiwa Sato. 

Didesain oleh Nao Tamura, Higashi Sanchome mungkin satu-satunya toilet dalam proyek ini yang menggunakan warna mencolok. Filosofi di baliknya tak kalah nyeleneh, yakni tradisi bungkus kado ala Jepang. Tak heran kalau bilik-biliknya diletakkan ala lipatan kertas. Untuk bagian interiornya tak ada yang spesial, kok, masih minimalis dan didominasi warna putih. 

Memadukan antara modernitas dan tradisi kuno Jepang, toilet di Ebisu Park ini didesain studio seni Wonderwall dengan material utama semen. Menurut laman resminya, toilet ini terinspirasi kamar mandi kuno Jepang yang bernama Kawaya yang dulu hanya berbahan tanah dan kayu. Untuk menambah intrik, jalan masuknya dibuat ala labirin dengan sekat-sekat.

Dinamai Hi Toilet oleh empunya Kazoo Sato, bangunan berbentuk setengah lingkaran yang futuristik ini jelas menarik siapapun yang lewat. Tak hanya fasadnya yang terlihat datang dari masa depan, ada beberapa fitur canggih yang bisa kamu coba. Memasukinya seperti sedang berada di pesawat ruang angkasa dengan deretan tombol untuk berbagai fungsi, termasuk mendengarkan musik. Bila tertarik mencobanya, kamu bisa melipir ke Nanago Dori Park. 

Sebenarnya ada belasan toilet unik yang sudah dibuat dalam skema proyek Tokyot Toilet itu, tetapi hanya beberapa yang dijadikan latar film Perfect Days. Kalau penasaran sama desain-desain lainnya, silakan mampir langsung ke situs dan media sosial mereka.