Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
menilai rumah
ilustrasi menilai rumah (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Intinya sih...

  • Lokasi rumah harus strategis dan lingkungannya sudah ramai

  • Ukurannya gede biar gak sesak

  • Beli rumah full furnished saja

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ingin punya rumah, tapi dana pas-pasan. Apakah mungkin kamu bisa memilikinya? Keterbatasan bujet buat beli hunian pribadi memang cukup bikin pusing. Mencari rumah berharga terjangkau jauh lebih sulit daripada rumah mahal.

Namun, tidak berarti keinginanmu gak bakal menjadi nyata. Dengan anggaran yang terbatas, dirimu harus mencari rumah yang paling masuk akal buatmu. Hindari mengikuti impian tak logis seputar rumah saat bujet terbatas seperti yang dijelaskan di bawah ini. Yuk, usahakan rumah pertamamu segera terbeli!

1. Lokasi rumah harus strategis dan lingkungannya sudah ramai

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/valentina braschi)

Semua orang tentu mau sekali kalau ada pilihan rumah seperti di atas dengan harga murah. Sayangnya, itu bisa dibilang mustahil. Kian strategis lokasinya dan lingkungannya sudah ramai, harganya juga tambah tinggi.

Di daerah pinggiran, kamu masih bisa memperoleh rumah tipe 36 di harga 200 sampai 400 juta. Di lokasi yang menjadi pusat keramaian, tipe bangunan yang sama mungkin sudah mencapai 2 sampai 3 kali lipat. Bahkan dapat lebih mahal lagi.

2. Ukurannya gede biar gak sesak

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Kalau danamu banyak, pengin rumah yang lebih luas masih masuk akal. Ada harga yang harus ditebus untuk setiap meter tanah dan bangunan. Akan tetapi, keinginan tersebut menjadi tidak pas apabila bujetmu minim.

Kalau dirimu gak mau sampai berutang, ukuran rumah impian wajib disesuaikan dengan tabungan. Bukan berapa harga rumah tipe 45? Namun dengan dana sekian, rumah tipe berapa yang bisa didapatkan olehmu dan di mana?

3. Beli rumah full furnished saja

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Pixabay)

Rumah full furnished atau telah dilengkapi dengan berbagai perabot memang indah serta praktis. Perabot dipilih sesuai dengan konsep bangunan. Kamu juga tinggal menempatinya. Gak usah repot survei harga serta membeli perabot di berbagai toko.

Bahkan sekadar memasang gorden pun tak perlu lagi. Akan tetapi, tentu ada selisih harga yang lumayan antara dirimu membeli rumah kosongan dengan full furnished. Selisih 50 juta rupiah saja barangkali sudah melebihi bujetmu.

4. Rumah kosongan oke, tapi habis itu borong semua perabot

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Mateusz Pielech)

Kali ini kamu mau berkompromi dengan opsi rumah kosongan daripada full furnished. Harga rumah sudah cocok dengan bujetmu. Akan terapi, jika setelahnya dirimu ingin langsung mengisinya dengan perabot lengkap maka sama saja.

Total pengeluaranmu dari membeli rumah sampai melengkapi perabotnya barangkali melebihi dana yang sudah disiapkan. Jika tabungan untuk membeli rumah saja sudah mepet, konsekuensinya perabot dibeli satu per satu sesuai prioritas. Boleh jadi sampai lebih dari setahun belum seluruh perabot berhasil dibawa pulang.

5. Cepat-cepat renovasi biar rumah second sesuai keinginan

ilustrasi penghuni baru (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Untukmu yang ingin menjatuhkan pilihan pada rumah second, konsekuensinya ialah usianya. Bangunan mungkin telah berumur lebih dari 10 tahun. Dari penampilannya saja sudah tampak lawas.

Belum lagi banyak sisi yang belum sesuai dengan rumah impianmu. Renovasi boleh jadi memang dibutuhkan. Namun, utamakan buat kerusakan yang mendesak seperti perbaikan atap bocor. Bila kamu tergesa-gesa ingin merenovasi besar-besaran demi membuatnya cantik, uang dari mana?

6. Berkeras gak mau ambil KPR, tapi juga tak ada tanda bisa beli cash

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Memang kredit apa pun dapat terasa membebani. Apalagi kredit rumah yang cicilannya tidak sedikit. Akan tetapi, kamu juga harus melihat dengan cermat keuanganmu. Apakah masih mungkin untukmu memilikinya secara cash?

Bila jarak antara saldomu hari ini dengan harga rumah paling murah saja jauh sekali, entah kapan dirimu bisa membelinya. Jangan-jangan hingga 5 tahun kemudian harga rumah tetap tak terkejar. Apalagi dengan adanya kenaikan harga.

Mengambil KPR lebih tepat. Beda dengan seandainya tabunganmu kurang 10 atau 20 juta lagi. Kamu barangkali masih dapat mengejar kekurangan tersebut dan membeli rumah 1 atau 1,5 tahun mendatang.

7. Ambil cicilan KPR melebihi kemampuan membayar

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Max Vakhtbovycn)

Meski begitu, bila kamu hendak mengambil KPR juga harus berhitung cermat. Cek lagi apakah ada cicilan lain yang belum selesai? Jika ada cicilan lain berarti mengurangi batas maksimal cicilan KPR yang bisa diambil.

Besar cicilan rumah juga gak boleh melebihi kemampuan bayarmu. Godaannya mungkin dua hal. Pertama, dengan cicilan yang gede akan lebih cepat lunas.

Namun, jangan sampai kamu kesulitan mencukupi kebutuhan lainnya. Kedua, cicilan besar juga dapat memberimu rumah yang lebih luas. Walaupun sekarang dirimu merasa masih mampu, nanti begitu ada kenaikan bunga cicilan malah macet.

8. Berharap rumah orangtua atau mertua diwariskan padamu

ilustrasi bagian dalam rumah (pexels.com/Lisa Anna)

Ini layak disebut mimpi di siang bolong apabila kamu punya saudara. Seandainya saudaramu gak dikasih rumah juga atau harta lain yang nilainya setara dengan rumah itu, tentu dirimu tak bakal memilikinya. Rumah tersebut barangkali berujung dijual dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anak.

Jangan mengharapkan barang gratisan. Terlebih rumah yang harganya fantastis. Meski bujetmu untuk membeli rumah sendiri masih tipis, gak usah berpikir aneh-aneh seputar warisan rumah. Mending kamu fokus bekerja serta meningkatkan saldo.

Terkadang orang tidak bisa membeli rumah bukan karena uangnya benar-benar tak ada. Namun, mereka kurang memprioritaskannya. Atau, punya impian tak logis seputar rumah saat bujet terbatas. Rumah bakal lebih mudah terbeli kalau kamu mau menyesuaikan keinginan dengan cara yang tersedia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team