Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi warna millennial green (unsplash.com/Anand Kumar)
Ilustrasi warna millennial green (unsplash.com/Anand Kumar)

Warna abu-abu khas milenial atau disebut dengan istilah "millennial grey", mendominasi banyak interior minimalis mulai dari tahun 2010-an. Ini terjadi ketika generasi milenial mencoba mengimbangi gaya interior orang tua mereka yang cenderung eklektik dan dominasi warna krem.

Kini, TikTok ramai membahas seputar generasi milenial yang beralih dari abu-abu ke warna hijau, yang dikenal sebagai "millennial green". Peralihan ini terinspirasi oleh interior biofilik, estetika klasik, dan tampilan cottagecore.

Warna millennial green menjadi perbincangan hangat di media sosial sehingga menjadi tren yang layak untuk diikuti. Lalu, apa itu sebenarnya warna millennial green? Yuk, kita bahas di sini, ya!

1. Apa itu warna millennial green?

Ilustrasi warna millennial green (unsplash.com/Omar Shabana)

Millennial green bukanlah nuansa hijau tertentu. Sebaliknya, warna ini mengacu pada penggunaan beragam warna hijau yang muncul dalam interior. Millennial green menambahkan warna-warna earthy green seperti sage, zaitun, forest green, evergreen, hijau zamrud, dan hijau pastel ke dalam ruangan.

"Millennial green biasanya mengacu pada hijau sage, tetapi bisa juga hijau kalem apa pun. Ini mengacu pada penggunaan warna hijau yang berlebihan di rumah, daripada satu nuansa tertentu," kata desainer interior dan kreator konten Mallory Wackerman, mengutip laman Martha Stewart.

Jenis warna hijau ini populer di kalangan generasi milenial karena kemampuannya bertindak sebagai warna netral, sekaligus menambahkan warna pada ruangan.

2. Dari mana tren ini berasal?

Ilustrasi warna millennial green (unsplash.com/Alex Tyson)

Warna-warna yang sedang tren seperti millennial green cenderung berawal dari tren fashion dan kemudian merambah ke dalam rumah. Para desainer menganggap rona hijau paling sering digunakan dalam pilihan desain beraksen, seperti sofa atau lemari dapur, atau sebagai ruangan kecil yang penuh warna, seperti kamar mandi atau ruang cuci.

Di samping itu, banyak juga yang melihat tren ini sebagai respons terhadap dominasi warna "millennial grey" selama bertahun-tahun dalam desain interior, sebuah fenomena dimana kaum muda mengisi rumah mereka dengan berbagai corak abu-abu.

"Tren ini hanya sebuah penolakan dan keinginan untuk perubahan dan sesuatu yang lebih berwarna. Sesuatu yang mengingatkan kita pada alam terbuka, bukanlah nuansa 'steril' lagi," ujar Shannon Eddings, seorang desainer interior asal Austin, mengutip laman Today.

Mulai dari 2010-an, seiring maraknya estetika minimalis, brutalis, dan industrial, abu-abu menjadi warna andalan bagi banyak milenial. Abu-abu menggantikan krem, yang merupakan warna tren ​​di tahun 90-an dan awal 2000-an.

Namun, sekitar tahun 2020, abu-abu dikenal sebagai warna yang muram dan suram. Sebagai respons, seiring dengan maraknya gaya interior baru, generasi milenial beralih dari abu-abu ke hijau. Kini, nuansa hijau sering terlihat dimana-mana dalam interior rumah milenial.

3. Mengapa warna ini menjadi pilihan di kalangan milenial?

Ilustrasi warna millennial green (unsplash.com/Spacejoy)

Menurut Julian Page, kepala desain di BHS, yang dikutip dari laman House Beautiful, warna abu-abu khas generasi milenial diandalkan untuk dekorasi rumah. Hal ini mencerminkan pergeseran ke arah minimalis dan ketenangan, terutama dalam gaya hidup modern yang serba cepat.

Ada juga komponen psikologis dari warna abu-abu. Perabotan abu-abu dapat membuat rumah terasa canggih tanpa menguras kantong, sehingga millennial grey merupakan warna yang aspiratif di masa ekonomi yang tidak menentu. Namun, era abu-abu milenial yang dingin tidak akan bertahan selamanya.

"Tidak seperti abu-abu yang kaku, hijau menghadirkan kehangatan dan kehidupan pada ruangan tanpa membuatnya tampak berlebihan. Hijau sage, dinilai dapat berperan sebagai warna netral, memadukan ketenangan, fleksibilitas, dan modernitas," ungkap Victoria Robinson, pakar gaya dan tren di Hillarys, mengutip laman House Beautiful.

Pendapat lain yang dikutip dari House Beautiful, yaitu menurut Victoria Yardley, salah satu pendiri Victory Colours. Menurutnya, generasi milenial, khususnya, tertarik pada millennial green karena mencerminkan nilai-nilai gaya hidup yang lebih luas: keberlanjutan, kesadaran, dan keinginan, agar rumah menjadi tempat perlindungan yang menenangkan.

Bahkan, menurut YouGov poll 2024, 63 persen milenial setuju bahwa perubahan iklim adalah ancaman terbesar bagi peradaban. Maka, milenial sendiri dijuluki "the wellness generation", karena mereka sangat menghargai kesehatan dan kesejahteraan pribadi. Hijau di sini, bukan sekadar pilihan estetika, tetapi mampu membangkitkan nilai-nilai penting bagi milenial.

4. Contoh pengaplikasikan millennial green di rumah

Ilustrasi warna millennial green (unsplash.com/Lisa Anna)

Danielle Davis, pendiri dan desainer utama 56th Street Design Studio merekomendasikan penggunaan warna millennial green sebagai sarana untuk menciptakan momen-momen penuh semangat.

"Hal ini dapat dicapai dengan melapisi ruangan dengan tekstur, memadukan ruangan dengan warna-warna yang membuat millennial green bersinar, dan menghindari warna-warna yang dapat meredupkan dampaknya," ujarnya mengutip laman Martha Stewart.

Berikut contoh pengaplikasikan warna millennial green di rumah.

Lemari dapur: Aplikasikan warna hijau pada lemari dapur. Generasi milenial yang menyukai estetika vintage dan rumah pertanian (farmhouse) yang estetik, cenderung memilih lemari dapur berwarna hijau. Warna sage dan hijau pastel cenderung menjadi yang paling populer, tetapi warna hijau tua tak kalah menarik.

Sofa hijau beludru: Hijau adalah warna klasik untuk estetika old money. Sofa beludru hijau menjadi salah satu desain interior ternama. Ini dapat dipadukan dengan warna kayu gelap, metalik emas, dan aksen kulit yang mewah, sehingga menjelma menjadi tampilan khas old money.

Wainscoting hijau: Wainscoting atau dinding panel dinilai praktis, menambah kedalaman dan dimensi pada dinding serta menciptakan peluang untuk palet dua warna. Banyak milenial mengecat wainscoting mereka dengan warna hijau. Warna sage dan olive populer digunakan, tetapi beberapa warna yang lebih gelap juga menarik. Padukan wainscoting hijau dengan wallpaper bermotif bunga cerah.

Ubin hijau di kamar mandi dan dapur: Warna hijau juga mulai merambah ke kamar mandi dan dapur. Beberapa generasi milenial mengganti ubin yang sudah ada dengan varian warna hijau. Misalnya, kamar mandi dengan warna hijau, hingga penggunaan backsplash hijau di dapur.

Kamar tidur hijau tua: Milenial mulai menggunakan hijau sebagai dasar palet warna. Warna hijau tua seperti zamrud, giok, dan evergreen telah menjadi pilihan trendi untuk kamar tidur. Mengecat plafon dan pintu dengan warna yang sama juga sedang tren.

Dekorasi hijau: Elemen tekstil seperti pelapis sofa, bantal sofa, karpet, hingga tirai jendela merupakan elemen dekorasi yang bisa dipilih dengan warna millennial green. Jangan lupa juga untuk menyertakan tanaman hijau untuk menpercantik ruangan.

Nah, itulah informasi seputar warna millennial green yang sedang tren dalam desain interior rumah. Saat mendesain rumah dengan warna tren ini, kita harus selalu memilih warna atau barang yang benar-benar sesuai dengan personal style. So, apakah kamu tertarik mengaplikasikan tren warna ini di rumah?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team