Potret detail instalasi 'Trash Stratum' (2024), dalam pameran seni 'Seeing Forest' di SAM di Tanjong Pagar Distripark. (dok. Singapore Art Museum)
Sebagai salah satu pameran yang sukses digelar di Biennale Arte 2024, Seeing Forest memiliki tiga karya utama yang menjadi pusat perhatian sekaligus elemen penting dalam mewujudkan pameran secara keseluruhan. Ketiga karya utama tersebut di antaranya adalah instalasi Trash Stratum (2024), Buffy (2024), dan The Travellers and The Cement Drain (2024).
Ketika pengunjung memasuki ruangan, mereka akan disambut oleh instalasi video bertajuk Trash Stratum (2024), yang diperbesar untuk presentasi di Singapura. Instalasi ini memperlihatkan lemari unik yang terbuat dari kotak-kotak kayu yang ditumpuk sedemikian rupa hingga membentuk struktur dengan 15 layar.
Masing-masing layar menyiarkan berbagai rekaman hasil penelitian Robert Zhao Renhui tentang perkembangan ekosistem hutan sekunder usai ditinggalkan oleh para pekerja migran. Selain itu, layar tersebut juga menampilkan berbagai objek yang berhasil dikumpulkan oleh Robert Zhao Renhui selama berkunjung ke hutan sekunder dan menyuguhkan beragam koleksi foto arsip serta benda-benda yang diambil dari hutan.
Secara keseluruhan, instalasi ini menginterpretasikan tentang transformasi dan pemulihan hutan yang berlangsung secara terus menerus. Selanjutnya, pengunjung akan melihat instalasi kedua, yaitu The Owl, The Travellers and The Cement Drain (2024).
Mirip dengan instalasi sebelumnya, instalasi ini menghadirkan video dua saluran yang memperlihatkan rekaman visual hutan sekunder di Singapura, hasil dokumentasi sang seniman selama hampir satu dekade menjelajahi hutan tersebut. Momen ini diambil menggunakan lensa zoom, kamera penangkap gerak, dan kamera termal yang dipasangkan di hutan.
Dalam rekaman tersebut, ditunjukan bagaimana hutan sekunder menjadi tempat bagi elemen alami dan buatan manusia berinteraksi. Melalui instalasi ini, sang seniman seolah ingin mengungkapkan bahwa manusia dan alam memiliki ikatan yang begitu kuat dan mengingatkan kepada semua bahwa segala bentuk aktivitas manusia dapat berdampak luas terhadap lingkungan.
Setelah itu, di SAM, para pengunjung juga akan dibuat kagum dengan hadirnya sebuah instalasi yang memperlihatkan seekor burung hantu ikan bertajuk Buffy (2024). Perlu diketahui bahwa burung hantu ikan Buffy merupakan jenis burung hantu terbesar yang berasal dari Asia Tenggara. Burung hantu ini juga kerap dijumpai di kawasan hutan lebat dan cagar alam.
Pada instalasi tersebut, terlihat burung hantu ikan Buffy tampak membelakangi pengunjung. Karya tersebut memiliki makna bahwa alam mempunyai kecenderungan untuk menyembunyikan keberadaannya.
Dikarenakan galeri ini tidak memiliki jendela, alhasil para pengunjung pun akan bertanya-tanya ke mana burung hantu tersebut mengarahkan pandangannya. Namun, lagi-lagi, sang seniman ingin menyampaikan bahwa esensi sejati umumnya tidak mudah dipahami dan dimengerti.