Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menyimpan bahan daur ulang di dalam kardus
ilustrasi menyimpan bahan daur ulang di dalam kardus (pexels.com/SHVETS production)

Intinya sih...

  • Pisahkan dan bersihkan bahan bekas sebelum disimpan agar tetap higienis dan tidak menimbulkan bau.

  • Gunakan wadah tertutup dan kering untuk menjaga bahan dari debu, serangga, atau kelembapan.

  • Atur sistem dan jadwal pengolahan rutin agar bahan bekas tidak menumpuk dan siap didaur ulang tepat waktu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kadang kita sudah niat banget mulai hidup lebih ramah lingkungan dengan cara menyiapkan kantong kain, memisahkan sampah organik dan anorganik, sampai mengumpulkan botol plastik untuk didaur ulang. Namun, sering kali, niat itu kandas gara-gara satu hal sepele: bahan bekasnya menumpuk, kotor, atau bau sebelum sempat diolah. Padahal, cara kita menyimpan bahan bekas sebelum didaur ulang itu penting banget untuk menjaga kebersihan rumah dan bikin proses daur ulang jadi lebih mudah.

Nah, kalau kamu termasuk yang lagi semangat bikin rumah lebih “hijau”, tapi belum tahu cara menyimpan bahan bekas biar gak bikin sumpek, kamu datang ke tempat yang tepat. Di sini, kita akan membahas langkah-langkah simpel tapi efektif untuk menyimpan bahan bekas. Dengan begitu, bahan jadi tetap rapi, bersih, dan siap diolah kapan pun.

1. Pisahkan berdasarkan jenis bahan

ilustrasi memilah sampah (pexels.com/SHVETS production)

Langkah pertama dan paling penting adalah jangan campur semua bahan bekas jadi satu. Setiap jenis bahan punya cara penyimpanan yang berbeda. Misalnya, kertas dan kardus harus disimpan di tempat kering supaya gak lembap dan berjamur. Plastik dan kaleng sebaiknya dicuci dulu biar gak berbau. Sedangkan, kaca perlu dipisahkan dari bahan lain agar gak pecah dan bercampur serpihannya.

Kamu bisa pakai wadah berbeda untuk tiap kategori, misalnya ember bekas cat untuk plastik, kardus besar untuk kertas, dan keranjang khusus untuk kaca. Kalau mau lebih estetik, kamu juga bisa tempel label warna atau tulisan supaya anggota keluarga lain gak salah menaruh. Selain memudahkan daur ulang, cara ini juga bikin rumah terlihat lebih tertata dan bersih.

2. Pastikan bahan dalam keadaan bersih dan kering

ilustrasi kaleng bekas (freepik.com/freepik)

Sering kali orang malas cuci bekas botol minuman atau bungkus makanan sebelum disimpan. Padahal, sisa makanan dan minuman itu bisa jadi sarang bakteri dan bikin bau gak sedap. Jadi, pastikan semua bahan bekas sudah dicuci bersih dan dikeringkan sebelum dimasukkan ke wadah penyimpanan.

Misalnya, kalau kamu punya botol plastik bekas minuman, cukup bilas dengan air sabun, tiriskan, lalu simpan dalam posisi terbalik supaya airnya turun. Begitu juga dengan kaleng bekas susu atau makanan, cuci dan lap sampai kering. Dengan begitu, bahan daur ulangmu tetap higienis dan gak mengundang lalat atau tikus.

3. Gunakan tempat penyimpanan yang tertutup

ilustrasi menyimpan bahan daur ulang di dalam kardus (pexels.com/SHVETS production)

Kalau kamu tinggal di daerah yang lembap atau banyak serangga, tempat penyimpanan tertutup jadi solusi terbaik. Bisa pakai kontainer plastik besar dengan tutup rapat, tong bekas cat, atau ember dengan penutup. Selain menjaga bahan bekas dari air hujan dan debu, cara ini juga menghindarkan dari bau yang bisa muncul kalau ada sisa makanan yang belum benar-benar bersih.

Supaya gak ribet tiap kali mau buang bahan bekas, kamu bisa letakkan tempat penyimpanan ini di area yang mudah dijangkau. Bisa di dekat dapur, garasi, atau halaman belakang. Dengan begitu, kamu gak akan malas menyimpan bahan bekas ke tempatnya karena terlalu jauh atau ribet.

4. Gunakan sistem FIFO (First In, First Out)

ilustrasi botol-botol bekas (pexels.com/Eudes)

Ini bukan hanya berlaku di dunia kuliner, tapi juga cocok untuk urusan daur ulang. First In, First Out artinya bahan bekas yang dikumpulkan lebih dulu, harus diolah atau dikirim ke tempat daur ulang lebih dulu juga. Dengan cara ini, kamu bisa mencegah bahan bekas lama jadi kotor, rusak, atau lembap karena terlalu lama disimpan.

Kamu bisa tulis tanggal kecil di wadah untuk menandai kapan bahan itu dikumpulkan. Jadi, setiap kali hendak diolah atau setor ke bank sampah, kamu tahu mana yang harus dikeluarkan terlebih dulu. Simpel tapi efektif banget untuk menjaga kualitas bahan daur ulangmu.

5. Jadwalkan waktu untuk mengolah atau mengirim

ilustrasi koran bekas (unsplash.com/Teslariu Mihai)

Menyimpan bahan bekas tanpa punya jadwal pengiriman ujung-ujungnya hanya akan menumpuk dan bikin malas. Jadi, tentukan jadwal rutin, misalnya seminggu sekali untuk olah sampah organik atau dua minggu sekali untuk mengirim bahan anorganik ke bank sampah. Selain bikin sistem penyimpananmu tetap rapi, kebiasaan ini juga menjaga motivasi kamu dan keluarga untuk terus konsisten. Siapa tahu, lama-lama kamu malah jadi inspirasi lingkungan buat tetangga sekitar!

Menyimpan bahan bekas sebelum diolah sebenarnya gak ribet, asal dilakukan dengan cara yang benar. Pisahkan, bersihkan, keringkan, dan simpan di tempat yang aman. Dengan kebiasaan kecil ini, kamu gak hanya membantu lingkungan, tapi juga bikin rumah tetap rapi dan bebas bau. Jadi, yuk mulai dari sekarang, ubah cara menyimpan bahan bekasmu jadi lebih cerdas dan ramah lingkungan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎