ilustrasi melukis (pexels.com/Andrea Pia)
Gak mudah memang mengenali sebuah karya seni yang menginterpretasikan aliran kubisme. Namun, kamu bisa tetap mengidentifikasinya lewat beberapa hal di bawah ini:
1. Hanya menggunakan bentuk geometris
Lukisan yang memiliki corak Kubisme biasanya tidak mengindahkan bentuk asli dari subjek yang ada di alam nyata. Para seniman Kubisme mendekonstruksi objek yang dilukis dan melakukan sebuah analisis dari berbagai sudut.
Itulah salah satu alasan jenis aliran Kubisme pertama disebut dengan Kubisme Analitik. Sebab, objek yang sudah dianalisis lalu dilukis dalam susunan geometri, misalnya kotak, segitiga, atau kerucut.
2. Terlihat rata (flat) & minim kedalaman (sense of depth)
Bagian yang ada di subjek dipecah dan disusun lagi agar terlihat menjadi 2 dimensi dan berbentuk abstrak. Hal tersebut menghilangkan ilusi kedalaman dari lukisan itu sendiri. Kary Kubisme juga sengaja menghindari penggunaan berbagai macam teknik lukis tradisional.
Misalnya saja teknik perspektif, chiaroscuro (penggunaan warna gelap dan terang untuk menyajikan kesan 3 dimensi), dan foreshortening (memendekkan subjek untuk menggambarkan objek yang dekat dengan sang pengamat)
3. Menggunakan beberapa perspektif
Subjek yang sama juga dapat terlihat dari berbagai sudut secara bersamaan. Contohnya, sebuah cangkir yang dipecah menjadi dua bagian. Di mana bagian kiri akan menampilkan cangkir yang dilihat dari bagian samping, sedangkan bagian kanan akan melukiskan cangkir dari bagian atas.
4. Terdiri dari banyak fragmen
Aliran kubisme sendiri sering disebut sebagai kumpulan kaca pecah oleh orang-orang yang tidak menyukainya. Ketika melihat lukisan yang berasal dari aliran ini, para pengamat perlu mengumpulkan kepingan-kepingan dari gambarnya.
Lalu, lukisan dilihat secara keseluruhan untuk memahami maknanya. Kadang-kadang, pelukis memecah objek jadi beberapa bagian agar dapat digambar dengan berbagai sudut perspektif.
Latar belakang dan juga subjek lukisan Kubisme sering kali menembus satu dengan yang lainnya. Selain cara pelukisan yang menggunakan banyak perspektif, fragmentasi visual tersebut membuat karya bercorak kubisme kerap kali sulit dipahami.